Bersama

1K 97 7
                                    

"Selamat pagi." Masih setengah sadar Lisa mencoba membuka matanya menatap pria yang baru saja menjatuhkan kecupan didahinya lembut.

"Bagaimana tidurmu?"Tanya pria itu,kali ini jemarinya menyentuh wajahnya membawa helaian rambutnya kebelakang telinga.

Tak ingin buru-buru bangun,gadis itu hanya melenguh dan kembali kedalam pelukan pria disampingnya. Frederic terkekeh melihat sikap manja Lisa yang tiba-tiba padanya. Pria itu menarik gadis itu lebih dekat mengikis jarak diantara mereka. 

Pagi ini menjadi momen berharga bagi sepasang kekasih itu,Frederic tidak pernah menyangka jika semuanya akan berjalan seindah ini. Mengingat  kerasnya sikap Lisa padanya sebelumnya. Namun perjuangan memang tidak akan pernah menghianati hasil, sekarang mereka berada dibawah selimut yang sama  setelah semalam memadu kasih bersama.

"Ingin sarapan apa pagi ini?"Iya mengeratkan pelukannya.

"Sandwitch saja yang mudah." jawab Lisa dengan nada manja. Gadis itu mendongak menatap Frederic.

"Baiklah." Ucap pria itu. Iya bergerak meraih gagang telpon diatas nakas.

"Ingin telpon siapa?"Tanya Lisa 

"Chef. Aku akan memberi tahu mereka untuk membuat sandwitch." balas Frederic sambil menekan tombol angka.

Lisa segera bangkit dari posisinya, tangannya menarik selimut sedikit keatas menutupi bagian tubuh polosnya.

"Tidak usah,aku bisa menyiapkannya." Ucap gadis itu. Iya kemudian bergerak turun dari atas ranjang,meraih piyama satin miliknya dan mengenakannya. 

"Kau yakin?"Frederic mengulum senyum.

Mengikat rambut panjangya asal,Lisa berbalik menatap kekasihnya "Sure." 

Frederic segera mengikuti Lisa,bagaimana pun ini pe rtama kalinya gadis itu datang kerumahnya.Iya jelas belum tahu dimana letak dapur dan segala perkakas dapur yang ada dirumahnya.

"Astaga rumahmu besar sekali,Fred." Ucap Lisa sambil menuruni anak tangga menuju lantai dasar.

"Benarkah. Aku kira ini rumah yang sederhana." Balas pria itu polos

"KKKKKK,sepertinya kau tidak paham arti sederhana,yah." gadis itu tertawa 

Frederic tersenyum tipis,melirik rumahnya yang sebelumnya sama sekali tak pernah iya perhatikan. Rumah ini iya bangun dua tahun lalu saat iya patah hati karena putus cinta. Menyalurkan segala pengetahuannya tentang arsitektur untuk pertama kali Iya berhasil mendirikan bangunannya sendiri. Dengan tema natural modern berhalaman luas membuat rumah ini terlihat besar dan luas. 

"Pannya dimana,Fred....?" Suara gadis itu melengking dari arah dapur,membuat Frederic yang sejak tadi memperhatikan rumahnya sendiri seketika kembali pada kenyataan. Iya segera menuju dapur.Beberapa pelayan tergopoh terlihat berlari ingin membantu Lisa dari arah belakang namun Frederic menghentikannya.Iya ingin menikmati waktunya hanya bersama Lisa pagi ini.Bukankah romantis masak bersama didapur?

"Dilemari samping westafel tidak ada?"ucap pria itu

Lisa segera membuka pintu lemari disamping westafel,dan viola....ketemu.Gadis itu segera mengeluarkannya kemudian menaruhnya diatas kompor dan menyalakan api.

"Kau mau telur,Fred?"tanya gadis itu yang sudah pindah kedepan lemari es,iya mengeluarkan beberapa bahan yang iya butuhkan dari sana.

"Boleh." jawab Frederic sambil memperhatikan gadisnya yang begitu cekatan "Aku kira kau tidak bisa masak." 

Lisa melirik prianya kemudian tersenyum "Tidak bisa masak,bukan berati tidak bisa sama sekali. Hanya membuat sandwich aku masih sanggup,Fred. Tenang saja kau tidak akan kelaparan saat bersamaku." 

Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang