28

80 12 4
                                    

ExMalFaGio

Setelah pertengkaran pertama ini Rhiana berharap semuanya selesai dengan Jimin dan mengambil keputusan yang benar kembali pada Dario. Tapi rupanya kemarahan Jimin mampu membuatnya kebingungan. Rhiana sudah mencoba untuk tidak peduli, tetapi entah kenapa di hatinya tercipta perasaan bersalah dan juga luka setelah melihat tatapan Jimin penuh kekecewaan.

"Rhiana? Kau tidak apa-apa?"

Rhiana tersadar dari lamunannya kemudian mengangguk pada Dario di hadapannya. Kini mereka berada di cafe dekat taman kota tempat mereka janjian.

"Aku bersyukur kau mau percaya" Dario memberi senyum sambil mengelus punggung tangan Rhiana.

"Tapi kenapa kau baru mengatakannya? Kau bisa mengatakan itu dari awal"

"Aku takut kau tidak percaya"

"Dari mana kau kenal Jimin?"

"Aku pernah bekerja sama dengannya. Tapi tidak di lanjutkan karna dia berkhianat"

Tetapi Sejujurnya Rhiana sulit percaya. Saat datang kekantor polisi untuk menemui Dario pekan lalu, Dario mengatakan pada Rhiana kalau Jimin telah memfitnahnya perihal pembunuhan Jesika dan merekayasa pesan pesan memalukan hari itu agar bisa mendapatkan Rhiana. Walau terlihat benar namun keraguan membebani hati Rhiana sejak kemarin.

"Rhiana. Aku sudah lama menahan ini dan tidak ingin menunda lagi" Dario berdiri lalu berlutut sambil menyodorkan kotak cincin "menikahlah dengan ku Rhiana. Kau tau aku sangat mencintaimu dan kau pun begitu"

Air mata Rhiana jatuh dan mengangguk sebagai jawaban. Selagi Dario memasangkan cincin di jari manis nya, Rhiana tidak bisa berfikir dengan benar sebab tangisan itu seperti terbagi. Ada rasa lain begitu Dario mencium keningnya dan memeluknya. Seperti ada lubang kesedihan yang sangat besar didalam hatinya menerima lamaran itu. Tidak tau perasaan macam apa yang telah mengganggunya.

Tiba tiba Regar muncul disana langsung menarik Rhiana namun di tepis.

"Ayo pergi"

"Aku tidak mau"

Dario berdiri di hadapan Rhiana melindungi "dia tidak mau"

Regar melipat kedua tangan di dada dan menatap Dario dari atas sampai bawah "kau beruntung mendapatkan wanita bodoh sepertinya jadi kau mudah menipunya. Lamaran semacam ini tidak buruk tapi apa tujuan mu menikahinya tanpa cinta?"

"Jangan asal bicara brengsek" Dario menarik kerah baju Regar.

"Orang orang sepertimu sangat mudah di tebak. Apa yang kau katakan padanya?"

"Pergi dari sini" Dario mendorong Regar hingga punggung pria itu menabrak dinding Cafe.

Regar tertawa kecil sambil memperbaiki kerah bajunya. Tanpa buang waktu lagi dia langsung memukul Dario dalam satu kali tinju kemudian menggendong Rhiana di pundaknya dan dibawa kedalam mobil. Tidak membiarkan Rhiana kabur, Regar buru buru menancap gas sebelum wanita itu berhasil membuka pintu mobil.

"Kenapa kau melakukan ini padaku? Kau tidak tau apa apa kenapa selalu ikut campur"

Regar menutup satu telinganya "siapa yang tidak tau apa apa disini. Kamu atau aku?"

"Kamu"

"Iya benar. Kamu"

"Aku bilang kamu"

"Benarkan. Kamu"

"Kau sangat menyebalkan. Sama seperti bos mu. Jangan bawa aku ke rumahnya. Aku tidak mau kesana"

"Lalu kau mau kemana? Itu adalah satu satu nya tempat yang harus kau datangi sekarang" Regar melirik Rhiana lewat cermin mobil "apa yang dia katakan pada mu Rhiana?"

IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang