1.

35.4K 661 15
                                    

Salma adalah salah satu mahasiswa farmasi semester 5 di salah satu universitas di jakarta, hidupnya penuh dengan kebahagiaan. Belajar, makan, dan tidur adalah rutinitas kesehariannya.

"Salmaaaaa, ayo cepet turun" panggil mama Ita dari bawah.

Salam turun kebawah, dengan segala keribetannya, dia berjalan dengan cepat.

~brak~ buku buku yang di bawanya terjatuh.

"Astagaaa sayang, kamu kenapa?" Tanya mama Ita sembari mendekati anaknya.

"Aku buru buru mah, ada praktikum" jawab Salma sembari mengambil buku dan memasukkan ke dalam tasnya. Salma mendekat ke meja makan, dia mengambil satu potong roti yang sudah di olesi selai oleh mamanya "Salma berangkat dulu ya mah, Assalamualaikum" Pamit Salma sembari berlari keluar rumah.

"Sarapan dulu yang bener nakk, Salma"

"Udah ngga keburu maaaah, ada prestes" jawab Salma yang sudah ada diluar rumah.

"Hembh" mama Ita menghelah nafasnya "kebiasaan anak gadis" gumamnya.

Papa Salma berkerja di kantor BUMN, dia sedang di tugaskan di luar kota, sejak dua hari yang lalu. Saat Salma sedang pergi kuliah, mama Ita berada di rumah sendirian, karena Salma adalah anak semata wayang.

Meskipun pergaulan Salma terbilang bebas, dia adalah anak yang rajin beribadah, pengetahuan tentang agamanya sangat luas. Suaranya sangat merdu ketika bernyanyi, apalagi mengaji.

"Syarlaaaaaa, Noviaaaaaaa" panggil Salma ketika melihat teman temannya di depan labiratorium farmasetika.

"Haaassshh hassshh udah di mulai yak?" Tanya Salma yang baru saja tiba.

"Tarik nafas duluuuuu, belum di mulai kok" jawab Syarla.

"Hufftt alhamdulillah, lah mana Nabila?" Tanya Salma.

"Di kamar mandi dia, eh Sal kau ga bawa farmakope kah?" Tanya Novia.

Salma menepuk jidatnya sedikit keras "astagaaa, di jog motor. Huwaaaaaa gua ambil dulu" Salma ngibrit ke parkrian untuk mengambil bukunya yang tertinggal di jog.

Saat Salma sudah kembali, bersamaan dengan datangnya dosen Farmasetika likuida, mereka melakukan prestest terlebih dahulu, sebelum akhirnya masuk dan melakukan praktikum.

"Enak yaa, kebetulan sekali kita sekelompok hahahah" tawa Novia.

"Bener, tapi pasti jadi omongann ini kita" sahut Nabila.

"Udah, gausah perduli omongan orang" titah Salma, Salma menimbang serbuk obat yang menjadi bahan utama sediaanya, dengan fokus dan teliti, Salma menjalankan praktikumnya dengan baik.

Dibantu dengan Novia, Nabila, dan Syarla akhirnya mereka berhasil membuat suspensi penambah nafsu makan untuk anak anak.

"Alhamdulillah, akhirnya selesai ya Allah" ucap Salma.

"Iya gaes, cari makan yok" ajak Novia.

"Ayokk" jawab mereka serempak.

Nabila naik motor dengan Salma, sedangkan Syarla dengan Novia. Mereka membawa ayam geprek, lalu di makan di kos kosan milik Novia.

"Nopi, nyalain ac nya" perintah Salma.

"Panas banget yaAllah" pekik Nabila sembari mengibas ngibasnya tangannya di wajahnya.

"Makan gaeessss" ucap Syarla sembari membuat video"

"Konten terosssss" ledek Salma sembari mengunyah makanannya.

"Cari cuaannn besti, karena saya belum cukup umur buat pengajuan di BRI" jawab Syarla.

"Hahahha, eh tapi kau kan udah punya ktp, bisalah seharusnya"

"Emang iya Nop?" Tanya Nabila dengan polos.

"Iya, asal kau ada jaminannya aja" jawab Novia.

"Kau ku jadikan jaminan ya, ke satpam BRI nya" celetuk Salma.

"Itu kau jadikan jaminan atau aku kau jual?" Sarkas Novia.

"Hahahah" mereka semua tertawa.

Setelah selesai makan, dengan perut kenyang akhirnya mereka tepar bersamaan.

Hari semakiin sore, Salma dan Nabila pamit pulang lebih dahulu. Nabila selalu pulang dan pergi bareng Salma karena rumah mereka dekat, tapi pagi ini Nabila sedang diantar oleh abinya, maka dari itu tadi pagi Salma berangkat sendirian.

"Assalamualaiiiikuuuuuuum" teriak Salma yang baru saja tiba di rumah.

"Waalaikumsalam" jawab mama Ita "gausah keras keras, mama ini ngga budek"

"Biasanya kan mama tidur"

"Mana ada mama tidur jam segini" omel mama Ita. Salma mendekat pada mamanya yang sesang menonton tv, memeluk dan mencium pipi mamanya.

"Udah ashar belum?" Tanya mama Ita.

"Belum"

"Yaudah sana bersih bersih, sholat terus makan"

Salma bangkit dari duduknya "oke, aku sholat dulu, kalau makan aku udaah. Babay mamah" Salma naik ke atas kamarnya, dan tidak turun lagi sampai jam makan malam.

"Dek ayooo makan, udah di tunggu papa ini" panggil mama Ita dari bawah.

Salma turun, lalu duduk di depan papanya "mana oleh olehnya dedy?"

"Hmh, kalau ada maunya aja manggil dady" ucap papa Demis.

"Hehe, maapin" ucap Salma dengan wajah imutnya.

"Nanti habis makan papa ambilkan yah, sekarang kita makan dulu" tutur papa Demis.

"Oke dady"

Salma mulai menyendok nasinya, mengambil beberapa lauk yang tersedia, dan mulai menyantap makanannya setalh berdoa.

"Besok kita jadi mas? Ke rumahnya mbak Yati?" Tanya mama Ita pada suaminya.

"Jadi dong, masa mereka ada acara kita ngga dateng. Dek besok sabtu, kamu liburkan?" Tanya papa Demis pada Salma.

Salma menganggukkan kepalanya sembari terus mengunyah "iyah, kenapa?"

"Besok kita pergi ke rumah tante Yati yah, anaknya nikah"

"Ohh yang mana?" Tanya Salma yang masih terus fokus pada makanannya.

"Ya yang mana lagi dek, kalau bukan anaknya yang ke tiga" jawab mama Salma.

"Oh mas Rony yaa? Udah nikah ternyata dia"

"Ternyata kamu masiih ingat dia yaa" celetuk papa Salma.

"Ingat ingat ingat"

"Yowes habiskan makananmu, ndang istirahat, besok kita pergi dari pagi" ucap mama Salma.

"Siapp bosss, ini udah habis"

Setelah menghabiskan makanannya, Salma kembali ke kamar, dan merebahkan tubuhnya disana.


14.12

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang