- "Gue ngga mau lo kenapa napa, hidup lebih lama lagi ya, Bian." -
Agata duduk di lorong, menunggu Bianca yang sedang mengambil kotak p3k.
"Liat aja lo." ancam Arga yang tiba tiba datang entah dari arah mana.
"Gue liatin." balasnya singkat.
Arga menggenggam tangannya keras, seperti akan memukul. "Lo ngapain?" tanya Bianca yang datang dengan kotak p3k ditangannya.
"Eh engga Bian, gue tadi cuma minta maaf." jawabnya ngeles.
"Udah sana deh, ngga usah cari masalah mulu." usir Bianca.
"Kok gue sih? Harusnya lo bilang kayak gitu ke ketua paskibra ngga jelas ini." ucap Arga melirik Agata.
Agata hendak berdiri namun ia ditahan oleh Bianca. "Udah, ngga usah diladenin. Mending kita disebelah sana aja." saran Bianca.
Agata berdiri sambil memegang tangan Bianca. Lalu mereka pun pergi meninggalkan Arga sendiri disana.
***
Bianca mengobati memar dimuka Agata dengan pelan pelan. "Cantik banget sih." batin Agata.
"Bian," panggil Agata di depannya.
Bianca menengok. "Kok lo bisa seberprestaai itu sih? Padahal ortu lo aja jarang pulang kan? Pastinya lo kurang kasih sayang kan?" tanya Agata.
"Gue anak tunggal, satu satunya harapan ortu gue." jawab Bianca.
"Ngga kesepian?" tanya Agata.
"Gue sibukin diri disekolah kayak ikut ekskul dan ikut organisasi yang lo tau sendiri itu sibuk banget, trus juga dirumah gue belajar, ngelakuin hobi hobi gue, jadi ya dibilang kesepian sih engga juga ya." jawab Bianca.
Agata mengangguk paham. "Hebat. Pantes aja sih, Arga sampai segitunya sama lo." ucap Agata.
"Gue ngga seperfect itu, Arga nya aja yang kegilaan." balas Bianca.
"Lo baik Bian, pinter, berprestasi, punya banyak bakat, public speaking lo juga bagus. Siapa yang ngga suka? Gue aja suka." ucap Agata memuji.
"Suka? Sama gue?" tanya Bianca memastikan.
"Ya iya lah, masa sama Arga. Belok dong gue." ucap Agata bercanda.
"Ngaco." timpal Biana.
Agata terkekeh. "Gue suka sama lo, bahkan mungkin lebih dari itu. Gue suka lo dari kelas 11 sih sebenarnya, pas lo pidato sambutan perwakilan osis." jelas Agata.
Melihat Bianca yang hanya diam, Agata pun melanjutkan penjelasannya. "Gue cuma bisa pendam perasaan gue, karena gue tau gue ngga mungkin bisa milikin lo. Apalagi, pas gue dapat info kalau Arga suka sama lo"
"Setelah lo jadi waketos, gue cari cara banget biar bisa ketemu dan ngobrol sama lo. Akhirnya, gue kepikiran buat telat setiap hari biar bisa ngobrol sama lo. Walaupun lo nya sambil marah marah sih." ucap Agata tertawa kecil.
"Tapi akhirnya gue pikir kalau itu malah bisa bikin lo ilfeel, jadi ya gue udah ngga pernah telat lagi, dan gue buktiin kalau gue itu bertanggung jawab." lanjutnya.
Agata menatap Bianca. "Udah ngga usah dipikirin gitu, gue ngga nembak lo kok. Kalau gue tembak, takut lo kenapa napa, lagian gue juga ngga bawa pistolnya kok." ucap Agata memecahkan suasana.
"Gue ngga mau lo kenapa napa, hidup lebih lama lagi ya, Bian."
Bianca menatap balik Agata. "Gue ngga bisa bilang apa apa selain makasih. Makasih udah kagumin gue, tapi untuk hal yang lebih kayaknya buat saat ini, engga dulu deh."
Agata tersenyum. "Kan gue bilang, gue ngga nembak lo Bian. Gue cuma mau lo tau tentang perasaan gue, biar rasa ini ngga terus gue pendam."
"Ya udah yuk pulang atau lo mau jalan jalan dulu?" tanya Agata.
"Pulang aja deh, kapan kapan aja." jawab Bianca.
"Ya udah yuk." ucap Agata menggenggam tangan Bianca.
***
Akhirnya Agata ungkapin perasaannya nihhh.
Trus Arga gimana ya?
Makasih ya udah baca ceritanya, jangan lupa tinggalin jejak.
Makasiii. 🧚🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
kita dan kisah paskibra [TERBIT]
Teen Fiction- "Masa sma ga akan indah kalau ngga ada kamu dan paskibra." - Bianca Tritania. Waketos dan juga anggota paskibra. Setiap hari, ia harus menghukum lelaki bernama "Agata" yang selalu telat, yang ia ketahui adalah ketuanya di paskibra. Agata Mahaputra...