Berbekal flash hanphone ditangannya,Lisa berjalan secepat mungkit ke dermaga. Nafasnya tersenggal karena lelah dan juga isakan yang tak kunjung berhenti,setelah iya bertemu dengan seekor ular saat melompati ranting kayu tadi.
Rasa terkejut bercampur takut,membuat gadis itu menjerit sekuatnya. Memanggil nama sang kekasih yang tak juga datang menghampirinya. Wajah cantiknya yang sebelumnya masih penuh dengan polesan sempurna serta taburan bubuk ajaib milik makeup Artistnya,luntur oleh keringat dan air mata.
Eyelinernya luntur membentuk garis hitam sepanjang pipi,bibirnya dan wajahnya sudah tak sesegar sebelumnya. Dress putih pemberian Zita yang iya kenakan kotor terkena air bercampur pasir.
Kenapa Frederic tega meninggalkannya?
Adalah satu-satunya pertanyaan yang ada dikepala gadis itu saat ini. Apa yang sebenarnya terjadi selama ini? Adakah part yang Lisa tinggalkan selama mulai kenal dengan Frederic?
Tidak tahu.
Lisa tidak ingin tahu saat ini. Yang Lisa mau hanya bertemu dengan pria brengsek itu dan segera memukulnya.
Tega sekali meninggalkannya sendirian dipantai kosong seperti ini,dipukul hampir dua belas malam.
Apa pria itu tidak waras?
Selain itu,Lisa juga berfikir keras dengan ucapan Ayah Frederic padanya serta sikapnya yang seolah-olah tidak menyukai Lisa.
DENG!
Mungkinkah?
Mungkinkah ini alasan Frederic membawanya lari,tadi. Apa hubungan mereka sebenarnya tidak disetujui oleh Ayah Frederic selama ini?
Jika memang benar,ini cukup masuk akal.
Frederic memberikan segalanya untuk Lisa. Bukan hanya berupa materi,namun juga waktu serta selalu memastikan kebahagiaan gadis itu.
Namun jika seperti ini.
Apa yang harus Lisa lakukan?
Sampai didermaga,Lisa menatap siluet hitam didekat mobil. Frederic berdiri disana dengan wajah berkeringat dan air mata mengalir.
Lisa berhenti sepuluh langkah dari pria itu,wajahnya pucat dengan mata berair menatap sang kekasih yang kini berlari kearahnya.
"KAU KEMANA SAJA!" Frederic berteriak keras,mengguncang bahu Lisa yang mulai melemas. Sorot ketakutan pria itu membuat Lisa sedikit menyesal karena berfikir untuk memukulnya tadi.
"Aku mencarimu kemana-mana. Kau berteriak membuatku ketakutan setengah mati!" Lisa memejamkan matanya kala tubuhnya direngkuh erat oleh Frederic,air matanya perlahan meleleh membasahi bahu pria itu.
"Aku pikir kau meninggalkanku!" ucap Frederic terisak. Pria itu memejamkan matanya,membiarkan buliran air matanya mengalir dengan bebas dipunggung kekasihnya.
Perlahan Lisa mengangkat kedua tangannya,menyentuh punggung Frederic kemudian balas memeluk pria itu sekuat yang iya mampu diikuti isakan pilu yang sejak tadi iya tahan.
Mendengar sekali lagi gadisnya menangis,membuat Frederic benar-benar kesakitan. Harusnya,malam ini menjadi malam paling sempurna dalam hidupnya. Harapannya untuk benar-benar berdamai dengan sang Ayah dan mendapatkan restu darinya tidak berjalan seperti bayangannya. Lisa-nya terluka,iya menangis. Dan itu karenanya.
"Maafkan aku,Sayang! harusnya kita tidak pergi kesana hari ini. Maaf jika perkataan Ayahku menyakitimu."
Lisa menggeleng pelan,gadis itu melepas pelukan Frederic padanya.
"Aku baik-baik saja,Fred!" Frederic tidak berani menatap Lisa,pria itu menunduk dengan air mata yang masih terusmengalir dari kedua matanya.
"Harusnya kau katakan sejak awal,jadi kau tidak perlu seperti ini.." gadis itu menggigit bibir bawahnya yang bergetar.