"Kau datang,nak?" Helene segera menghampiri putra ketiganya.
Frederic tersenyum tenang,menyambut ibunya dalam pelukan hangat.
"Acaranya berlangsung luar biasa. Maaf kami terlambat,Bu." ucap pria bermata biru laut itu
Helene menepuk bahu putranya pelan,"Tidak apa-apa,daging panggangnya masih belum siap." balas wanita itu diikuti senyum menawan sama persis dengan milik Frederic.
Lisa yang sejak tadi berada diantara pasangan Ibu dan anak tersebut,hanya memperhatikan dengan jantung bertalu. Jemarinya saling bertaut menandakan jika iya benar-benar gugup saat ini.
Tentu saja gugup. Bayangkan,kau dibawa keacara keluarga pacarmu disaat yang sama sekali tidak pernah kau fikirkan sebelumnya.
Meski sebelumnya iya hampir sudah bertemu dengan semua anggota keluaraFrederic dibeberapa acara,namun untuk bertemu dalam hal lain yang lebih private tentu saja iya belum pernah.
"Selamat datang,nak. Astaga kau cantik sekali malam ini?" Lisa sedikit terkejut saat tiba-tiba Helene mendekapnya hangat,senyum wanita itu sama sekali belum luntur sejak tadi.
"Maaf Frederic membawamu secara mendadak!" ucap wanita itu sekali lagi dengan lembut. Lisa sedikit menarik ujung bibirnya,membuat lengkungan manis kemudian dengan ragu balas memeluk wanita yang begitu iya hormati tersebut.
"Tidak masalah,Mrs.Arnau.....?"
"Jangan memanggilku dengan sebutan aneh begitu,nak. Panggil aku IBU seperti Frederic memanggilku." potong Helen cepat sebelum Lisa menyelesaikan ucapannya,wanita paruh baya itu melepas pelukannya. "Kau sekarang adalah bagian dari keluarga ini. Jadi panggil aku senyaman mungkin."
Lisa menjilat bibir bawahnya sebelum menjawab kembali menjawab ucapan Ibu Frederic. Melengkungkan sudut bibirnya kemudian,meski sebenarnya rasanya canggung sekali. Haruskah iya memanggil wanita terhormat itu dengan sebutan seakrab ini. Mereka bahkan baru pertama kali bertemu secara pribadi.
"Ibu,Lisa masih belum terbiasa. Tolong jangan paksa dia!" ucap Frederic menyadari jika Lisa tidak begitu nyaman disana.
Helene menghela nafas sebentar, "Baiklah."
Melihat ekspresi kecewa Helene,membuat Lisa jadi tidak enak hati. "Tidak apa,Fred." Ucap Lisa pada Frederic pelan
"Terimakasih,Bu. Sudah menerimaku disini." terus gadis itu lembut,membuat Helene tak sanggup menyembunyikan rasa gembiranya.
Meski belum terbiasa sama sekali dengan sebutan seakrab ini,namun melihat ekspresi Ibu Frederic yang langsung kembali memeluknya,membuat Lisa merasa lega.
Wanita paruh baya itu kemudian menarik Lisa menjauh dari sang putra.
"Terimakasih,sayang. Ibu senang sekali mendengarnya." katanya diikuti senyum sumringah yang membuat Lisa tidak sanggup menyembunyikan mukanya yang tiba-tiba memerah tanpa sebab.
"Kenalkan sayang,ini Jean. Dia adik Frederic." Helene menunjuk putra bungsunya yang kini berdiri menyambut Lisa bersama seorang wanita cantik disebelahnya.
"Senang bertemu denganmu,kakak ipar." ucap pria itu sukses membuat Lisa makin blussing. Kakak Ipar?
"Gadis cantik di sebelah Jean adalah Zita. Dia calon adik iparmu." terus Helene mengenalkan calon menantunya yang lain.
"Senang bertemu denganmu,kakak ipar." wanita muda itu mendekap tubuh Lisa sebentar,yang segera Lisa balas dengan hangat.
Lisa tersenyum malu-malu,mendengar sekali lagi ada orang lain memanggilnya dengan sebutan kakak ipar.
![](https://img.wattpad.com/cover/348153837-288-k833315.jpg)