Bonus Chap III.

394 31 2
                                    

Masih di waktu yang sama.

Di sekolah, lebih tepatnya di luar dekat kantin Sean yang baru saja selesai telponan menepuk pelan tembok yang ada disana.

Semut yang lagi lewat geh kaget kali, tiba-tiba Sean mukul gitu.

Sial biar dia sempet blushing waktu Adrena manggil suamiku, rasa resah di hati nya malah lebih basar dari pada rasa gugupnya.

Dengan begitu dia harus segera menelpon Harish.

.

Kenan yang lagi ngajar di lapangan belakang melihat Sean yang tengah di luar.

Untung saja jam praktenya sudah selesai, dia hanya menyuruh para muridnya untuk mengganti baju dan menunggu jam istirahat saja.

Terik gini olahraga dilapangan, untung sekolah disini punya dua lapangan. Dan lapangan di belakang ini paling enak karna banyak pohon biar di kata kecil ga segede di depan lapangannya.

Dia langsung saja beranjak dari duduk nya di bawah pohon dengan botol minuman yang sudah di bawanya.

Terlihat Sean tengah seperti tengah bertelponan dengan seseorang karna Kenan hanya bisa melihat punggungnya saja.

Ketika sudah dekat Kenan dapat mendengar suara Sean.

"Pelan-pelan bawanya, abis lo kalo sampe lecet."

"Sean." Kenan memanggilnya, membuat pria tersebut membalikan tubuhnya.

"Dah gue mau ngajar lagi." Ucap Sean langsung mematikan sambungannya secara sepihak.

"Siapa? Kaya yang kesel gue liat." Ujar Kenan, dia tau ya mereka kan sahabatan.

"Emang kesel banget gue sekarang." Ujar Sean dengan sarkas.

Membuat Kenan sedikit tertegun, dih beneran lagi kesel nih anak.

"Kenapa sih, siapa yang lo telpon emang." Tanya Kenan lagi.

"Itu si asu Harish." Ujarnya dengan kesal, padahal Harish diem aja.

Kenan yang mendengarnya langsung terkekeh, kenapa lagi dengan mereka tuh. Karna akhir-akhir ini dia selalu mendengar keluh kesah Sean terhadap teman satunya itu.

"Kenapa lagi sama tuh orang." Kenan melihat raut wajah kesal Sean membuat pria itu menduga kayanya ada kaitannya sama Adrena.

Sean tampak membuang nafasnya dengan kasar, "Itu si Rena minta di temenin makan bakso, gue udah ngeiyain. Tapi dia malah mau sama Harish di tempat mereka makan waktu itu." Jelas Sean, dia semua hal di ceritakan sama kedua temannya ini.

"Lo kesel?" Pertanyaan kurang berbobot dari Kenan ini membuat Sean langsung menatap temannya.

"Menurut lo!" Sarkasnya.

Kenan terkekeh mendengar nada Sean yang naik satu oktaf.

"Gimana ga kesel, orang dia maunya sama cowok lain biar dikata gue kenal dia. Tapi gue yang suaminya ngebisain malah tetep mau pergi sama tuh orang." Dengusnya, keliatan banget emang keselnya.

Amnesia? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang