- "Aku ngga pernah kekurangan uang mereka, tapi aku kekurangan kasih sayang mereka." - Bianca Tritania.
Bianca dan Agata sudah sampai dirumah Agata. Bianca turun dari motornya, dan Agata memarkirkan motornya.
"Yuk masuk." ajak Agata, menggandeng Bianca.
"Bun, aku pulang nih sama calon menantu bunda." panggil Agata.
Bunda Agata menghampiri mereka berdua. "Anak bunda udah pulang, bawa cewek cantik lagi." ucapnya.
Agata dan Bianca menyalami tangan bunda Agata. "Sore tante, apa kabar?" sapa Bianca.
"Baik, kamu gimana kabarnya?" tanya balik bunda Agata.
"Baik tante." jawab Bianca tersenyum.
"Ya udah yuk ke dalem, masa ngobrol di sini." ucap Agata.
"Iya nih, ayo ayo masuk." ajak bunda Agata. Lalu mereka bertiga pun berjalan menuju ruang tengah.
Bianca dan Agata duduk diruang tengah. "Bunda bikinin minum dulu ya." ucap bunda Agata. Ia pun berjalan menuju dapur dan di sana sudah ada Fiona, kakak Agata.
"Siapa yang dateng, bun?" tanyanya.
"Itu pacar adek kamu, namanya Bianca. Kenalan dulu gih, baik orangnya." ucap bunda Agata.
Fiona mengangguk. "Bareng sama bunda aja."
Setelah selesai membuat minum, bunda Agata mengambil pancake tiramisu yang ia buat untuk Bianca.
Bunda Agata berjalan ke ruang tengah dengan nampan berisi minum, sedangkan Fiona berjalan membawa piring pancake.
Bunda Agata dan Fiona menaruh minum dan makanannya di tengah. "Bianca, kenalin ini Fiona kakaknya Agata." ucap bunda Agata memperkenalkan.
Bianca tersenyum dan mengulurkan tangannya. "Hai kak, salam kenal ya."
Fiona membalas uluran tangan Bianca. "Salam kenal juga ya, cantik banget sih." ucapnya memuji.
Bianca tertawa kecil. "Aamiin, makasih kak. Kakak juga cantik kayak bundanya."
"Iya dong pacar gue gitu loh, gue nya aja cakep apa lagi pacar gue." ucap Agata dengan pd.
"Dih, kepedean lo." balas Fiona.
"Udah udah, ngga usah berantem." rerai bunda Agata.
Akhrinya mereka berempat pun duduk diruang tengah dengan minum dan pancake.
"Agata bilang, kamu tinggal cuma sama art kamu, bener Bian?" tanya bunda Agata.
Bianca mengangguk. "Iya tante, orang tua saya sibuk kerja." jawab Bianca.
"Loh, sampai jarang pulang gitu?" tanyanya lagi.
Bianca mengangguk. "Trus kamu sekolah dan yang lainnya gimana? Disiapin sama art kamu?" tanya bunda Agata.
"Dari kecil aku udah sama rt aku, mama papa sibuk kerja, alhasil aku apa apa sama art aku, bahkan belajar aja aku les. Aku ngga pernah kekurangan uang mereka, tapi aku kekurangan kasih sayang mereka." jelas Bianca.
Agata mengelus pundak Bianca. "Ya ampun, kalau ambil rapot berarti sama art kamu? Sesibuk itu?" tanya bunda Agata.
Bianca mengangguk. Bunda Agata pun menghampiri Bianca dan memeluknya. "Disini kamu anggap aja bunda ini bunda kamu, dan Fiona itu kakak kamu. Kalau kamu butuh apa apa, kabarin tante aja ya?" ucapnya.
Fiona yang semula duduk sambil memakan pancake pun menghampiri Bianca dan bundanya. Ia ikut memeluk Bianca. "Aku boleh ikut ngga?" tanya Agata.
Fiona menarik Agata agar memeluk Bianca. "Anggap aja ini rumah kedua kamu ya, Bian." ucap Agata.
Mereka pun melepas pelukan itu, Bianca tersenyum. "Makasih ya tante, kak, Ta." ucapnya.
Agata menghapus air mata Bianca dipipinya.
"Aku selalu disini untuk kamu, jangan ngerasa kesepian ya." ucap Agata.
"Adek gue mode bucin." ucap Fiona.
"Kak ih." ketus Agata.
Fiona tertawa kecil. "Pokoknya kalau lo butuh apa apa, kabarin aja Agata. Kita pasti bantuin lo." ucap Fiona.
Bianca mengangguk. "Makasih kak."
"Gue pengen ngerasain punya adek cewek dan sekarang udah ada lo." ucapnya.
"Keluarga Agata menerima gue dengan baik, mama papa bakal gitu juga ga ya?" batin Bianca.
"Keluarga aku terima kamu dengan baik, jadi kamu harus nyaman disini ya. Jangan canggung." ucap Agata.
"Bener tuh, panggil tante bunda aja. Anggap aja bunda ini bunda kamu juga." sambung bunda Agata.
Bianca mengangguk. "Makasih ya bun, kak, Ta." ucap Bianca.
"Makasih juga ini pancake nya, enak banget." puji Bianca.
"Seneng deh kamu suka, nanti kapan kapan kita bikin bareng ya." ucap bunda Agata.
"Boleh." jawab Bianca cepat.
Semua yang di sana pun tertawa, Bianca seperti nemenukan kehangatan rumah kembali.
"Ma? Pa? Sibuk banget kerjanya, sampai aku aja ngga diperhatiin gini." batin Bianca.
***
Jangan lupa tinggalin jejak yaaa.
Makasiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
kita dan kisah paskibra [TERBIT]
Teen Fiction- "Masa sma ga akan indah kalau ngga ada kamu dan paskibra." - Bianca Tritania. Waketos dan juga anggota paskibra. Setiap hari, ia harus menghukum lelaki bernama "Agata" yang selalu telat, yang ia ketahui adalah ketuanya di paskibra. Agata Mahaputra...