74.

12.2K 560 139
                                    

Salma berlari masuk ke dalam rumah, memeluk papanya dengan erat. Hari ini papa Demis tidak pergi kerja, karena baru tadi pagi pulang dari luar kota.

"Kamu kenapa?" tanya Papa Demis sembari mengusap puncak kepala Salma.

"Papah haaashhh Salma udah ngga sangguphh hikss hikss" ucap Salma terbata bata.

"Maksudnya apa dek? Kamu kenapa?" Tanya papa Salma. Mama Ita berlari menghampiri suami dan anaknya dari atas kamar Salma.

"Ada apa ini pahh??" Panik mama Ita.

"AKU NGGA MAU JALANIN PERNIKAHAN INI LAGI PAHHHHH, AKU NGGA MAU HIKSSS HIKSS" teriak Salma dengan mendekap papa nya semakin erat "aku capek paahh"

"Ada apa nak?" Tanya mama Ita sembari mengusap punggung Salma.

"Roh nhy namh phar aah kuuuhh hikss hengghss di dephan Naura" ucapan Salma sangat berat, mengungkapkan betapa sakit hatinya.

"Astaghfirullah" gumam papa Demis sembari mbusap wajahnya.

"YaAllah, apa salah anakku. Kenapa kau buat jalan hidupnya seperti ini" ucap mama Ita dengan air mata mengalir di pipinya, di peluknya Salma dari belakang.

"Tohlongghh hikss akhu ngga mau lagi jadi istrii. AKU NGGA MAU PAAAHHHHHH HAAAA HAAA HAAA" Salma semakin menjadi, sedikit memberontak dalam pelukan mama papanya "kasihhh anak anak Rhon nhy ke diah mah. Akhu nggah mau lagiiih lihathh aphapunh yang berhubungan dengan dia hiks hiks" lanjut Salma.

"Mah, bantu Salma packing baju bajunya, dan terbang ke surabaya sekarang juga" ucapan tegas dari papa Salma.

"Ayo sayang kita ke atas" bisik mama Ita di telinga Salma, menuntun Salma dan naik ke kamarnya.

Salma dan mamanya meniki tangga setapak demi setapak, dengan terus berpelukan dan beradu tangis.

Salma dan mamanya duduk diatas ranjang, tangan mama ita terangkat, memegang kedua pipi Salma "mana yang di tampar nak?" Tanya mama Ita dengan lembut.

"Iihniii mahhh haaah ahshh" jawab Salma sembari menunjuk pipi kanannya.

Jempol mama Ita bergerak pelan mengusap pipi Salma dengan sayang "yaAllah, aku tidak pernah menampar pipi halus ini. Kenapa orang lain dengan tega melakukannya" lalu memajukan wajahnya dan mencium pipi anaknya dengan penuh kasih sayang.

"Udah mamah obatin yaahhhh nak" ucap mama Ita pada Salma "maafin mamah, hikss maafin mamah karena sudah memaksa kamu masuk kedalam kehidupan seeprti ini sayang" lanjutnya sembari memeluk anaknya.

"Saahkithhh maaahhhh" lirih Salma, sedangkan mama Ita hanya menganggukkan kepala dan menciumi pelipis anaknya.

"Ooeeeekkkk oweekkkk owekk" tangisan kedua anak Salma secara bersamaan.

"BERISIK" teriak Salma sembari menutup kedua telinganya.

"Nakk" tutur mama Ita lembut.

"Aaahhhrrrrrgggghhh aku ngga mau denger suara mereka maaahhh hhhaaahh hengghhhs" Mama Ita melepas pelukan Salma, lalu berjalan menghampiri Kenny dan Kaivano di box bayi.

"Sssstttt, kalian sedih yaaa denger tangisan mamah? Sama, nenek juga" mama Ita semakin tidak kuasa menahan tangisnya "tenang ya nak"

Mama Ita kembali menghampiri Salma "sayang, jangan hukum anak anakmu ya nak"

"Nggha maahuuu maaahhh. Akhu nggak mau"  ucap Salma sembari melorotkan dirinya ke lantai dan bersandar pada ranjang.

"Nak, dengerin mama. Mama yakin, disini haaaaahhh heesshh" mama Ita menunjuk dada Salma "adah hati seorangh ibu yang lembuth. Yangh saling jatuh cinta pada anak anaknya, dan mama yakinh hiks anakh mamah tidak sekejam ini"

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang