25. Mall

371 13 0
                                    

"bang sean!! Makan seblak yuk!!"teriak Dion dari lantai bawah

"DISINI GA ADA SEBLAK DEK""sekarang teriakan Sean dari kamarnya

"IHHH... TAPI ION PENGEN SEBLAK"keluar sudah manjanya, Sean harus ekstra sabar

Sean keluar dari kamarnya, menuruni tangga menuju ruang tamu, dia melihat Dion yang bersedekap dada "ikut Abang ke mall yuk, beli peralatan sekolah kamu"mata Dion langsung berbinar

"BOLEH-BOLEH!!"Dion langsung lompat kegendongan Sean, untung Sean langsung menahannya agar tidak terjatuh

"Jangan langsung lompat dek, nanti jatuh" tegur Sean, Dion hanya mengangguk. Lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Sean

"Tapi bang... Ion ga bisa bahasa Inggris apalagi Canada"ucapnya sedih

"Nanti Abang ajarin okey?"Dion mengangguk untuk menanggapinya
.
.
.
.
.

"Sekian anak-anak pelajaran saya akhiri, dan jangan lupa Minggu depan kita ujian"Regan keluar dari kelas Dion itu, aishhhh mantan kelas Dion

Dia berjalan menuju parkiran, masuk kedalam mobilnya, sepanjang perjalanan dia hanya diam. Dia tidak bersemangat karna tidak ada Dion, dia seperti... Tersiksa?

Dia memberhentikan mobilnya di sebuah mansion Darren, Regan memasuki mansion itu dengan wajah yang datar dan dingin

"Ada apa kamu kemari son?"tanya Darren yang duduk di sofa

"Dad... Apakah ada pekerjaan di kantor yang ada di Canada?"tanya Regan sambil berjalan kearah Darren

"Sepertinya ada, tapi.... Kenapa kamu bertanya seperti itu ?"Darren melipat korannya, menaruhnya di meja

"Hanya ingin pergi keluar kota"dan bertemu Dion

"Baiklah, urus saja yang ada di sana"

"Benar dad?!"Darren mengangguk sebagai jawaban

"Baiklah dad aku akan pulang untuk bersiap-siap" Regan keluar dari mansion Darren dengan senyum yang selalu mengembang

"Aku tau kamu akan menghampiri Dion"gumam Darren
.
.
.
.

"Adek ihhh, masa tas yang itu?, Itu jelek. Yang ini aja"pertengkaran tentang tas belum terselesaikan sejak tiga puluh menit lalu, pelayan yang melihatnya hanya menghela nafas

"Tapi bang ini itu jelek, Dion mau yang ini!!"ucap Dion sambil menunjuk tas berwarna hitam yang ada pandannya di tas tersebut

"Apasih dek, itu kayak anak kecil tau"Dion hanya mengerucutkan bibirnya

Pelayan yang melihat itu tersenyum gemas, lucu sekali adik ini..., Kayak Kunti bogel. Gapapa deh nunggu lama yang penting lihat adek manis dan lucu

"Maaf kak dek, ini jadi beli yang mana ya?"tanya pelayan itu

"Yang ini"jawab mereka berdua tapi yang ditunjuk tidak searah

"Beli dua-duanya mbak"ucap seseorang dari belakang

Mereka menoleh kebelakang, mereka membelalakkan matanya, Dion langsung saja berlari dan melompat ke gendongan laki-laki itu

"HAI BANG JACKSON"ya... Orang itu adalah Jackson

"ngapain Lo kesini?"tanya Sean sinis

"Ngapelin capar"ucapnya sambil mengelus rambut Dion yang ada di gendongannya

"Siape?"tanya Sean dengan mata yang mencari seseorang

"Ini yang lagi di gendongan gue"Sean mengangguk mengerti

Sementara Dion hanya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jackson, dia mah acuh tak acuh. Karna dia tidak tau apa uang sedang mereka bahas. Orang mereka pake bahasa Canada, mana Deon tau

"Jadi bungkus dua-duanya mbak"pelayan itu mengangguk lalu membawa dua tas tersebut

"Kalo nggak beli dua-duanya kalian ga bakal ada yang ngalah, kalian ini sama-sama keras kepala"Jackson mebggendong Dion kearah kasir, lalu membayar tas itu dengan black card

"Thanks"

Sekarang tujuan mereka adalah caffe, saat di mobil tadi dion selalu merengek minta di belikan eskrim, dia sangat menyukai eskrim hingga sekarang.

"Saya mau rasa strawberry, chocolate, and vanilla"ucap Dion sambil memberikan menu tersebut ke Sean

"Banyak banget dek... Ga takut sakit gigi?"tanya Sean dengan cengo

"Ga baik makan eskrim banyak-banyak nanti sakit"ucap Jackson dengan tenang walau hatinya sedang berteriak agar bocah itu tidak membeli eskrim terlalu banyak

"SSD suka-suka Dion"ucapnya dengan kesal

Mau tak mau mereka harus menurutinya, mereka juga memesan sebuah hot chocolate and ice Chocolate

Saat pesanan mereka datang Dion langsung memakan eskrimnya, tidak ada ekspresi ngilu atau apapun itu, dia sangat menikmati es krimnya
.
.
.
.
.

VOTE AND KOMEN

Regan Dion EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang