12.

423 41 9
                                    

Jantung Sean berdebar kencang melihatnya.

Lalu dia membuang nafasnya dengan lega, karna korbannya tidak di kenalinya sama sekali.

Dengan begitu dia kembali ke mobilnya untuk segera pulang.

Dia begitu merindukan keluarganya, setelah melihat korban kecelakaan dengan jelas dengan matanya sendiri.

.

Sesampainya dirumah.

Sean yang masuk kerumah langsung memanggil Adrena.

"Mah."

Sean melihat keadaan rumahnya begitu sepi, ntah pada kemana para anggota keluarganya ini

"Mah."

Panggilnya sekali lagi, namun tidak ada jawaban, dengan begitu dia menaiki tangga untuk mencari keberadaannya disana.

"Rena."

Sean masih suka manggil nama biar di kata udah manggil 'Mamah' di depan anak-anaknya, Adrena mah ga dipermasalahin apa lagi tau penyebab kenapa suaminya demikian.

Cuman Adrena merasa Sean seperti baru menikah saja dengan masih terus memanggil namanya, karna sejak adanya Chiko mereka berdua udah sepakat untuk tidak memanggil nama selain di kamar mereka dan malam hari or something lainnya hmmm.

Sean membuka kamarnya, dan terdapat Adrena yang tengah menyisir rambutnya di depan meja rias.

Sepertinya perempuan tersebut habis mandi.

"Udah pulang?" Tanya Adrena melihat Sean di pantulan cerminnya, dia menaruh sisirnya setelah selesai.

Baru membalikan tubuhnya, Adrena di kejutkan ketika Sean tiba-tiba memeluknya.

"Sean ada apa?" Tanya Adrena bingung, karna tidak biasanya pria ini langsung memeluknya, kalo awal nikah mah iya aja gitu kan masih manis-manisnya biar di kata mereka dulu sempet cekcok.

"Tadi aku abis liat ada yang kecelakaan." Ujarnya, dia menaruh kepalanya di bahu Adrena.

"Dimana?" Tanya Adrena.

"Ada tadi mau pulang, tau ga aku mikir apa?" Tanyanya.

Adrena menyerit, "Gatau." Jawabnya.

"Korbannya itu make baju kaya punya kamu, aku kira itu kamu. Maaf pikiran aku jelek banget tadi." Jelas Sean memeluk Adrena semakin erat.

Adrena tersenyum, "Uh gapapa, sekarang aku disini kan." Ujar nya Adrena mengelus punggung lebar suaminya.

"Iya mangkanya aku peluk kamu biar nyata kalo kamu emang ada di depan aku." Ujarnya lagi.

Adrena melepaskan pelukannya secara perlahan, lalu dia menatap wajah suaminya yang terlihat cemas bercampur sedih.

Lalu tangannya mengusap wajah tampan Sean.

"It's oke, semua baik-baik aja sekarang." Ujar Adrena menenangkan.

Sean membalas tatapannya dan tersenyum kecil dengan menggenggam tangan Adrena yang berada di wajahnya.

"Ren, aku butuh obat." Ujar Sean.

Adrena mengerjapkan matanya perlahan, dia bukannya gatau maksud dari kata 'butuh obat' yang Sean ucapkan karna pria tersebut yang menjelaskannya.

Pertama kata itu muncul waktu sebulan Sean setelah di periksa Dokter dan kejadian hubungan suami-istri.

Waktu itu mereka sudah tidur seranjang tentu saja, sepulang dari rumah sakit dan Sean menanyakan mereka tidur misah atau tidak, Adrena malam itu langsung tidur seranjang.

Amnesia? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang