Agata sampai ditempat Bianca, ia pun mengkode Bianca agar naik ke atas motornya.
"Hai." sapa Agata saat Bianca menaiki motornya.
"Halo Ta." balas Bianca.
"Mau kemana nih?" tanyanya.
"Kemana aja, terserah kamu." jawab Bianca.
"Muter muter aja ya, kebetulan langit sore lagi cantik banget. Tapi tetep cantikan kamu sih," saran Agata dengan gombalnya.
"Apa sih Ta, ya udah aku ikut aja." setuju Bianca.
Agata terkekeh. "Siap bos!"
Bianca dan Agata pun berjalan. Agata menarik tangan Bianca agar memeluknya, Bianca pun memeluk Bianca dan menaruh kepalanya dipundak Agata.
Air mata Bianca jatuh begitu saja. "Loh sayang? Kenapa? Ada yang gangguin kamu lagi? Atau tangannya masih sakit?" tanya Agata panik.
Tidak ada jawaban apapun dari Bianca, ia hanya diam dibahu Agata.
"Kenapa Bian? Ayo cerita." ajak Agata sambil mengusap air mata dipipi Bianca.
"Jadi, mama papa aku pulang kemarin. Trus merek-" ucap Bianca terpotong.
"Bagus dong kalau mama papa kamu pulang." potong Agata.
"Denger dulu," perintah Bianca.
"Mama papa aku pulang karna ada orang yang kabarin dia soal kita pacaran. Aku juga ngga tau kenapa mereka sampai semarah itu, tapi mungkin aja si orang ini tuh ngejelekin kamu." jelas Bianca.
"Kemarin, setelah kamu nganterin aku pulang, mama papa udah di rumah. Pas aku masuk mereka langsung marah marah gitu aja dan soal kemerahan dipipi aku itu bukan karna ketiduran dilantai, tapi karna orang tua aku."
"Dan semalem itu aku ke taman buat tenangin diri aku, maaf karna udah bohong sama kamu soal ini." ucap Bianca meminta maaf.
"Sayang? U okey? Kenapa kamu ngga bilang aja dari awal soal ini? Cerita sama aku biar kita bisa cari solusinya bareng bareng." ucap Agata.
"Sekarang, siapa orang yang udah kabarin mama papa kamu?" tanya Agata.
Bianca diam sejenak. "Kalau yang aku sama Frisly curigain sih Arga sama Tamara. Tapi, tadi aku udah ketemu sama Arga dan dia ngga ngaku. Tamara juga sama." jawab Bianca.
"Tapi kalau menurut aku, kayaknya Arga ngga sih? Tamara kan temen kamu, ngga mungkin dia bertindak sejauh ini." opini Agata.
Bianca menggeleng. "Aku juga ngga tau, aku cuma punya waktu seminggu buat cari tau ini semua." ucap Bianca.
Agata terkejut hingga rem mendadak. "Maksud kamu?" tanyanya dengan nada kaget.
Bianca sama terkejutnya saat Agata rem mendadak. "Ya ampun Ta, ngga boleh rem mendadak, nanti ada yang nabrak gimana?"
"Maaf maaf, aku kaget banget. Coba jelasin ke aku kenapa kamu bilang waktunya cuma seminggu?" tanya Agata.
Bianca menghela napasnya. "Tadi mama aku ke rumah Frisly dan ngajak aku pulang buat pindah ke jogja." ucap Bianca. Agata benar benar terkejut saat mendengar kata 'jogaja'.
"Mama paksa aku buat ikut ke jogja, tapi aku bantah. Jadi mama kasih aku waktu seminggu buat buktiin semuanya, buktiin kalau kamu pantas jadi pacar aku." jelas Bianca.
"Bian? Seriously? Kalau dalam waktu seminggu kita belum dapet apa apa gimana?" tanya Agata panik.
"Aku juga bingung banget, tapi tujuan pertama aku itu cari orang yang udah ngerusak nama baik kamu." balas Bianca.
"Aku pasti bantu, tenang aja ya. Kamu akan tetap di sini, sama aku." ucap Agata menenangkan.
Bianca mengangguk. "Makasih ya."
Agata mengelus pucuk rambut Bianca. "Sama sama."
"Abis ini kita pulang aja ya, aku mau istirahat." ucap Bianca.
Agata mengangguk. "Iya, aku anterin ya. Kamu pasti ngga tidur kan karna mikirin ini? Nanti sebelum pulang kita beli salad buah dulu ya, biar kamu lebih fresh." ajak Agata.
Bianca mengangguk cepat dan tersenyum. "Makasih sekali lagi ya."
"Iya sayang, sama sama. Udah ngga usah makasih mulu, ayo peluk lagi." ucap Agata.
Bianca pun memeluk Agata dan mereka pun berjalan pergi dari tempat itu.
"Aku ngga pernah bayangin gimana hancurnya aku kalau harus kehilangan kamu."
***
Arga atau Tamara nih?Jangan lupa tinggalin jejak yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
kita dan kisah paskibra [TERBIT]
Teen Fiction- "Masa sma ga akan indah kalau ngga ada kamu dan paskibra." - Bianca Tritania. Waketos dan juga anggota paskibra. Setiap hari, ia harus menghukum lelaki bernama "Agata" yang selalu telat, yang ia ketahui adalah ketuanya di paskibra. Agata Mahaputra...