ExMalFagiO
∆
"Sudah lama sekali bukan? Tatapanmu semakin mematikan. Aku suka tatapan itu dari dulu. Jam berapa kau sampai?"
"Pukul 12 malam"
"Tapi kenapa datang jam satu. Di mana kopermu?"
Jimin mengeluarkan sebatang rokok dan membakar nya "di hotel. Kenapa memanggilku kesini pak jims Fernando"
"Itu terdengar akrab. Tapi aku ayahmu" Pria paruh baya itu mengambil posisi di sebelah putranya "kau tau Arturo?"
"Tua Bangka itu? Pemilik kartel Gonzalo gacha. Apa dia yang kau terima permintaan Kerja samanya?"
"Benar. Dia memiliki seorang putri cantik"
"Batalkan. Aku tidak mau berurusan dengan dia" Jimin bersedekap malas.
"Kau harus tanda tangan besok. Dan menikahlah dengan putrinya"
"Apa yang dia janjikan?" Jimin melepaskan rangkulan ayahnya dari pundak.
"Satu Minggu lalu aku bertemu dengan Arturo dan berbincang sedikit. Dia bilang putrinya sangat menyukaimu. Dia melihatmu saat di acara pembukaan cabang di Amerika. Dia bilang akan menyerahkan pelabuhan di ujung laut Rusia miliknya dan akan menyatukan kartel"
"Aku tidak mau" lagi pula untuk apa, Jimin rasa sudah memiliki semuanya. Pelabuhan dan menyatukan kartel agaknya tidak begitu menguntungkan baginya.
"Kau harus mau. Ayah memaksa. Coba bayangkan jika kartel nya dan kartel mu bersatu. Kau akan semakin besar. Tidak akan ada yang berani macam-macam padamu"
"Bagus. Hanya saja aku tidak ingin menikah dengan putrinya"
"Kau sudah pernah melihatnya? Dia sangat cantik. Kau tidak akan menyesal menikahinya. Setidaknya bertemulah dulu dengannya"
"Tidak perlu bertemu. Aku tidak mau. Apa hanya karna ini kau memanggilku kesini?"
"Tidak. Aku juga ingin memberitahu kalau gerald menawarkan transaksi menggiurkan"
"Berapa" Jimin menghembuskan asap rokoknya santai sambil bersandar kekursi.
"1 triliun. Antarkan 400 kg kokain"
"Dia mendapatkan keuntungan ternyata. Apa dia juga mengkonsumsi?"
Jims tersenyum tipis dan mengangguk.
"Dia gila" Jimin berdiri "baiklah. Katakan padanya aku akan segera mengirimnya sesuai yang dia inginkan"
"Okey" Jims ikut berdiri "Dan jangan lupa obrolan pertama"
"Aku tetap tidak mau"
"Fikirkan lagi"
Jimin tidak menggubris lagi lantas berjalan keluar dari rumah ayahnya.
"Apa yang dia katakan?" Regar yang menunggu di depan pintu menyusul di belakang begitu Jimin keluar.
"Dimana kau mengantar Caitlin?"
"Hotel"
Jimin menyangga kedua tangannya di pinggang lalu berbalik "kau tau hotel disini tidak hanya satu"
"Le Méridien Beach Plaza" Ujar Regar lantas melanjutkan "kapan kita ke sana?"
"Mungkin besok. Setelah aku bertemu dengan putri Arturo" Jimin masuk kedalam mobil.
Regar mengusul kemudian "Putri Arturo?"
"Permintaan kerja sama itu dari dia. Arturo menjanjikan ayahku Pelabuhan dan menyatukan Kartel. Dia juga memintaku menikahi putrinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Incident
RomanceMereka harus kau paksakan seperti apa?. sebagaimanapun caranya menjelaskan perihal seberapa besar dia mencinta, mereka tetap tidak akan bisa bersama. Jimin Malvagio Caitlin rhiana