19. luka Bianca

93 12 1
                                    

"Makasih ya, Ta." ucap Bianca.

Agata mengangguk. "kalau gitu aku pulung dulu ya." ucap Agata sambil melambaikan tangannya.

Bianca melambaikan tangannya. "Iya, hati hati ya."

Motor Agata pun berjalan pergi dari depan rumah Bianca.

Bianca masuk ke dalam rumahnya, sudah ada 2 mobil terparkir disana. "Pulang?" batinnya.

Bianca masuk ke dalam rumahnya, disana sudah ada papa mama Bianca yang duduk di sofa.

"Kemana aja kamu?" tanya papa Bianca dengan nada cukup keras.

"Sekolah." jawab Bianca cuek.

"Sekolah atau pacaran?" tanya mama Bianca.

"Duduk kamu sini." perintah papa Bianca.

Bianca menghela napas, menghampiri papa mamanya.

Ia pun duduk. "Kenapa?" tanyanya.

"Ada yang telfon papa dan bilang kalau kamu pacaran, bener itu?" tanya papa Bianca.

"Iya, kenapa?" tanya Bianca santai.

"Papa mama itu sekolahin kamu buat belajar, bukan pacaran." bentak mama Bianca.

"Buat apa papa kirimin uang tiap minggu kalau kamu cuma bisanya pacaran doang." sambung papa Bianca.

"Ngapain aja kamu disekolah? Pacaran?" tanya papa Bianca.

"KALAU ORANG TAU TANYA TUH DIJAWAB." bentak mama Bianca.

"Aku ga-"

"Ngelawan terus." potong mama Bianca.

"KALIAN TUH KENAPA SIH? TIBA TIBA PULANG DAN MARAH MARAH KAYAK GINI? AKU CUMA BUTUH ORANG BUAT JADI RUMAH AKU. ASAL KALIAN TAU AJA, DI SINI RUMAH UDAH BUKAN LAGI KAYAK RUMAH." teriak Bianca.

"AKU SEKOLAH SETIAP HARI, IKUT ORGANISASI INI ITU, SIBUKIN DIRI IKUT LOMBA LOMBA CUMA KARNA AKU KESEPIAN. SEDANGKAN MAMA PAPA? SIBUK KERJA KAN? NGGA PERNAH ADA WAKTU BUAT AKU." sambungnya.

Plak! Satu tamparan mendarat di pipi Bianca. "Kurang ajar ya kamu." ucap papa Bianca.

Bianca memegang pipinya yang merah, ia pun tak kuasa menahan air matanya.

"BERANI KAMU NGOMONG KAYAK GITU? DIKASIH UANG BERAPA KAMU SAMA DIA?!" bentak mama Bianca.

"Dia emang ngga kasih aku uang, tapi dia dan kelurga dia kasih aku kasih sayang yang ngga pernah aku dapetin dari keluarga aku sendiri. Mama papa emang selalu menuhin kebutuhan aku, aku bahkan ngga pernah ngerasa kekurangan uang. Tapi, aku bener bener ngerasa kekurangan kasih sayang. Cuma sama dia aku ngerasa disayang banget pa, ma." balas Bianca.

"ANAK GATAU DIRI." bentak mama Bianca, menjenggut kasar rambut Bianca.

Bianca menangis sesegukan, kali ini terdengar sangat sakit. "Terserah kalian, aku capek." ucap Bianca lalu bergegas berjalan ke arah kamarnya.

Dikamar, Bianca duduk dibelakang pintunya sambil menangis. Ia memukuli dirinya sendiri, sama seperti apa yang dilakukan mama papa nya.

Setelah itu ia pun mengganti bajunya dan membawa tas kecil dipundaknya. Ia berjalan keluar kamar menuju pintu depan.

"Mau kemana kamu? Pacaran?" tanya mama Bianca ketus.

"Ke depan." jawab Bianca lalu pergi begitu saja.

***

Rupanya, Bianca berjalan menuju taman. Ia menenangkan diri di sana, sambil memainkan ponselnya.

kita dan kisah paskibra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang