34. niat buruk

172 7 0
                                    

Typo komen!

Jangan lupa buat vote!

Tiktok : @littlerii26_

Happy reading....

Terhalang beberapa meja dari meja yang tengah vino duduki, seorang perempuan mengawasi mereka dengan cukup intens. Tatapannya sama sekali tidak berpaling. "Bagus sekali, vino. Kamu benar-benar bisa di andalkan." Perempuan itu berkata seolah dia memang mendukung vino untuk menjauhi Dea.

"Kamu benar-benar menuruti perkataan kakak mu, dan memutus hubungan dengan perempuan itu." Livy, orang yang sedang mengawasi vino dan Dea itu sedikit heran dengan hal yang mengganjal di pikirannya setelah melihat Dea.

"Aku seperti tidak asing dengan perempuan itu. Wajahnya sangat mirip dengan orang yang mungkin pernah aku temui, tapi siapa?" Bingungnya.

Saat sedang melamun memikirkan orang yang mirip dengan Dea, vino menghampiri livy dan memukul meja dengan kuat "puas kamu, kak!" Bentaknya sampai sampai livy sedikit terkejut. "Gara gara kakak, hubungan aku dan Dea hancur!"

"Kakak akan Carikan perempuan yang lebih baik dan cantik dari dia, vino. Nama baik keluarga dan saham perusahaan jauh lebih berharga daripada perempuan itu." Ucap livy.

Vino cukup kesal dengan jawaban livy. Livy sama sekali tidak memikirkan perasaan adiknya yang benar-benar hancur. Dia harus di paksa berpisah dengan cinta pertamanya.

.....🌟.....

S

etelah menemui vino, Dea langsung pulang ke rumah kakaknya. Dia langsung masuk ke kamar dan memecahkan tangisannya. kali ini, Dea benar-benar bingung harus berbuat apa. Apa dia harus berjuang sendiri demi membesarkan kandungan dan anaknya nanti?

2 jam lamanya Dea berada di kamar. Setelah sedikit tenang, dia segera keluar dari kamarnya karena Clarisa sempat memanggilnya. Dea buru buru mencuci mukanya dan sedikit memakai bedak di area matanya yang terlihat sembab.

Dea tidak mau clarisa curiga jika Dea habis menangis. Jika tau, clarisa akan khawatir dan terus memojokkan Dea untuk cerita.

"Ada apa, kak?" Tanya Dea setelah menemui Clarisa di ruang tamu.

Dea tampak tersenyum. Tapi, senyuman itu terlihat paksaan. "Dea. Nanti, kalo Michael udah bangun dan cariin kakak, kamu bilang ya kalo kakak ke supermarket."

"Mau aku temenin nggak, kak?"

"Nggak usah. Belanjaan yang kakak beli juga sedikit kok."

"Yaudah. Sini, Justin nya biar aku aja yang bawa." Ucap Dea sambil menatap Justin yang tengah menatap mamahnya.

"Gapapa biar ikut aja sama kakak. Kamu kan baru sembuh, kakak nggak mau merepotkan kamu."

"Justru aku yang nggak enak kalo kaya gini."

"Gapapa, Dea." Clarisa memang tipe kakak yang sangat menyayangi adiknya. Dia ingin yang terbaik untuknya. Sampai sampai, clarisa rela menjual dirinya untuk untuk memberikan kehidupan dan pendidikan yang layak untuk adiknya.

"Jangan lama-lama ya, kak. Aku khawatir, ini juga udah mau sore."

"Iya, Dey." Saat clarisa ingin pergi, dia salah fokus pada mata Dea yang terlihat sembab dan sedikit merah "kenapa mata kamu sembab banget?"

Dea cukup terkejut dan panik saat kakaknya bicara begitu. Dia segera menunduk dan refleks menutupi matanya dengan kedua tangan. "Oh ini. Ini itu..."

"Coba sini kakak lihat." Menjauhkan tangan Dea dari matanya "kak..."

Michael's ladies of the night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang