Paris adalah salah satu kota favorit Lisa sejak dulu. Selain karena menyukai suasana romantis dikota ini,disinilah Lisa mulai belajar banyak hal tentang Mode.Hedi Slimane perancang busana ternama yang kini sepenuhnya bekerja untuk CELINE,menjadi inspirasi sekaligus teman baiknya sejak keduanya terlibat dalam satu projek yang sama beberapa tahun silam.
Dari Hedi,Lisa mulai berkenalan dengan Peter yang merupakan CELINE's director of couture and events. Berbeda dengan Hedi yang selalu serius,Peter merupakan pria yang pandai bergaul. Iya memiliki banyak kecocokan dengan Lisa dalam banyak hal sehingga tidak butuh waktu lama bagi keduanya untuk menjadi lebih dekat.
Dan uniknya saking dekatnya mereka,tidak jarang banyak penggemar yang beranggapan jika mereka bukan hanya sekedar partner kerja,sikap Peter yang selalu memperlakukan Lisa dengan lembut layaknya pasangan kekasih,menjadi alasan kuat banyak orang beranggapan jika keduanya memiliki hubungan romantis.Namun faktanya diantara mereka sama sekali tidak ada perasaan saling suka,Peter telah menikah dan memiliki seorang putri jadi sangat tidak mungkin bagi Lisa untuk memiliki perasaan pada pria dewasa itu. Mereka hanya berteman.
Hari ini,merupakan hari kedua Lisa berada diParis. Setelah menyelesaikan projek solo,akhirnya iya memiliki waktu untuk berlibur. Tidak sendiri,iya memboyong Ibu dan juga managernya.
Jam menunjukkan pukul sepuluh,sesuai janji untuk bertemu.Lisa telah siap untuk pergi kesalah satu galery bersama Peter. Pria itu memaksanya untuk menemani membeli lukisan disana,dan seperti biasa Lisa sama sekali tidak bisa menolak.
Setelah pamit pada Ibunya,Lisa memutuskan turun keloby hotel karena menurut pesan yang diterimanya,pria itu telah menunggu disana.
Dan benar saja,dengan pakaian serba hitam Peter telah menunggunya. Lisa segera menghampiri pria itu dengan sedikit berlari.
"Sorry,aku kelamaan pakai make up." Lisa memeluk pria tinggi itu cukup erat.
"Aku tahu itu hanya alasan." Peter melepas pelukan mereka,kemudian beralih pada pintu mobil miliknya. Lisa terkekeh pelan,kemudian masuk kedalamnya sambil bergumam terimakasih. Peter menutup pintu mobilnya kemudian berlari memutari mobil menuju kursi kemudi.
Peter segera memacu SUV miliknya menuju jalan utama kota. Tidak banyak pembicaraan diantara keduanya,Lisa sibuk dengan ponsel ditangannya sementara Peter sibuk mengemudi. Kurang dari tiga puluh menit,akhirnya mereka sampai ditujuan. Peter segera keluar dari dalam mobil,kemudian berjalan menuju sisi lain mobilnya. Dengan cekatan iya membukakan pintu untuk Lisa.
Fondation Cartier Pour I'art Contemporain,sebuah meusium seni kontenporer yang terletak di 261 boulevard Raspail di arondisemen ke-14 ibu kota Prancis, Paris merupakan tujuan utama mereka. Lisa menggandeng lengan Peter saat pria itu membuat gesture untuk melakukannya sebelum masuk kedalam gedung.
Berada dijantung kota paris,museum yang lebih sering disebut sebagai Cartier Fondantion ini menyuguhkan berbagai jenis lukisan dan juga karya seni menerarik yang diciptakan oleh seniman ternama dunia.
Sejujurnya Lisa tidak begitu paham dengan karya seni sebelumnya,namun iya cukup menikmati waktu berkeliling bersama Peter disepanjang lorong pertama. Pria berdarah Perancis-German itu dengan telaten menerangkan satu demi satu lukisan dan karya seni yang mereka lewati. Menunjukkan siapa pelukisnya,tahun berapa mereka diciptakan dan sejarah serta cerita dibalik setiap lukisan maupun karya seni yang ada disana.
Tiga puluh menit berlalu cepat,Peter baru saja meninggalkan Lisa saat seorang pria berkulit putih datang menghampirinya dan mengajaknya menuju ruangan dibalik lorong kedua yang baru saja mereka lewati.
Menatap lukisan didepannya membuat Lisa tak bisa mengalihkan pandangannya,hingga tanpa sadar tangannya bergerak ingin menyentuh bagian gambar didinding tersebut.Wajah cantik dengan rambut hitam terurai yang sedang menangis dibawah payung merah,entah mengapa menyayat hati Lisa hanya dengan sekali lihat.