Halo semua.
Apa kabar?
Semoga kabar kalian baik dan selalu menyenangkan.
Maaf,karena butuh waktu lama untuk menyambung cerita ini. Selain karena waktu yang sulit akhir-akhir ini,cerita yang mulai rumit juga buat aku jadi stuck di satu titik.
Terimakasih untuk semua temen-temen yang sudah meluangkan waktu untuk menunggu dan mampir ke sini.
Tadi aku kaget waktu liat jumlah pembaca hari ini yang sudah mencapai lima ribu lebih. Sekali lagi aku mau ngucapin terimaksih untuk semuanya.
Mari kita semangat untuk membuat cerita ini lebih baik.
Komen kalian juga sangat memotivasi,jadi jangan sungkan untuk meluapkan perasaan kalian saat baca cerita ini di kolom komentar,yaaa!
Terimakasih semua.
***
Frederic menatap tempat tidurnya yang kusut. Bayangan Lisa tidur dibalut selimut membawanya dalam perasaan rindu bercampur cemas. Sejak pertemuan terakhir mereka di Amsterdam sebulan lalu,gadis itu mengulangi kebiasaan lamanya tanpa sebab.
Iya menghilang bagai ditelan bumi. Membuat Frederic menelan khawatir seorang diri. Ratusan pesan telah iya kirim pada Lisa sejak puluhan hari lalu.Namun,satu pun balasan tidak iya terima.
Ingin sekali pergi untuk menemuiNya secara langsung. Tapi pekerjaan yang menumpuk ditambah sikap Ayahnya yang semakin mengekang membuat Frederic kesulitan untuk mencuri waktu.
Memeluk boneka kelinci yang dibawa gadis itu kala menginap. Iya berbisik betapa iya sangat merindu.
Sementara di daratan benua lain,Lisa tengah berada di sebuah ruangan bersama empat orang berdasi. Puluhan lembar kertas di sodorkan padanya,meminta untuk di tandatangani.
"Semua telah siap,nona. Jadi kapan anda berencana untuk pindah?" tanya salah satu dari empat pria tersebut.
"Sekitar bulan depan. Beberapa bagian ingin kuganti agar tidak terlihat gelap."jawab gadis itu diiringi senyum tipis.
"Nona Jenny Kim juga membeli Vila tepat disamping rumah anda. Apakah kalian sengaja untuk berdekatan?"
Lisa mengernyit. Dia belum sekali pun mendengar jika Jenny membeli properti disamping miliknya. Bahkan Iya sendiri belum mengatakan pada siapa-siapa terkait rumah barunya. Hanya Alice sejauh ini orang yang tahu,karena Iya menemaninya saat melakukan transaksi harga beberapa waktu lalu.
"Jenny Unnie membeli Villa?" tanyaNya mengulangi kalimat pria dihadapannya.
"Owh,sepertinya anda belum mengetahui berita ini." balas pria itu " Nona Jenny,membeli seminggu sejak anda membeli rumah ini." terusnya
Lisa terdiam untuk beberapa saat,proses pembelian rumah ini masih kurang dari sebulan. Mungkinkah,jika Jenny diam-diam mencari tahu semua yang iya lakukan selama ini.Karena hubungan mereka memang belum baik-baik saja sejak kejadian di Amsterdam.
"Baiklah,nona. Saya izin untuk melanjutkan pekerjaan saya. Terimakasih atas kerjasamanya. Semoga rumah ini menjadi tempat ternyaman anda saat lelah bekerja." Lisa berdiri mengikuti keempat orang di hadapannya.
"Terimakasih untuk semuanya Mr.Jang. Aku akan menikmati waktu terbaikku disini bersama kucing dan anjingku." Lisa menjabat tangan pria bername tag Mr.Jang tersebut beserta tiga yang lain,Iya kemudian mengantar keempatnya hingga halaman depan.