FIX IT

1.1K 93 21
                                    

 Tidak ada hari paling hangat sepanjang musim dingin yang pernah Lisa rasakan selain tiga hari ini.Pelukan hangat Frederic yang menyatu dengan tubuhnya,menjadi alasannya. 

Lisa memutar posisinya,mengendurkan sedikit pelukan Frederic. Menarik selimut yang turun keposisi semula,matanya memandang pria itu . Senyumnya merekah saat melihat Frederic yang masih terlelap dengan nyaman. 

Perlahan Lisa mengangkat tangannya,menyentuh wajah Frederic pelan. Menyusurinya dari mata,hidung kemudian bibir. 

"Tidak ada ciuman selamat pagi?" Suara Frederic mengalun lembut membuat Lisa dengan cepat  menyembunyikan kembali tangannya kedalam selimut dan pura-pura tidur. 

Frederic yang tahu Lisa sedang berpura-pura,tertawa pelan. Iya menarik tubuh gadis itu lebih rapat,kemudian menghujaninya dengan kecupan diwajah dan lehernya. 

Lisa yang tak tahan geli,tanpa sadar membuka matanya kemudian berguling menjauhi Frederic dan tertawa.Frederic segera mengejar Lisa dengan menggeser tubuhnya.Keduanya tertawa saat Lisa kembali dalam pelukanNya. Gadis itu mengalungkan tangannya dileher milik Fred,senyum dibibirnya tak luntur sedikitpun. Membuat kadar cantik bercampur manis yang iya miliki makin meningkat.

Frederic sebagai lelaki yang memiliki insting predator kuat tentu tidak tahan melihat kelinci manis yang kini hanya berjarak kurang dari tiga puluh senti meter darinya. Iya mendekatkan wajahnya perlahan,matanya membidik jelaga gelap mangsanya dalam dan dalam hitungan detik iya berhasil melahapnya.


Decapan basah yang iya berikan,perlahan dibalas manis gadis itu dengan mata tertutup. Aroma kayu manis dari pewangi ruangan yang dipasang gadis itu semalam,menambah gelora Frederic yang makin meninggi. Tangannya bergerak pelan setelah berhasil masuk kedalam piyama satin yang Lisa kenakan. 

Lisa melenguh pelan,saat iya berhasil menyentuh punggungnya dan bergerak melepas pengait bra coklat muda yang dikenakannya.Frederic menarik Lisa makin dekat,membuat jarak diantara mereka tak tersisa sama sekali.Iya melepas ciumannya,meninggalkan benang tipis yang menggantung diantara bibir mereka.

Mata gadis itu menatapnya sayu,bibir tebalnya sedikit bengkak akibat ulahnya. Iya sekali lagi mendekatkan wajahnya,mengulangi ciuman mesra yang mereka lakukan. Tangan Lisa memeluk lehernya,sementara miliknya sudah bergerak menyusuri setiap detail tubuh gadis itu.

Susana dalam ruangan serba putih dan coklat itu makin memanas,membuat Lisa melupakan sedikit masalah yang selama ini iya hadapi sendiri. Gadis itu pasrah saat Frederic merubah posisi mereka menjadi diatasnya,panas nafasnya menyatu dengan milik Lisa yang kini begitu menikmati segala hal yang dilakukan pria itu.

Frederic memang tidak memiliki badan yang kekar,namun hal itu sangat tidak sebanding dengan kekuatan yang dimilikinya. Meski tak rajin olahraga,namun nyatanya jika diadu dapat Iya pastikan,pria itu akan menang.

Hawa dingin diluar,dengan rintik tipis salju yang mulai turun berbanding terbalik dengan susana kamar Lisa yang kini berantakan bukan main. Rintihan bercampur desahan merdu mengalun memenuhi seisi ruangan. Membawa gelombang rindu yang baru tersalurkan setelah sekian minggu.

***

Frederic membawa dua gelas cup teh hangat keruang tengah.Pria itu meletakkannya diatas meja kecil berhadapan dengan Lisa yang kini tengah berbaring disana dengan balutan dres putih. 

"Mau biskuit? Aku lihat,ada dilemari." ucap Frederic 

Lisa menggeleng pelan,iya kemudian bergerak merubah posisinya menjadi duduk.Memberi space pada Frederic agar iya bisa berada didekatnya.

"Bagaimana kalau kita keluar nanti malam?" Ajaknya,saat Lisa dengan manja memeluknya 

"Kemana?" tanya gadis itu

Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang