Masih dengan segala kesibukannya,Lisa menyempatkan untuk terus belajar berbagai hal. Mulai dari berbisnis,menulis catatan pribadi yang kelak mungkin akan iya terbitkan menjadi sebuah buku,dan sekarang Investasi.
Diantara member lain dalam grup,mungkin Lisa terlihat tidak begitu perhitungan dengan uang karena hobinya berbelanja,serta mengoleksi barang-barang mahal. Namun siapa yang tahu,dibalik keterbatasannya bergerak didalam perusahaan,gadis itu kini mulai menunjukkan taringnya. Bosan dikekang peraturan tidak jelas dan terus menerus terintimidasi,membuat Lisa tumbuh menjadi gadis yang lebih tangguh dan tidak bisa terbaca.
Langkahnya,bukan sekedar main-main. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini bersama sebuah media besar,Iya mengatakan jika Iya tidak lagi peduli dengan aturan perusahaan.Iya akan pulang kapanpun iya mau untuk melihat orang tuanya yang sudah tua.Hal ini tentu mengingatkan para penggemar kejadian saat iya tidak diperbolehkan bepergian keluar negeri bahkan hanya sekedar untuk menjenguk keluarganya di Thailand saat bencana Covid-19 melanda seluruh negeri.Tidak masalah jika peruhaan bersikap adil dengan memberlakukan aturan tersebut untuk semua member,namun ternyata aturan tersebut hanya berlagu bagi gadis tersebut. Dan bukankah wawancara ini sebenarnya menjadi tanda,jika gadis itu telah muak?
Lelah dibodohi dan dimanfaatkan,Lisa mulai mengmbil langkah berani. Membeli sebelas persen saham perusahaan raksasa dunia dimana selama ini Iya bekerja untuk perusahaan tersebut,membuat namanya mulai diperhitungkan. Selain itu,kejadian diacara makan malam hari itu bersama pangeran ketiga Arnault juga tanpa iya sadari makin memperluas jangkauannya. Frederic secara sadar meneriknya untuk benar-benar masuk kedalam lingkup kehidupannya.
Dan lihat betapa besar gadis itu hari ini.
Lisa tidak bodoh untuk sadar betapa berpengaruhnya dirinya saat ini,jadi iya ingin memaksimalkan usahanya untuk mencapai target hidup terbaiknya sekarang.Tidak puas hanya menanam saham di sebuah perusahaan,gadis itu memiliki mimpi lain. Iya ingin memiliki sebuah brand sendiri atas namanya. Masih terlalu jauh mungkin untuk membahasnya sekarang,namun gadis itu benar-benar telah mempersiapkan semuanya.
Cerdas,kaya,berasal dar keluarga baik-baik,cantik dan humble,membuat Lisa mudah disukai banyak orang.Dan mungkin hal itulah yang mendasari seorang Frederic Arnault rela terbang ke Lost Angeles hanya untuk menyaksikan sebuah konser dari salah satu grup yang dulu sama sekali tak iya ketahui.
Ditemani sekertaris pribadi serta salah satu temannya,pria bermata biru laut itu nekat terbang ke benua lain demi memberi dukungan bagi gadis pujaannya yang baru saja memulai tur dunianya.
"Persetan,kau benar-benar sialan Fred!" Gespar melempar satu botol bir kalengan pada Frederic yang baru saja selesai berganti pakaian.
Frederic Arnault,meletakan kaleng bir tersebut diatas nakas sisi ranjang. Iya sama sekali tidak menanggapi makian pria dihadapannya yang baru saja menerobos masuk kamarnya. Bisa dipahami betapa kesal pria itu,karena nyatanya memang Frederic yang salah sejak awal.
"Ayahku akan menjadikanku babi guling saat pulang nanti. Kau tahu siapa klien yang harus kutemui." Pria itu mencincingkan matanya menatap sengit sahabat baiknya yang tanpa rasa bersalah telah menculiknya hari ini.
"Dia teman baik Ayahku,tidak perlu ribut.Aku akan bertanggung jawab!" Frederic berucap enteng,Iya melempar tubuh rampingnya keatas dipan,mengabaikan kemarahan Gespar yang sudah tak bisa dibendung lagi.
"Kau kira semudah itu,aku terancam kehilangan kontrak senilai 50 juta dolar hari ini hanya karena acara bodohmu,sialan." Gespar menyugar rambut cepaknya kebelakang. "Andai saja tadi aku sadar akal busukmu lebih cepat,setidaknya namaku akan tetap aman dari daftar warisan keluarga."
Frederic terkekeh,mengingat betapa mudahnya menipu pria yang masih saja misuh-misuh itu. Iya kemudian meraih ponsel diatas nakas dan mulai menghubungi seseorang disana.