Perang Dingin

1K 72 13
                                    

Lisa duduk berhadapan dengan Jenny dan Jisoo. Matanya menerawang kosong membuat kedua gadis yang jauh lebih dewasa itu khawatir. Lisa jelas terkejut dengan kejadian beberapa saat lalu. Ini pertengkaran terbesar mereka yang pernah terjadi selama mereka saling kenal. Roseanne bukanlah gadis pemberontak yang menyebalkan,dia memiliki pribadi hangat dan juga ceria. Selain itu hatinya pun lembut bak malaikat,jadi kejadian malam ini merupakan mimpi buruk bagi mereka.

Fakta yang baru terungkap,perasaan yang selama ini Iya sembunyikan dan keadaan yang tidak adil baginya membuat Lisa jadi bingung dan tidak tahu harus bagaimana bersikap saat ini selain menangis. Ada sesak dihati dan juga sakit secara bersamaan.

Jisoo menggenggam tangan gadis itu,air matanya sudah sepenuhnya kering namun hatinya masih basah dengan luka.

"Jangan bicara apapun Unie. Aku tidak ingin mendengar apapun dari kalian sekarang." Ucap gadis itu lirih

Jenny dan Jisoo hanya diam tak menjawab,mereka memeluk tubuh Lisa erat meyakinkan gadis itu jika semuanya akan kembali seperti sebelumnya dan baik-baik saja.


***


Frederic menutup lembar berkas ditangannya saat Alexandre tiba-tiba datang ke ruangannya.

"Tidak biasanya?" tanya Frederic to the point

Pria itu  mengulum senyum tipis "Apa mengunjungi adik sendiri perlu izin sekarang?" 

Frederic menghela nafas pelan,iya kemudian menyatukan kedua tangannya diatas meja. "Jadi..apa yang ingin kau bicarakan? Aku sibuk hari ini." 

Alexandre menyandarkan tubuh jangkungnya kepunggung kursi,kedua tangannya ikut iya satukan persis seperti yang Frederic lakukan.

"Aku datang untuk memperingatkanmu." ucapNya "Kau benar-benar menyukai gadis itu? Atau.....?"

"Jika kau hanya ingin membahas omong kosong,lebih baik segera angkat kaki dari sini Alexandre."  potong Frederic cepat,Iya  menatap saudara laki-lakinya mulai tidak suka.

Alexandre tertawa kecut. Iya mencondongkan tubuhnya lebih deat kearah Frederic,matanya menyorot tajam manik biru laut pria itu "Kau hanya ingin bermain licik dengan memanfaatkan popularitas gadis itu,bukan? Setelah gagal mendekati atlet Tiongkok sekarang kau mendekati Lisa untuk mendapatkan pasar Timur. Aku akui kau memang sama liciknya dengan Ayah,Fred..!"


BRAKKK


Frederic mendorong kursi miliknya kasar kebelakang,tangannya meraih kemeja Alexandre meremasnya kuat hingga membuat pria itu sedikit kesusahan bernafas.

"Jangan asal bicara,bajingan! Aku tidak sama dengannya sekalipun darahnya juga mengalir ditubuhku." ucap Frederic menyorot sengit Alexandre

"Bulshit! Kau juga mengincar posisi Ayah,kan? Jangan belagak suci didepanku,sialan. Aku mengenalmu bahkan sejak kau baru bisa bicara." 

Frederic menggigit bibir bawahnya pelan,kepalan kuat tangannya bergetar ingin segera menghantam sesuatu andai saja otaknya tidak lagi bisa berfikir jernih.

Sorot tajam matanya memiting Alexandre yang berusaha memprovokasi agar iya segera meluapkan  amarahnya yang mulai sampai diambang batas.

Pria ini benar-benar berengsek setengah mati,setelah menjebaknya untuk dekat dengan salah satu teman dekat Guyot beberapa waktu lalu,mengenalkannya dengan Roseanne yang ternyata rekan segrup Lisa.Sekarang apa lagi rencananya? 

Frederic menghembuskan nafasnya berat kemudian menghempas tubuh saudara laki-lakinya kasar. 

"Dengar aku baik-baik Alexandre, Aku tidak masalah jika kau akan mengusik hidupku seperti sebelum-sebelumnya namun jangan pernah kau usik kehidupan Lisa. Lisa tidak ada sangkut pautnya dengan semua ini. Aku tidak akan tinggal diam jika kalian berani menyentuhnya!" Peringatnya tegas 

Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang