23. tak ada kesempatan lain?

363 14 0
                                    

"Dion... Lo beneran mau ke Canada?, Terus rajawali gimana?"tanya Aldi dengan sedih

"Gue serahin ke kalian aja, gue cuman ikut Sean kerja di sana kok, mungkin cuman tujuh tahun gue disana"ucapnya dengan senyum yang sangat manis

"Gue pamit ya"pamit Dion

Semua yang ada di markas memeluk Dion, rumah keduanya akan ia tinggalkan, rumah tempat untuk ketenangan, rumah tempat cerita...

"Hati-hati bro"ucap Mahesa

"Jaga geng kita ya?, Gue percaya sama kalian"ucapnya, dia berjalan keluar dari markas, dia tersenyum melihat logo rajawali di depan tembok markasnya

"GUE BAWAH JAKETNYA BIAR INGET KALIAN"Teriaknya sebelum menaiki motornya
.
.
.
.

"Ayo dek, bajunya udah semuakan?"Dion mengangguk

"Beli eskrim dulu ya?, Ion pengen eskrim"ucapnya manja

"Iya-iya,nanti kita beli eskrim. Nanti kamu mau berapa aja bang Sean bayarin"ujar Sean dengan tangan yang mengelus pucuk kepala Dion

Mereka memasuki mobilnya, membela kerumunan jalan ibu kota, mereka berhenti di mall untuk membeli eskrim dan mobil-mobil an

Dion mah ga pernah lupa sama mobil-mobil an, untung Sean pengertian. Mereka berjalan memasuki mall

Tempat pertama yang disinggahi adalah tokoh mainan, Dion mengambil banyak sekali mobil-mobil an, pesawat-pesawat an, dan banyak lagi

Katanya 'biar gak bosen bang, lagian nanti bang Sean kan sibuk, ngurus kerjaan Daddy . Jadi bang Sean ga ada waktu buat ion'

"Udah?"tanya Sean memastikan

"Udah bang, banyak banget malahan"ucapnya dengan senyum bahagia

Saat mereka berjalan kearah restoran yang ada di mall mereka melihat Regan sedang jalan dengan wanita lain, Sean yang mengetahui itu langsung menutup mata Dion

"Jangan di lihat, nanti sakit hati"bisiknya dengan tangan yang setia menutup mata dion, Dion hanya mengangguk untuk jawaban

Setelah melihat Regan sudah jauh Sean langsung membuka mata Dion "ayok beli eskrim"ujarnya sambil menarik tangan dion

"Jangan ditarik ihhh..."kesal Dion, dia kan bisa jalan sendiri

"Nanti lama"

.
.
.
.

"Makasih gan udah nemenin"ucap gadis itu, Regan hanya mengangguk

"Gue pulang dulu Del"pamit Regan pada della, ya Della. Kalian gak salah baca kok

"Disini aja dulu gan, gue pengen beli eskrim deh gan, anterin yuk"Regan yang ditarik Della hanya pasrah saja

Sesampainya disana Regan melihat orang yang mirip seperti Dion, atau memang Dion?

Dia menghampiri meja yang berisini Dion dan Sean, dia tersenyum melihat Dion yang tertawa bahagia memakan eskrim nya, tapi hatinya juga sakit, dia tertawa bukan dengannya melainkan orang lain

"Hai"sapa Regan

Dion memberhentikan tawanya, dia memasang wajah dinginnya, Dion memakan eskrim nya tanpa memperdulikan Regan

"Ada apa?"tanya Sean pada Regan

"Boleh gabung?"

"Oh mau duduk di sini ya?, Kami udah selesai. Ya kan dek?"dion hanya menanggapi dengan anggukan

"O-oh okay"Sean dan Dion berdiri hendak berjalan, tapi tangan Dion di cengkal oleh Regan

Regan menatap Dion dengan mata yang sayu "apakah pilihanmu sudah tepat Dion?"

"Lebih baik saya pergi dari hal yang menyakiti saya, dari pada saya bertahan tapi saya tersakiti, itu sama saja membuat luka baru"

"Permisi"Dion menyusul Sean, Della yang melihat itu hanya menghela nafas

"Bodoh!!"ucap Della pada Regan

"Lo bodoh bikin dia kecewa, Lo bodoh ga percaya sama dia, Lo bodoh buat dia di permainin, Lo bodoh Regan!!"ucap della dengan menatap tajam Regan

"Gue tau..."ucapnya sambil menunduk

.
.
.
.
.

VOTE AND KOMEN

Regan Dion EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang