10

150 29 8
                                    

ExmAlFagiO

"Jadi kapan kau akan menemuiku. Kau hanya sibuk dengan wanita jalang itu saja"

"Aku sedang tidak bersama Rhiana. Aku sibuk Sayang"

"Maksud aku kau lebih sering menemuinya di banding menemuiku. kau bilang kau lebih mencintaiku dari pada dia. Apa itu hanya omongan manis semata?"

"Jesika. Aku serius dengan itu. Tapi aku benar-benar sangat sibuk sekarang"

"Seberapa sibuk kau Sampai tidak bisa menemuiku.Aku merindukanmu Dario"

"Apa-apaan ini" Dario berteriak sambil mendatangi Layar itu dan berusaha menutupinya. Namun video itu masih terus berputar.

"Baiklah. Nanti malam. Aku akan menemuimu di jembatan dekat kampusmu. Tunggu aku disana"

Dario semakin panik. Sehingga tanpa aba-aba langsung meninju layar itu iampai rusak dan videonya mati. Kalang kabut dia mencari Rhiana untuk menjelaskan semuanya. Tapi belum bicara apa-apa, wajahnya tertoreh kesamping begitu Rhiana menamparnya.

"Lalu sesudah itu apa? Kau menemuinya di jembatan? Apa yang kau lakukan dengannya disana" air mata Rhiana sudah bercucuran. Rasa marah, kecewa, jijik, malu secara bersamaan bercampur aduk di dalam kepalanya sampai buat mual.

Dario hendak meraih Tangan Rhiana namun lagi-lagi dia di hindari "Sayang. Bukan begitu. Pesan itu palsu"

"Apa kau yang membunuh Jesika? Kenapa kau menghilang setelah kejadian itu Dario? Kau juga menyuruh ku datang kerumahmu hari itu padahal disana banyak sekali polisi. Apa kau sengaja membuatku tertangkap agar kau aman?"

"Rhiana. Kau sudah salah paham. Siapa yang telah memberitahumu semua pernyataan bodoh semacam itu"

"Kau mengataiku bodoh?" Rhiana mengusap kasar air matanya "aku menyimpulkan semua itu setelah melihat pesan menjijikkan mu"

"Aku...."

"Berapa lama kau berselingkuh dengannya?"

"Setelah dua bulan bersamamu"

Rhiana tertawa dalam tangisan "aku tidak menyangka. Kau membuatku terkejut"

"Ayo pulang Rhiana"

Rhiana menoleh dan menemukan Regar mendataginya lalu memasangkan jaket di bahunya.

"Jimin menyuruhku menjemput mu" Ucap Regar lagi.

Rhiana kembali menatap Dario. Kemudian melayangkan tamparan sekali lagi sebelum mengikuti Regar yang menuntunnya menuju mobil.

"Apa ini kelakuan bosmu?" Rhiana baru bicara lagi saat mobil mulai jalan.

Regar melirik Rhiana di belakang sesekali lewat kaca "iya"

"Dan kau pasti membantunya"

"Tentu saja. Diakan bosku. Lagi pula kenapa? Kau harusnya bersyukur dia sudah membongkar jati diri yang sebenarnya kekasihmu itu"

IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang