11.

362 43 11
                                    

Gengs part seterusnya bakal ngacak, cek dulu aja ya.

.

Sean mendudukan dirinya di meja kerjanya.

Bentar lagi bell istirahat bunyi, dia mau makan sesuatu tapi malas untuk keluar.

Jadi dia mau menyuruh salah satu muridnya untuk membelikannya.

Dan ketika bell sudah berbunyi dan anak-anak sudah keluar dari kelas Sean turut ikut keluar dari Ruang Guru.

Sambil melihat anak murid yang dikenal nya Sean mengambil dompet di saku celananya.

"Panji."

Murid pria yang sedang berjalan sambil tertawa dengan teman-temannya itu seketika menolehkan kepalanya ketika di panggil.

"Eh Pak Sean, kenapa Pak?" Tanya nya ketika sudah sampai di hadapan Sean, ada temannya yang ikut dengan Panji.

"Saya minta tolong."

"Apa Pak?" Panji menyerit kan keningnya.

"Tolong beliin saya rujak yang deket pombensin depan perum itu ya." Ujar Sean sambil memberikan uang berwarna hijau pada muridnya.

"Oke, pedes Pak?" Tanya nya lagi takut salah pas udah nyampe sana.

"Pedes, tapi jangan pedes banget." Ujarnya.

Panji menganggukan kepalanya lalu mereka berdua pergi meninggalkan Ruang Guru dan Sean kembali masuk untuk makan siang, dia kan di bekali sang istri.

Beberapa menit kemudian Panji datang dengan bungkusannya, dia datang sendiri tidak bersama temannya.

Panji memasuki Ruang Guru dan mencari Sean di mejanya.

"Pak." Panji sampai di meja Sean yang tengah berbicara dengan Guru Olahraganya.

"Oh iya." Sean mengambil bungkusan tersebut.
"Kamu udah istirahat? Maaf ya jadi ngerepotin." Lanjutnya menatap muridnya.

"Gapapa Pak santai, oh iya ini kembaliannya." Panji memberikan uang kembali kepada Sean.

"Buat kamu jajan, makasih ya." Ujar Sean.

Panji tersenyum lebar, "Makasih Pak, saya pergi dulu." Ujar Panji langsung pergi meninggalkan Ruang Guru untuk menghampiri temannya yang sudah menunggu.

"Apa itu?" Tanya Kenan pada Sean, karna mereka memang sedari tadi berdua aja.

"Rujak, mau lo?" Sean mengeluarkan bungkusannya.

"Wihh tumben, biasanya hari jumat pada ngerujak." Ujar Kenan yang tau ketika hari Jumat para Guru ada saja yang bawa or beli rujak.

"Kelamaan, gue lagi pengen sekarang." Celetuk Sean langsung mencomot mangga dan langsung di makannya.

Kenan menyerit sambil mengambil nanas.

"Ngidam lo." Ucapan Kenan membuat Sean tersedak, dia segera meminum air mineral setengah botol.

Tenggorokannya terasa panas karna merasakan pedas juga pada rujak tersebut.

"Sembarangan." Ujar Sean menatap Kenan tak suka.

"Ya kan takut nya bini lo bunting lagi." Kenan mengangkat kedua bahunya acuh.
"Biasanya kan ada tuh orangtua yang pantang nyerah sebelum dapet anak cewek, anak lo cowok semua ga mau apa punya anak cewek?" Lanjut Kenan.

"Ya mau kalo di kasih mah, tapi nanti cowok lagi gimana." Sean jadi ikut nimbrung pembahasan yang melenceng ini.

"Ya bikin lagi sampe dapet cewek." Celetuk Kenan santai membuat Sean menonjok bahu temannya dengan keras.

Amnesia? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang