3.

378 50 5
                                    

Sekarang Sean tengah berada di rumah yang lumayan besar, sejujurnya dia gatau ini rumah beli sendiri apa gimana.

Dia memperhatikan sekitar, tadi dimana dirinya pingsan tengah berada di halaman belakang dan mengobrol dengan Harish di gazebo disana.

Ketika di yakinkan ruang tengah karna terdapat tv besar disana dia melihat banyak bingkai foto yang menggantung di tembok ada yang besar sampai yang kecil.

Sedikit maju untuk memperlihat hasil foto semuanya.

Terdapat bingkai besar yang memperihatkan keluarga harmonis yang berisikan lima orang, mereka semua tersenyum mengarah kamera.

Dan itu membuat Sean seketika ikut tersenyum kecil.

Itu sungguh dirinya, bahagia sekali terlihatnya. Apa bener yang di kata Harish kalau dia sudah cinta mati sama Adrena? Tapi dia tidak ingat apapun jadi bisa mengelaknya.

Lalu dia melihat bingkai panjang yang berisikan tiga foto yang berbeda didalamnya.

Dia menyentuhnya, seketika debaran kencang dirasakannya aliran darahnya mengalir dengan cepat.

Ini ketiga putranya?

Dia terharu melihat foto yang diyakinkan itu dirumah sakit dimana hari mereka di lahirkan, karna terlihat yang sepertinya tangan Adrena yang tengah di infus.

Dia memang tidak tau apapun, tapi reaksi tubuhnya seakan merasakan kalau pernah mengalami seperti ini juga sebelum nya.

Jadi dia ini sebenernya kenapa?

Seinget dia masih di umur 22 tahun tinggal dirumah orangtuanya dan sekarang tinggal 'yang katanya rumahnya sendiri bersama keluarga kecilnya' menurutnya ini tidak bisa di jabarkan dengan jelas.

Trus maksudnya dia tidur selama 11 tahun gitu?

Sebentar kalo gitu umur dia juga nambah dong? Berapa? 35? 36?

Buseeet masa sih dia tidur selama itu

Trus kalo tidur selama ini masa iya bisa punya anak tiga

Argh rasanya dia mau jadi ironman aja lah

Sean yang sudah puas melihat-lihat di ruang tengah kembali berjalan mecari penghuni rumah sambil melihat-lihat isi rumah yang lainnya, ketika melihat tangga dia sedikit ragu buat naik.

Tapi dia harus menemukan penghuni rumah ini, dimana mereka semua. Apa lagi pada keluar?

Bagus sih kalo lagi pada keluar dia jadi bisa leluasa liat-liat isi rumah ini.

Dengan begitu dia memberanikan diri menaiki anak tangga.

Di lantai 2 dia bisa melihat ada tiga pintu, kurang yakin apa itu isinya kamar atau bukan kalo belum di lihatnya.

Perlahan dia mendekati pintu yang disana tertempel stiker berbagai macam robot atau actionfigur mans lainnya.

Sebelum membuka dia sedikit mendengar suara di dalamnya, apa ada penghuninya di sana?

Kalau begitu dia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi baru yang menurutnya asing.

Sean membuang nafas gugupnya dengan pelan sesekali mengusap dadanya yang tiba-tiba berdebar seperti mau perang.

Mengetuk pintu sambil diam menunggu yang di dalam membukanya, sedikit ragu kalo pintunya bakal di bukain tapi ga lama pintunya ke buka memperlihatkan Seno yang di yakinkan sebagai putra pertamanya.

"Papah?"

"Masuk Pah, ngapain diem disitu."

Sean melirik Seno sekilas, abis itu dia melihat ke arah suara yang menyuruhnya masuk.

Amnesia? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang