"dek bangun, adek ga mau sekolah?"tanya Sean dengan kesal, karna dari tadi Dion tidak bisa di bangunkan.
"Ckk, bangun dek!!"Sean menggoyangkan tubuh Dion dengan kasar
Dion mengerjapkan matanya, mata lentik indah itu terbuka dengan indah "eungh... Jam berapa bang?"
"Jam tujuh lebih dek"dengan gerakan kilat dengan nyawa yang sedikit terkumpul Dion mengambil handuknya
Tapi saat berlari kearah kamar mandi dia terbentur dengan tembok, salah siapa nyawa belum kekumpul malah lari-lari mampuskan!!
"Hwaa bang Sean!!, Sakittt!!"Dion menangis dengan keras
Keningnya mengeluarkan darah karna kening yang bertabrakan dengan pinggiran tembok yang meruncing
Sean berlari kearah Dion dan mengelus rambut Dion agar tenang "sssttt... Tenang Dion..."darah masih keluar dari keningnya
"Sakit bang huhuhuhu"
"Kerumah sakit aja ya?"karna keningnya sepertinya robek, salah siapa nyawa belum cukup malah lari!!
"Nggak mau takut..."ucapnya di sela-sela tangisannya
"Ckk, lihat jidatmu yang berdarah itu, ayo ke rumah sakit"Sean mengendong Dion ke mobilnya
Bajunya yang putih kini terdapat noda darah dari kening Dion, lukanya terlihat sedikit parah
Saat di perjalanan Dion terus terisak, Sean jadi bingung bagaimana cara menenangkan anak kecil seperti Dion?
Saat sampai Dion langsung ditaruh di ruangan dokter, dokter menjahit luka yang ada di kening Dion
"Mangkanya kalo lari itu liat-liat jatuhkan?"ucap Sean dengan kesal
"Kan Dion ga sengaja bang, salahin Dion terus, orang Dion ga sengaja"sungut Dion, dia sudah sakit di bagian kening sekarang mendapatkan Omelan pula
"Udah selesaikan ?, Pulang yuk"
Mereka kembali pulang, kepala Dion di perban, membuat membuat maid yang baru datang mengernyit melihat kepala Dion yang diperbsn seperti itu
.
.
.
.
."Dia ga sekolah?"tanya seorang cwek kepada Alex
"Enggak... Dia izin sakit Dev"ucap Alex pada seseorang bernama Devi itu
"Yang sabar ya Lex"Alex mengangguk
.
.
.
.
."BANG SEAN!!"teriak Dion di kamarnya
"apa sih dek?"tanya Sean di pinggir pintu kamar Dion
"Mwau mwamm"ucap Dion dengan nada manjanya
"Mam apa?"
"Mau mam nasi goreng di gang melati dulu"
"Ya elah ga ada disini dek, ini aja beda negara"
"Tapi Dion mau!!!"rengeknya
"Abang bikinin nasi goreng sendiri aja ya?"ucap Sean dengan mata memohon
Dion mengangguk pasrah "iya"
.
.
.
.
.Kini sudah seminggu setelah kejadian kejedot pintu toilet, dion pergi ke sekolah diantar oleh Sean tentunya
Dion berjalan menyusuri koridor dengan bersenandung kecil, matanya mengarah ke Regan yang sedang berbicara dengan seorang siswi, Dion mengangkat bahunya acuh, lagian dia sudah tidak ada hubungan lagi dengan Regan
Dion mendudukkan pantatnya di kursi, bermain handphonenya
TingTing
Pak Regan
|Keruangan saya
|Ada hal yang harus
Saya bicarakanHm|
Dion berjalan kearah ruangan Regan melihat Regan yang sedang bercumbu dengan seorang siswi (?)
"Ekhem"mereka melepaskan tautan bibir mereka
"Bapak menyuruh saya ke sini untuk melihat anda bercumbu?, Yang benar saja"Dion memutar matanya malas
Regan menggeleng ribut "b-bukan seperti itu Dion... Dengarkan saya dul—"
"Saya tidak akan salah paham, lagian saya bukan siapa-siapa anda"
"Hey...saya akan jelasin Dion"
"UDAH DEH PAK, SAYA TIDAK MAU BAPAK HAMILIN DIA ATAUPUN APA ITU SAYA TIDAK PEDULI!!, INGAT INI 'SAYA BUKAN SIAPA-SIAPA ANDA!' JELAS BUKAN?!"dengan kesal Dion pergi dari ruangan Regan
"Dion... Tunggu!!"telat, semua hancur
"Semua ini salah kamu flora!!"
"Saya mencintai bapak, jadi saya bisa melakukan apapun termasuk menyakiti bocah tadi"ucap flora dengan memainkan kuku jarinya
"Jangan pernah kamu menyentuh dia!!"geram Regan
"Jika bapak menerima menjadi kekasih saya"
"Saya mau"
.
.
.
.
.VOTE AND KOMEN
males upp, sepi
TERIMASIH SUDAH BACA. COBA KALIAN TEBAK ENDING, SOALNYA DIKIT LAGI END
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan Dion End
Teen Fiction"SAYA TIDAK MENYUKAI ECHA!!, SAYA MENYUKAI KAMU DION GELVANO DIRGANTARA!!"kini Regan berada di atas tubuh Dion dia mengungkung tubuh mungil Dion "P-pak...s-saya.. saya masih straight" ucap Dion dengan takut, 'tenggelemin Dion ke sungai Amazon sekara...