1.

1.2K 64 15
                                    

Seorang pria bangun setelah mengalami pingsan panjangnya.

Dengan mengaduh sakit di bagian kepala sama badannya, dia mendudukan dirinya.

"Bang Papah udah bangun."

"Pah, Papah gapapa?"

Pria itu yang tadi matanya masih terpejam segera membuka matanya mendengar suara asing di telinganya.

Dengan terkejut pria itu meringsut mundur karna melihat dua orang asing yang begitu dekat wajahnya dengannya.

Kedua orang itu menyerit bingung, kenapa dengan 'Papah' nya.

"Pah are u oke?" Tanya pria kecil yang terlihat lebih tua dari pria kecil yang satunya.

"K-kalian siapa?" Bukannya menjawab malah tanya balik membuat kedua pria kecil itu saling pandang.

"Ini kita Pah, Chiko sama Bang Seno." Ujar pria kecil sambil memperkenalkan Abangnya yang hanya diam menatap pria dewasa yang ada dihadapan mereka.

"Papah ga inget kita?" Tanya Seno menyerit, berharap kalau Papahnya ini sedang bercanda. Masa ketiban tangga doang sampe lupa ingatan.

Pria itu menyerit bingung, siapa mereka? Trus apa tadi dia denger Papah? Dia di panggil Papah! Sembarangan dia aja masih muda udah dipanggil Papah aja sama bocah yang segede gini.

"Kalian manggil saya apa tadi?" Tanyanya memberanikan diri menghadapi dua bocah yang sedang menatapnya dengan mata bulatnya.

"Papah."

Jawaban serempak membuatnya mendelik.

"Heh jangan sembarangan ya, saya ini masih muda dan belum nikah. Main panggil Papah aja." Omelnya, rasa takutnya jadi hilang karna mendengar dua bocah ini memanggilnya Papah.

"Bang Papah kenapa?" Bisik Chiko.

"Gatau, panggil Mamah gih." Suruhnya dan diangguki oleh adiknya yang pergi untuk memanggil Mamahnya.

Dan tinggal lah Seno yang masih menatap pria dewasa yang juga sedang menatapnya dengan lekat.

'Ko dia mirip gue waktu kecil sih.'

Benaknya bingung, tapi dia segera menepisnya. Bagaimana pun dia gatau apa yang sudah terjadi padanya.

Seingetnya dia sedang membenarkan genteng di rumah karna di suruh Mamahnya, trus pas udah selesai mau turun dia salah nginjek dan buatnya oleng trus jatuh deh. Belum sampe sana, abis jatuh dia ketiban tangga pula dan ga sadarkan diri setelah itu.

Nasib-nasib. the real udah jatuh ke timpa tangga pula.

Oke sekarang dia akan bertanya pada bocah didepannya ini, apa yang sebenarnya terjadi disini.

"Siapa nama kamu tadi?" Tanyanya dengan ragu.

"Seno." Biar dikata bingung Seno tetap menjawabnya.

"Iya coba kamu ceritain kenapa saya bisa disini?" Pertanyaan itu sedikit membingungkan bagi Seno tapi dia akan menjawab kenapa bisa sampai pingsan.

"Papah jatoh dari tangga waktu benerin plafon itu." Jelasnya sambil menunjuk dimana ada tangga disana.

"Hah!"

Dia bingung, ko sama.

Tapi beda, gimana sih!

"Aduh kepala gue." Pria itu dengan dramatis memegang kepalanya yang terasa pusing karna mikirin masalah sekarang.

"Pah, Papah kenapa?" Tanya Seno dengan cemas, gimana ga orang tadi Papahnya jatoh terus ketimpa tangganya.

Dia gamau jadi yatim!

"Sebentar kaya nya saya mimpi di masa depan deh." Gumamnya tapi masih di denger oleh Seno.

Lalu terdengar langkah kaki yang membuat Seno menolehkan kepalanya.

"Bang ini Mamah nya." Chiko menghampiri Seno dengan Mamahnya yang menampilkan raut wajah cemas setelah mendengar cerita dari putranya.

"Pah kamu gapapa?" Tanyanya langsung duduk di dekat pria yang masih memejamkan matanya, tangannya menyentuh kening memeriksanya dan turun ke pipi dengan menangkupnya dengan sebelah tangannya.

Pria itu segera membuka matanya ketika merasakan sentuhan lembut pada wajahnya.

(Lagi) dia terkejut melihat siapa yang ada di depannya sekarang.

"Rena."

Perempuan itu menyerit, ko manggil nama.

"Iya ini aku, kamu kenapa? Mana yang sakit?" Tanyanya dengan nada cemas, pria itu sempat tertegun.

Perempuan ini kenapa jadi berubah seperti ini.

Dengan menyampingkan ke kepoan dia langsung memegang tangan Rena.

"Ren tolongin gue, untuk kali ini gue minta tolong sama lo, buat masalah sebelum nya kita bahas nanti aja sekarang lo tolongin gue dulu." Ucapnya dengan cepat, dia berharap kalau dia beneran lagi di tempat asing dan beruntung ada orang dikenalnya- meski ada tanda kutip di antara keduanya.

"Tolongin apa? Kamu ini katanya abis jatoh, kenapa sikapnya aneh gini?" Tanyanya heran, kenapa suaminya jadi kaya waktu dulu lagi. Ini sebenernya kenapa sih?

"Ren jujur gue geli lo ngomong gitu, yang ada lo yang kenapa udah mulai naksir lo sama gue." Ujarnya ngelantur membuat ketiga orang disana menatap pria itu aneh.

"Mah Papah emang gitu terus dari tadi, dia aja ga inget kita." Ucap Seno membuat Adrena menatap keduanya gantian.

Pria itu yang sadar kalo mereka tidak berdua kembali terkejut.

"R-ren ini maksudnya apa sih?"

"Mereka anak-anak kamu." Jawab Adrena membuat pria itu membola kan matanya.

Seriusss dia punya anak? Kapan bikinnya? Ko ga inget.

"H-hah t-trus?"

"Ya ga trus-trus, mereka anak kita." Jawaban dari Rena membuat pria itu menatapnya dengan horor.

Anak kita? Adrena Mamahnya? Jadi dia menikah dengan Adrena?

Rasanya dia mau pingsan lagi dengernya.

Lalu terdengar langkah kaki lagi mendekat ke mereka berada.

"Gimana Ren?"

Pria dengan postur tubuh tinggi sambil menggendong seorang anak kecil datang.

"Harish."

Pria yang di panggil itu menatapnya.

"Bro lo gapapa?" Tanyanya dan dibalas gelengan dengan cepat.

"Papah."

Pria kecil yang tadi berada di gendongan Harish merentangkan tangannya pada pria yang masih keadaan linglung itu.

Harish menaruh di pangkuannya, pria itu hanya menatapnya dengan tubuh yang menegang.

"I-ini anak siapa?" Tanyanya dengan ragu.

"Ya anak lo lah, anak sendiri lo lupain parah banget." Celetuk Harish.

"Jadi?"

"Ya ini semua anak lo pea, gue jedotin juga nih pala lo lama-lama." Kesalnya.

Seketika pria itu ambruk tak sadarkan diri.

"Papah/Sean!"

.
















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Amnesia? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang