Politik Cinta

985 92 4
                                    

 "Apa yang sedang kau fikirkan?" Jenny berdiri tepat disamping Lisa,mata kucing gadis itu menyorot rekan segrupnya hangat seperti biasa.

"Tidak ada Unie.Hanya sedang mencari angin." balas gadis bersurai pendek itu

Jenny Kim menghela nafasnya sejenak,kemudian memutar tubuhnya membelakangi pemandangan kota yang penuh dengan cahaya lampu.

"Kau bukan orang yang pandai berbohong,bodoh." sudut matanya melirik lawan disampingnya  "Kau kepikiran si pangeran Arnault?" 

Lisa  mengalihkan pandangannya terkejut,sementara Jenny Kim mengulum senyum menang.

 "Tidak perlu terlalu dipikirkan,jalani saja. Lagian dia terlihat baik." ucapnya santai

"Tidakkah aneh dia menyukaiku,Unnie." Lisa berkata pelan

"Maksudmu?" Gadis itu membalik posisinya lagi. 

"Kami baru saling mengenal namun dia terlihat begitu yakin denganku." 

"Artinya dia serius,Lisa." 

"Tapi......"

"Kau tidak perlu memikirkan semua hal yang belum tentu terjadi,Lisa-ya. Yang perlu kau lakukan sekarang hanya menjalani saja dan berhati-hati. Lagi pula tidak banyak pria seperti Frederic yang begitu berani mendekatimu sejauh ini selama yang ku tahu. "Jenny Kim merangkul Lisa layaknya adik kecil

"Sudah saatnya kau membuka lembaran baru bersama orang baru. Cobalah dengannya." Lisa menatap Jenny Kim yang juga menatapnya.

Sudah saatnya buka lembaran baru,Lisa-ya.


***


Malam ini menjadi malam rutin diakhir bulan yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota keluarga Arnault. Frederic menjadi yang ketiga datang setelah Antony dan Jean. Kedua pria itu masing-masing membawa pasangan mereka dan juga anak-anak (khusus Antony),sedikit mengejutkan melihat Zita kekasih Jean duduk dimeja makan keluarga Arnault mengingat gadis itu belum resmi menyandang nama Arnault dibelakang namanya. Namun  hubungan Jean dan dirinya yang sudah direstui oleh Ayahanda dan seluruh keluarga tentu ini bukan hal besar.

Tidak banyak pembicaraan yang mereka lakukan selain membahas bisnis dan beberapa hal kecil. Berselang sepuluh menit sejak pertama Frederic duduk dikursinya,Alexandre hadir bersama isterinya dan tak berselang lama Ayahanda mereka menyusul bersama Helene dan Delphine. 

Frederic memeluk ayahnya bergantian dengan saudaranya yang lain,sebulan ini iya tak banyak menemui Ayah dan juga ibunya karena pekerjaan yang begitu banyak.

Acara makan malam dimulai setelah Helene memberi isyarat pada pelayan untuk mengeluarkan makanan pembuka. 

"Bagaimana pekerjaan kalian?" Bernard Arnault mulai membuka pembicaraan diruangan yang cukup hening itu

"Semuanya baik,Ayah. Perkembangan pasar di Asia timur melonjak seperti perkiraan kita." Antony menjawab dengan tenang

"Baguslah." ucap Bernard. "Tiffani&CO mengalami kemerosotan untuk penjualan di USA,Kau tidur Alexandre.!" Pria itu mengalihkan pandangannya kepada putra keduanya tajam,terlihat sekali ada guratan marah diwajahnya.

"Aku tidak memiliki alasan bagus,Ayah. Tapi hari ini penjualan kembali normal setelah peluncuran disign baru diwakili Roseanne." jawab Alexandre 

Bernard Arnault menghela nafas berat,siap untuk marah namun sigap Helene tahan. "Bagaimana denganmu,nak?"Helen bertanya pada Frederic membuat seluruh atensi tertuju pria itu.

"Perusahaan baik-baik saja. Saham dam penjualan berjalan setabil dan berpotensi naik,kami juga mulai berkontribusi kembali untuk acara F1 serta rutin melakukan kampanye produk di wilayah Asia dan Amerika." meski dijadikan pengalihan oleh ibunya,namun Frederic benar-benar telah siap.Kinerjanya selama sebulan ini meningkat pesat,meski sempat juga mengalami beberapa kendala.

Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang