8.

371 44 11
                                    

Sean pulang di jam set 4, kelas terakhirnya di jam istirahat kelas siang.

Dibilang hari ini dia full, kalo besok masih mending dari jam 8 sampe jam 2.

Dia full ngajar tuh hari Senin sama Kamis, sisanya cuman 3 kelas. Yang kadang cuman set hari doang ada di Sekolah.

Sean berjalan memasuki rumahnya, lumayan capek ya wak. Selain menguras otak ternyata menguras tenaga juga sehabis menghadapi kelas yang terkenal susah diatur.

"Papah."

Angga yang berada di dalam rumah berlari ketika melihat Sean yang baru didepan pintu.

"Hap, Papah tangkap." Sean menggendongnya, dua beban dia bawa sekarang. Karna dia masih menggendong ransel dibelakang punggunya.

"Pah Dede disuruh bawa pensil warna besok." Ujarnya melapor apa yang sudah dia alami di sekolah.

"Udah bilang sama Mamah?" Sean bertanya sambil berjalan masuk.

"Udah kata Mamah nunggu Papah pulang."

"Udah pulang, De Papahnya baru pulang. Turun gih biar Papahnya mandi dulu." Adrena yang dari dapur menghampiri keduanya karna mendengar suara Angga yang tengah berbicara, padahal pria kecil itu anteng nontontv sedangkan kedua Abangnya main di luar.

"Gapapa sih, kangen ya De." Sean terkekeh kecil, pria kecil itu ikut tertawa.

"Iya udah, Papahnya mandi dulu. Kita makan yuk di luar seklian liat Abang main." Ajak Adrena mengambil alih gendongan Angga.

"Makan make sosis tapi." Ujar Angga.

"Iya make sosis make nugget juga, ada ayam juga. Dede mau ayam?" Tanyanya.

"Iya ayam juga."

"Oke tunggu bentar Mamah ambilin nasinya." Adrena mengelus rambut putranya lembut.
"Mandi Pah, Mamah udah buatin kopi." Ujar Adrena kali ini pada Sean yang masih diam di tempat.

"E-eh, makasih." Dengan gugup Sean menjawab karna dia masih belum terbiasa dengan panggilan Mamah-Papah pada Adrena, rasanya masih ada yang menggelitik perutnya.

Adrena hanya menanggapi dengan tersenyum tipis, dia hendak berjalan ke dapur tapi diurung ketika Sean memanggilnya.

"Ren- eh M-mah."

Adrena menaikan sebelah alisnya, menunggu apa yang hendak Sean ucapan kan.

"Ada yang mau P-papah ceritain nanti." Ucapan Sean terdengar kaku, tapi Adrena menghargai usaha Sean yang mau membiasakan dirinya terhadap keluarga mereka.

"Oke nanti malem aja." Ucap Adrena dan dibalas anggukan oleh Sean.

Lalu Adrena kembali berjalan ke dapur dan Sean ke kamarnya untuk mandi.

.

Malam hari.

"Apa yang mau kamu ceritain?" Ujar Adrena, mereka sekarang tengah berada di ruang kerja milik Sean.

"Aku udah ngerasain ngajar hari ini."

"Terus?" Alis Adrena menyerit bingung.

"Aku- ngajuin resign." Cicit Sean pelan.

Adrena terkejut mendengarnya, karna Sean mengambil keputusan sendiri tanpa diskusi terlebih dahulu padanya.

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Adrena menatap lawan bicaranya yang sepertinya enggan membalas tatapannya.

"Ntar dulu, aku baru ngajuin aja itu juga disuruh pikir ulang kalo emang bener mau resign." Ujar Sean menjelaskan takut Adrena salah paham kalo dia beneran berhenti ngajar.

Amnesia? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang