4. sean?

1K 48 0
                                    

"SEANNN!!"

"Apa sih Dion?"

Tebak Dion di mana?, Dion itu lagi di rumah Sean, Sean itu udah dianggep kakaknya sendiri sama Dion, umurnya beda 3 thn doang. Sean masih kuliah dan kerja menggantikan daddynya jadi CEO alhasil dia jadi CEO muda

"Kangen kak Sean huhuhuhu"ucap Dion dramatis

"Apasih dek?, Alay tau"

"Gitu ya?!, Yaudah!!" dion pergi ke kamar yang sering ia tempati saat menginap di rumah Sean, dia menutup pintunya dengan keras

Sean hanya terkekeh

.
.
.
.
.
Dion turun dari motor sean, memang semalam dia menginap di rumah Sean, karna tidak ingin bertemu dengan jalang jalanan itu

"Belajar ranjin, jangan bolos. Kakak tau kamu pinter tapi jangan bolos, emang ini sekolah nenek moyang kamu?"

"Apa sih kak, yaudah Dion masuk dulu, emmm...."Sean langsung tau yang dimaksud Dion

"Nih" Sean menyerahkan tiga lembar kertas berwarna merah yang tak lain adalah uang

"Sekolah yang bener"Sean mengacak-acak rambut Dion membuat Dion berdecak, mereka yang melihat Sean dan Dion  terpekik gemas

"Iyh -iyh, Sono pergi" sebelum masuk Dion mengecup pipi Sean, itu sudah biasa dia lakuin saat masih SMP dulu

Tanpa disadari ada seseorang yang dari tadi memperhatikan mereka dengan geram, ada yang di semak-semak, dan ada yang di ruangannya
.
.
.

"Woy setan!!" Panggil Aldi dari belakang Dion, membuat Dion kaget

"Paan sih Lo aldianjing" ujar Dion sinis

"Anter gue ke bk yok, ini di suruh mika buat Anter berkas ke pak Regan" jelas aldi

"Ogah Lo aja, gue mau ngantin"saat Dion ingin berjalan dia sudah di tarik oleh Aldi ke ruang BK

"PAAN SIH LO MAIN NARIK-NARIK EMANG GUE EMBEK APA HA?!"Teriak Dion dengan memberontak

"Emang!!"ketus Aldi

Saat sampai di ruang BK Dion tidak ikut masuk, tapi Regan tau pasti ada Dion di depan sana, toh feeling your love

"Makasih Aldi, oh ya suruh Dion kesini. Ada yang mau say bicarakan dengannya"ujar Regan dengan tatapan datarnya

Aldi hanya mengangguk, tak lama kemudian masuklah Dion dengan wajah kusam dan tertekuk

"Kenapa?"tanya Regan lembut

"Kinipi?"minyik Dion

Regan terkekeh dengan ucapan Dion dengan komuk yang menurutnya menggemaskan

"Udah tau gue itu laper, malah di panggil kesini, kasian perut gue pada demo ini"Regan hanya mengangguk mengerti

Regan menepuk pahanya "duduk sini" Dion membelalak "paan pak?, Duduk di situ ogah banget, emang gue cwok apaan?"

"Kamu sudah pernah duduk di sini, jadi kenapa gak coba lagi?"tanya Regan dengan senyum manis, 'meleyot saya pak!!'batin Dion

"Ekhem, b-baiklah" Dion berjalan kearah regan dan duduk di paha regan, memeblakangi Regan

"Ini, makan"Regan mengeluarkan bekal dari tasnya, saat dibuka berisi sayuran

"GILA HA?!, LO KIRA GUE KAMBING APA?!"teriak Dion

"Makan!, Ini itu sehat"Regan menyuapkan salad sayur tersebut ke Dion, Dion menerimanya dengan sedikit kesal, tapi diakan lapar

"Nyamm"

"Enak?" Tanya Regan, Dion hanya mengangguk

"Tadi yang anter kamu itu siapa?"tanya Regan

"Kak sean"jawab Dion dengan memakan saladnya

"Sean?, Siapa dia?"tanya Regan lagi

"Banyak nanya Lo om pedo"Dion menyumpal mulut Regan dengan salad

"Jawab Dion!!"ucap Regan dengan mengunyah saladnya

"Dia udah gue anggep jadi Abang gue, dia itu orang yang selalu ada untuk gue Saat gue terpuruk, intinya dia itu orang spesial"perkataan Dion membuat Regan sedikit marah, kata 'spesial' membuat hatinya sakit, dan sesak

"Hanya abangkan?"tanya Regan memastikan, Dion hanya mengangguk

"Udah bel, gue masuk dulu. Byee"Dion bangun dari pangkuan regan, dan pergi ke kelasnya

Regan masih berfikir, benarkah dia menganggap Sean Abang?
.
.
.
.

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN

Regan Dion EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang