27

145 14 6
                                    

ExMalFaGio

"Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa tiba tiba kembali Timoti?"

"Karna tidak nampak bulan di malam hari. Itu waktu mu pulang"

"Kenapa?"

"Apa maksudmu kenapa? Tempat mu bukan disini"

Jelas pertanyaan kenapa yang keluar dari mulut Jimin bukan tentang kembali nya dia. Tapi perihal untuk apa dia datang kesini, pulang lalu kembali lagi. Sesungguhnya, Jimin kebingungan hingga pagi ini menemui Timoti sang penjelajah waktu yang merupakan seorang polisi untuk mempertanyakan hal hal yang janggal terutama takdir yang ingin dia rubah.

"Apa yang kau fikirkan?"

"Apa aku bisa membatalkan pembunuhan istriku?"

"Itu artinya kau harus tinggal disini sampai tahun 2024? Itu mustahil"

"Tidak bisa? Lalu untuk apa aku disini?"

"Hmmmm" Timoti bergumam sembari berfikir. Jemarinya mengetuk ngetuk meja kerjanya lalu menatap Jimin lagi "Aku mungkin bisa memberi satu saran untukmu" Dia sengaja menggantung kalimatnya dalam beberapa menit lalu melanjutkan lagi "Bunuh pembunuh itu. Kau tau pelakunya?"

Jimin tersenyum miring dan bersandar kekursi "jadi ini alasan kenapa aku kembali kemarin. Aku tau pelakunya"

"Itu tujuan mu datang kesini. Setelah kau berhasil melakukannya kau akan kembali ke masa depan dan hidup bersama istrimu"

Jimin langsung berdiri lalu keluar dari ruangan itu sambil menghubungi Regar "siapkan penerbangan kita ke Monako. Aku ada urusan yang lupa aku selesaikan"

"Urusan apa?"

"Aku ingin menemui Yoshi"

"Yoshi tidak berada di Monako"

"Cari tau dia dimana" Jimin memutus sambungan setelahnya dan terkejut saat berpapasan dengan Rhiana di pintu masuk kantor polisi "Caitlin?"

Rhiana sama terkejutnya dan tiba tiba gugup kaku secara bersamaan.

"Apa yang kau lakukan disini Caitlin?"

"Aku?" Rhiana menggigit bibirnya ragu "Aku mengikuti mu. Kau? Apa yang kau lakukan disini?"

"Kenapa mengikuti ku sayang?"

"Aku khawatir kau bertemu dengan Grace"

Jimin tertawa kecil lalu merangkul Rhiana menuju mobil disaat diam diam wanita itu menoleh kedalam kantor polisi bertatapan dengan seseorang dengan kegugupan yang belum juga reda.

"Aku tidak akan menemuinya. Kau mau kemana hari ini?"

"Kau belum menjawab Jimin. Apa yang kau lakukan di kantor polisi?"

"Hanya bertemu teman. Salah satu polisi disana adalah temanku"

"Apa boleh bertemu saat dia bekerja?"

"Tidak ada yang bisa melarang ku"

Rhiana memutar bola matanya. Jelas, kekuasaan milik pria ini.

IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang