denial

866 102 10
                                    







"re"

"apaan?"

"lu kadang pernah kepikiran mikirin yang enggak enggak tentang temen lu nggak sih?"

"maksudnya gimana dah?"

"ya gitu"

"mikir yang jorok ya?"

"apa aja"

"tapi konteks lu ke situ kan?"

gyuvin menyengir lalu mengangguk kearah taerae.

"pernah sih"

"mikirnya yang gimana re?"

"misal kaya ciuman gitu? itu termasuk jorok ga si?"

"ya semacam itu dah"

"iya gua pernah, ke gunwook"

"itumah pacar lu anying re"

"ya sama aja nggak sih?"

"beda, gua kan bilang temen"

"tapi sebelum pacaran gua juga pernah mikir yang engga engga sih tentang dia"

gyuvin mengangguk.

"lu kenapa dah tiba tiba nanya begitu ke gua? abis mikirin siapa si?"

"hai!"

ricky datang dengan wajah ceria seperti biasanya, tangan kanannya merangkul gyuvin dengan erat hingga membuat jarak kedunya jadi menipis.

"jangan ciuman di depanku ya tolong" beo taerae.

"ngawur" celetuk ricky kemudian melepaskan diri, dia berlih duduk disebelah taerae sambil berceloteh riang mengbaikan gyuvin yang kini diam sambil menatap kearahnya juga taerae.

"vin" panggil taerae ketika ricky pergi untuk membeli minum.

"apaan?"

"lu tadi nanya ke gua soal itu karena ricky ya?"

"hah? soal yang mana dah? lupa nih"

"pemikiran aneh lo"

"oh? engga sih gue cuma penasaran aja sebenernya, gabut doang"

"halah boong"

"beneran dah, suwer" gyuvin membuat tanda peace didepan wajahnya sambil tersenyum lebar berusaha meyakinkan taerae yang masih menatap dengan raut menyebalkannya. "ett beneran reeee, ga percaya banget gua sumpahin malemnya didatengin mantan"

"jangan gitu!"

gyuvin hanya menggedik malas kemudian beranjak.

"mau kemana?"

"cabut, bang abin udah wa gua suruh kesana katanya"

"lah sekarang banget? emang dia udah kelar pidatonya?"

"au, gagal kali"

Kalopsia | GyuickyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang