24. Tamara

92 8 0
                                    

-"Ngga ada yang ngga bisa selagi lo mau berusaha."- Agata Mahaputra.


Hari minggu ini, Agata pergi nongkrong bersama teman temannya.

Agata orang pertama yang sampai di kafe tersebut, Agata memainkan ponselnya sambil menunggu teman temannya datang.

"Eh, Agata ya?" ucap perempuan di depannya.

Agata menengok. "Temennya Bianca ya?" tanya Agata.

Perempuan itu mengangguk dan mengulurkan tangannya. "Gue Tamara." ucapnya memperkenalkan. Ternyata perempuan itu adalah Tamara.

Agata membalas uluran tangan Tamara. "Gue Agata."

"Lo lagi ngapain disini? Gue boleh duduk di sini ngga?" tanya Tamara, meminta izin.

"Lagi nunggu temen temen gue, kalau mau duduk duduk aja. Tapi nanti kalau ada temen temen gue, lo pindah ke tempat lain ya." jawab Agata, mengizinkan.

Tamara mengangguk dan duduk di depan Agata.

"Ngomong ngomong, lo udah tau masalah Bianca?" tanya Tamara tiba tiba.

"Masalah yang mana?" tanya balik Agata.

"Soal orangtuanya yang ngajak dia ke jogja, lo belum tau?" balas Tamara.

"Oh itu, gue tau." jawab Agata.

"Trus gimana?" tanya Tamara dengan raut wajah penasaran.

"Ya ngga gimana gimana." jawab Agata seadanya.

Tamara heran. "Ngga gimana gimana? Berarti kalian masih pacaran?" tanya Tamara.

"Masih lah, masa cuma karna masalah itu gue sama Bian harus putus?" balas Agata.

"Ya ngga sih, tapi kan Bianca cuma punya waktu seminggu buat buktiin ke orang tuanya. Emang bisa?" tanya Tamara lagi.

"Ngga ada yang ngga bisa selagi lo mau berusaha. Gue sama Bianca sama sama mau hubungan kita tetep berlanjut, jadi mau diterpa masalah sebesar apapun pasti kita hadapin bareng bareng." jawab Agata.

Tamara terdiam. "Cinta lo sebesar itu sama Bianca?" tanyanya lagi.

Agata menghela napas. "Besar banget, bahkan lebih dari rasa sayang gue ke diri gue sendiri. Bianca wanita ke tiga paling berarti dihidup gue setelah bunda dan kakak gue. Gue ngga mungkin sia siain kesempatan yang dia kasih ke gue, setelah gue nunggu dia satu tahun." jelas Agata.

Tamara benar benar terdiam dengan ucapan Agata. Agata yang melihat Tamara hanya diam pun kembali membuka ponselnya.

Agata:
Bro dimana?
Buruan ke sini
Gue tungguin

Pesan Agata kepada teman temannya. Sambil menunggu balasan dari teman temannya, ia pun menghubungi Bianca.

Agata:
Hai sayang
Hari ini kamu udah lebih baik kan?
Jangan skip makan ya
Aku selalu di sini temenin kamu
I love you

Tak perlu waktu lama, Bianca pun membalas pesan Agata.

Bianca:
Hai
Lebih baik dari kemarin sih
Iya, kamu juga jangan skip makan ya
Makasih udah selalu ada sama aku
I love you more

Balasan Bianca membuat Agata senyum senyum ditempatnya.

Tamara melihat Agata salah tingkah di depannya. "Pasti Bianca." batinnya.

Tamara diam diam memfoto Agata saat dirinya sedang menengok ke arah belakang. Dengan sengaja, ia pun mempost foto tersebut distory nya.

Tak lama pun teman teman Agata datang.

"Weh bro, udah lama? Siapa nih?" tanya Aldi, salah satu temannya.

"Lumayan, oh ya dia temennya cewek gue. Numpang duduk sebentar disini." balas Agata.

Ke tiga teman Agata pun duduk di sebelah dan depan Agata.

Tamara berdiri. "Ya udah, gue kesana ya Ta. Makasih udah izinin gue duduk di sini dan ngobrol ngobrol." ucapnya.

Agata mengangguk. Lalu Tamara pun pergi dari tempat Agata menuju meja lain.

"Ngapain tuh si Tamara?" tanya Davin.

Agata menggeleng. "Ngga ngerti gue juga, tiba tiba dateng, ngajak kenalan dan nanya nanya soal hubungan gue." jawab Agata.

"Hubungan lo emang kenapa Ta?" tanya Satria.

Agata mengehala napas panjang. "Ada orang yang ngejelekin nama gue ke orang tua Bianca, dan mereka marah banget ke Bianca karna pacaran sama gue." ucap Agata.

"Yang dicurigain itu Arga, ketua osis sekolah kita. Sama dia." ucap Agata lalu melirik Tamara.

"Dia? Cewek yang tadi duduk disini?" tanya Aldi.

Agata mengangguk. "Tapi, feeling gue sih Arga. Ngga mungkin Tamara ngelakuin sejauh ini sama temennya sendiri." ucap Agata.

"Si Bianca gimana? Dia juga yakin kalau pelakunya si Arga?" tanya Satria.

"Kalau Bianca, masih bimbang antara Arga sama Tamara. Dia ngga yakin 100% Arga pelakunya." jawab Agata.

"Tapi kalau menurut gue, Tamara sih pelakunya. Ya gue tau si Arga nih sesuka apa sama Bianca, tapi dari gerak geriknya Tamara tuh kayak seolah olah dia ini nih pelakunya. Ngerti ngga sih?" opini Davin.

"Jujur gue setuju sama Davin, tapi gue juga punya pikiran yang sama kayak Agata. " ucap Satria.

"Gue bingung banget, bantuin gue ya?" pinta Agata.

"Pasti kita bantuin Ta." ucap Aldi menepuk pundak Agata.

"Bener tuh." setuju Davin dan Satria.

***

Disisi lain, ada Bianca yang sedang berbaring ditempat tidurnya sambil memikirkan jalan keluar untuk hubungannya.

Saat melihat ponselnya, ia tidak sengaja membuka story milik Tamara.

"Ini Agata?" tanyanya heran.

"Huft, tenang Bianca lo harus tenang. Disaat kayak gini, gue ngga boleh cemburuan atau marah marah ke Agata. Gue harus pastiin semuanya dulu," sambung Bianca.

Bianca diam sambil berpikir. "Oh iya, tanya Davin aja ngga sih?"

Bianca:
Davin
Sorry gue ganggu, tapi tolong banget Agata jangan tau kalau gue chat lo ya
Gue mau tanya
Agata lagi sama lo ngga?

Davin:
Iya Bian
Santai aja
Iya ini lagi sama gue
Kenapa?

Bianca:
Beneran sama lo?
Bukan sama Tamara?

Davin:
Iya sama gue
Tadi sih ada Tamara numpang duduk
Tapi ngga begitu diladenin sama Agata

Bianca:
Oh gitu
Ya udah Vin, makasih ya infonya

Davin:
Sip
Sama sama

"Kenapa gue makin curiga sama Tamara ya?"

***
Jangan lupa tinggalin jejak yaaa

kita dan kisah paskibra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang