6. sakit

890 44 0
                                    

"s-siapa dia?"tanya Dion menunjuk laki-laki seumuran dengannya

"Dia adikmu, jaga dia"ucap Erlang dengan mengelus kepala pemuda itu

"Namanya Rafa"

Dion tidak memperdulikan itu dan pergi ke kamarnya, menutup matanya

"Mamah... Dion pengen ikut mamah... Dion capek... Mamah pasti bahagia disana...Dion ikut mamah ya?...."

"Hiks... Mamah kenapa ninggalin Dion... Ayah udah ga peduli lagi sama Dion... Hiks..Dion capek mahh... Dion bener-bener capek..."
.
.
.
.
"Bagaimana keadaan kesayanganku?"tanya Regan pada seseorang

"Dia baik-baik saja tuan, dan... Tuan Erlang tadi membawa seseorang namanya Rafa, dia anak dari wanita yang dia nikahi... Sepertinya tuan Erlang lebih menyayangi Rafa"ucap Leon, tangan kanan Regan

Regan menghela nafas "pergilah" lion keluar dari ruangan Regan

"Saya akan membawanya besok..."
.
.
.

"SELAMAT PAGI BESTAIIII"teriak Dion yang membuat seluruh makhluk yang ada di kelas menutup telinganya erat-erat

"Jancok!! Ojo berok-berok ngentod!!"ucap Aldi dengan logat jawanya

"Jancok!! Jangan teriak-teriak ngentod!!"

"Wok... Okeh, awas kon gak tak traktir"Dion mendudukkan pantatnya di bangku miliknya

"Wok... Okeh, awas kamu gak aku traktir"

"Kalian Ngomong bahasa apaan?" Tanya Chika

"Pake bahasa Pluto!!"jawab Dion dan Aldi bersamaan

"Chika ga ISO boso jowo Yo?, Sakno e"ucap gara menggelengkan kepala

"Chika ga bisa bahasa Jawa ya?, Kasian"

"Ngomong apaan sih anj?!!" Daripads Chika gila karna teman sekelasnya lebih baik dia pergi keluar

"Al, kepala gue pusing" Dion menyenderkan kepalanya di bahu Aldi

Aldi menempelkan punggung tangannya pada kening Dion, alangkah kagetnya "BADAN LO PANAS BANGET SATT!!, KE UKS YOK"teriak Aldi membuat semua orang menoleh kearahnya

Dion hanya mengangguk lemah, dia itu udah kehabisan setengah nyawanya kalo sakit, kayak orang sekarat

Aldi membopong tubuh Dion ke UKS, dia tidak mendapatkan dokter yang berjaga, akhirnya Aldi hanya menaruh main basah pada kening Dion, berharap demamnya menurun

"Udah bel, gue kekelas dulu ya?" Dion mengangguk, Aldi pergi untuk kekelasnya, sementara Dion menutup matanya agar tertidur

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

"Eungh" Dion merasakan seseorang sedang memeluknya, dia melihat terdapat Regan yang sedang tidur menggenggam tangan Dion, dan... Dia sedang ada di mana?

"Dimana gue?" Ucap Dion sambil memegang kepalanya dengan tangan satunya

Regan yang terusik akhirnya membuka mata melihat kesayangannya memegang kepalanya, dia sangat sedih saat tau Dion sedang sakit

Regan menatap Dion lembut "perlu apa hm?"tanya Regan dengan mengelus punggung tangan Dion

"Haus pakk.."Regan dengan cepat memberikan segelas air putih kepada Dion, Dion meminum airnya hingga setengah

"Ada yang sakit?"

"Pusing.."rengek Dion

Regan mengelus lembut kepala membuat sang empu menutup mata menikmati elusan itu

"Tinggal disini ya Dion? Saya ga mau kamu disiksa seperti kemarin"Regan menatap Dion sedih

"Nanti ayah-

" Dia ga pikirin kamu Dion, lebih baik kamu tinggal dengan saya"ucap Regan yang masih berusaha untuk lembut

"B-baiklah..."Dion mengangguk

Regan memeluk Dion, sang empu membalas pelukannya dengan erat

"Tidurlah ini sudah malam, kamu tadi tidur sangat nyenyak"Regan terus mengelus kepala Dion

"Aku dimana?"tanya Dion sambil menutup matanya

"Di apartemen saya" Dion hanya mengangguk kecil

Tak butuh waktu lama Regan sudah menidurkan bayi besarnya, dia pergi ke ruang kerjanya , dan menelfon lion

"Lion kirim surat tanah kita yang ada di Bali, apartemen saya yang ada di Afrika dan mansion yang ada di China, jangan lupa cek 1t untuk tuan Erlang" lion yang mendengar itu melongo, segampang itu kah melepas hartanya?.

"B-baik tuan..."

Tuttt

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

VOTE AND KOMEN

Regan Dion EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang