9.

375 43 8
                                    

Hampir sebulan Sean menikmati kehidupannya yang sekarang, dengan suka mau pun duka.

Awalnya berat memang tapi ketika seiring berjalannya waktu Sean mulai terbiasa juga.

Dan hubungan dia dengan keluarga kecilnya pun berangsur membaik sejak 2 minggu yang lalu, juga hubungan dengan Adrena pun sama baiknya. Tidak ada kecanggungan dan kecemasan lagi diantara keduanya, mereka sudah sepakat apapun yang mengganjal di hatinya langsung dibicarakan oleh keduanya.

Seperti saat ini jam menunjukan hampir jam 1 dini hari tapi Sean masih sibuk di ruang kerja nya karna mendekati ujian jadi dia harus mempersiapkan soal untuk di stor, untung besok libur jadi dia bisa bergadang.

Terdengar derit pintu yang di dorong, Sean melirik sekilas dibalik kacamata bacanya.

"Belum selesai?"

"Dikit lagi, kamu kebangun?" Ujar Sean melihat Adrena yang tampak seperti baru bangun tidur dengan matanya yang sipit.

"Heum laper." Gumamnya, Sean terkekeh kecil.

"Yaudah makan sana abis itu tidur lagi." Ujar Sean.

"Kamu ga mau." Tawar Adrena.

"Liat nanti deh." Dengan ragu Sean menjawab karna dia males makan malem tuh, pekerjaannya hampir selesai emang. Paling dia nemenin Adrena aja nanti di bawah.

"Yaudah aku mau masak mie lah." Adrena pergi dari ruang kerja suaminya berjalan pelan menuju dapur untuk memasak mie.

Dia menyiapkan yang diperlukan untuknya nanti, beberapa menit kemudian mienya sudah jadi, dia langsung memakannya di meja makan.

Tak ada tanda Sean yang akan turun dan mungkin berfikir kalo suaminya itu udah selesai dan tidur.

Dia laper banget mangkanya terpaksa makan mie buat ngeganjel perutnya, ga bisa tidur soalnya kalo laper tuh.

Hampir setengah jam Adrena di dapur, sekarang dia tengah mencuci piring bekas dia makan.

"Udah selesai makannya?" Adrena terkejut dan melihat Sean muncul di dapur.

"Kamu ngagetin Sean!" Desisnya pelan.

Sean terkekeh kecil, "Maaf." Dia menggaruk kepalnya tak gatal.

"Kamu mau aku masakin mie?" Tanya Adrena kembali menawarkan, karna fikirnya tadi kirain Sean udah tidur ga bakal nyusul ternyata pria itu ada di dekatnya sekarang. Sekalian bertanya mau mie apa ga karna pria itu kesini pasti mau makan juga kan?

Sean tampak berfikir. "Eum boleh deh." Ujarnya.

Adrena mengangguk dan kembali merebus air di panci kecil.

Sean memperhatikannya dari belakang, dia sedikit salah fokus pada gaun tidur yang di kenakan Adrena, memang Adrena suka make baju tidur itu kadang gaun tidur atau piyami pendeknya bahkan pernah make baju haram yang masih agak tertutup hanya saja bahannya yang tipis jadi bisa dilihat semua dengan matanya.

Sean di uji dalam hal tersebut, tidak mengira kalo tidur seranjang malah membuatnya melihat yang tidak pernah dia lihat sepanjang hidupnya.

Dia bisa aja langsung nerjang biar dikata mereka suami istri? Ya ga lah dia ga mau di cap cabul apa lagi Adrena yang tau dia lupa ingatan jadi dia tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Dia berjalan mendekati Adrena yang berada di depan kompor, berdiri tepat di belakangnya.

"Ren." Adrena terlihat biasa saja akan kehadiran Sean di balakangnya jadi dia hanya berdeham menanggapinya.

Sean mengikuti nalurinya yang tiba-tiba memeluk tubuh Adrena dari belakang, perempuan itu sedikit terkejut tapi dia berusaha untuk bersikap santai ntah kenapa jantung dia berdegup dengan kencang padahal mereka sering melakukannya bahkan lebih.

Amnesia? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang