Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
haiii aku lagi seneng update hehe.
...
Ricky meremat jemarinya yang berada diatas paha, matanya memanas dan hampir menangis kalau saja dia tak ingat sekarang sedang berada di tempat umum. nafasnya bertambah cepat dan terasa berat.
pandangannya mengedar kemana saja asal tak lagi melihat pemandangan yang membuat hatinya terasa sakit.
bibir bawahnya dia gigit dengan kencang. pikirannya terus melarangnya untuk tak menangis sekarang.
sampai sebuah jaket tersampir menutupi dirinya, membuat pertahannya runtuh seketika.
terisak dengan kencang, mengabaikan seseorang yang sekarang berdiri didepannya.
Ricky masih sesegukan walau tak sehisteris tadi, dia memincit hidungnya agar tak lagi mengeluarkan suara. sodoran botol berisi air minum dia terima dari orang yang duduk disebelahnya, Ricky hanya menatap botolnya saja kemudian dia terima. ucapan terimakasih dia berikan dengan bisikan.
"udahan nangisnya? emang udah lega?"
mendengar itu membuat Ricky ingin menangis lagi namun dia tahan sebisa mungkin. kepalanya dia anggukan dengan pelan.
"padahal kalo lo mau nangis lagi nggak apa-apa, gue bakal nemenin lo disini sampe perasaan lo lega"
"kak"
"ya?"
"tau darimana aku ada disini?"
Brian terkekeh geli sebelum akhirnya mendengus "dukun"
"aku serius"
"gue ngga sengaja aja lagi jalan-jalan disini sama adek gue, terus ngeliat ada orang yang ngga asing lagi duduk sendirian, jadi gue samperin aja, mana mukanya keliatan jelek banget" ucapnya.
kali ini Ricky menoleh menatap Brian yang menatap kearahnya, bibirnya mengulas senyum tipis "makasih ya kak, makasih banget"
"santai aja Ricky, gue cuma kasian aja ngeliat lo disini"
"jangan dikasianin aku nya kak, aku nggak apa-apa cuma emang kebetulan lagi sedih aja" ucap Ricky.
Brian mengangguk "jangan dipendam Ricky, lo bisa cerita ke orang yang lo percaya, seenggaknya biar perasaan lo lega, atau lo bisa luapin itu sambil nangis sepuasnya, kaya tadi contohnya"
