12.

16.1K 675 52
                                    

"Mas, aku pamit ke rumah mamah ya" ucap Salma pada Rony yang masih bersama dengan Paul.

"Kenapa tiba tiba?" Tanya Rony sembari mengernyitkan dahinya.

"Emh, lu antrin aja Ron, gua pulang" ucap Paul sembari melihat Salma, dia merasa tak enak.

"Oh ngga usah kak Paul, lanjutin aja ngobrolnya sama mas Rony. Lagi bahas kerjaan kan? Aku bisa sendiri kok" ucap Salma.

"Kamu bawa aja mobil aku" titah Rony.

"Gausah, aku udah pesan grab kok mas. Udah dateng di depan" ucap Salma sembari menyadongkan tangan pada Rony, lalu Rony menerima tangan Salma "assalamulaikum"

"Waalaikumsalam" jawab Paul dan Rony secara bersamaan.

"Ron, kira kira Salma denger obrolan kita ngga ya?"

"Ngga mungkin, dia dari tadi di kamar"

*^*^*^*^*****^*^**^*^*^*^*^***^*^*^*^*^**

"Hallo Nop, gua ke kosan lu yah" ucap Salma dalam sambungan telfonnya dengan Novia.

~lu nangis ya cok? Kenapa? Lu sakit apa Salma' tadi lu sakit kata bu Anggis~

"Bentar lagi gua nyampe di kos lu"

Salma mematikan sambungan telfonnya, lalu mengusap air matanya dengan kedua tangannya.

"Pak gang depan belok kanan yah" ucap Salma pada driver grab.

Salma turun tepat di depan kos Novia, Salma membuka pagar, lalu mengerok pintu kamar kos Novia.

Setelah di bukakan pintu oleh Novia, Salma langsung masuk dan berhambur ke dalam pelukan Novia, menangis sejadi jadinya. Novia adalah orang yang paling dekat dengan Salma, dari pada yang lainnya. Salma lebih bisa terbuka dengan Novia, tentang apapun itu.

"Hei, kau nih kenapa Sal?" Tanya Novia kebingungan.

"Yauda yauda kau puasin lah nangisnya dulu"

Novia menunggu Salma puas dalam tangisannya, setelah di rasa mulai tenang, Novia kembali bertanya.

"Ada apa?" Singkat namun sangat berarti pertanyaan seperti ini dari seorang sahabat.

"Noph hengh aashhk, g-gua hikss. Aaaaa mamaaa" Saat hendak bercerita, Salma malah semakin mennagis.

"Kalau kau kesini cuman mau nangis, nangis aja. Gausah pake cerita, dari pada kau nangis ga brenti brenti" ucap Novia.

"Huuuuuufffttt hemmhss sesskk heesshk janji ya Nop, jangan bilang ke siapa siapa" Salma masih sesenggukan.

"Iya, rahasia lu apasih yang bocor di gua?"

"Hemmmhhhh" Salma membuang nafasnya, menenangkan dirinya "aku udah nikah"

"HAH? Kau yang benar aja, haha, lu pinter banget ya ngarang cerita"

"Gua serius Nop" Salma menunjukkan cincin nikah di jarinya.

"Cincin kaya gini banyak Sal, di shopee murah 3000 an"

Salma membuka tas nya, mengambil buku nikah yang sudah niat untuk di bawanya, lalu Salma memberikannya pada Novia.

Novia menerima, dan membukanya "LOH INI KAN DRIVER GANTENG KEMARIN?" Ucap Novia dengan keras dan lantang.

"Kau beneran Sal?" Salma menganggukkan kepalanya.

"OH MY GOD, gua beneran kaget, suwer✌🏻😲"

"Lu kenapa ga undang gua sama yang lain sikk" kesal Novia.

"Gua cuman pengantin pengganti Nop hiks hiks" Salma mulai menangis lagi "g-gua cuma perempuan yang kebetulan ada di acara pernikahan dia. Kita masih saudara jauh, gua ikut papa mama kondangan ke sana. Saat hari H calon sitrinya pergi ke amerika tanpa alasan yang jelas. Dan orang tuanya, minta tolong ke orang tua gua untuk menikahkan gua dengan anaknya, agar acara tetap berjalan dan tidak memalukan keluarga. Gua mau Nop, karena dulu papa dia mendonorkan darah buat mama gua, saat gua masih dalam kandungan. Gua mau, karena gua mau balas budi pada ayahnya"

"Kenapa lu baru cerita sekarang Sal? Kapan lu nikah?"

"Sabtu kemarin"

"Terus apa yang bikin kau nangis kek gini Sal?"

"Gua hanya takut, gua jadi janda diumur gua yang masih 19 tahun Nop hiks hiks"

"Emang dia mau ceraiin lu?"

Salma menganggukkan kepalanya "gua takut itu terjadi Nop, tadi gua dengan dia ngobrol sama temennya. Namanya Paul, asisten pribadinya. Kalau misalkan calon istrinya kembali, gua dan dia bakal cerai"

"ANJING TUH ORANG. Kau udah bantu dia jaga nama baiknya, tapi gada timbal balik dia buat jaga perasaan mu. Sini, biar ku tandangin dia" kesal Novia.

"Sebenernya gua ga sakit hati karena dia ga cinta ke gua Nop, gua hanya nyesel banget udah masuk ke dalam hidup mereka. Gua ngga mau jamur Nop"

"Apa jamur?" Tanya Novia dengan muka polos.

"Janda di bawah umur" meskipun menangis Salma tetap menjelaskannya pada Novia "kemarin gua ke medan Nop"

"Hah? Sama suami lu?"

"Iyah, sebenarnya samapai besok. Tapi disana gua ga nyaman. Gua dibilang perebut calon suami orang sama sepupunya. Gua ketahuan nangis sama mas Rony, akhirnya dia ngajak pulang malem malem"

"Tapi masih tanggung jawab loh dia, eh tapi, tapi kau harus hati hati Sal. Kau jangan sampai jatuh cinta sama dia. Gua ga mau lu sakit nantinya, kalau lu udah jalanin ini dengan hati" tutur Novia.

"Gua juga takut Nop, tapi dalam pedoman hidup gua. Gua cuman mau menikah sekali seumur hidup, bahagia seperti mama papah" Salma membuang nafasnya "tapi takdir gua begini"

"Kau jangan nyerah, kalau bisa kau buat dia jatuh cinta lebih dulu. Biar aman rumah tangga mu kedepannya"

"Tapi gua ga suka sama dia, gimana mau bikin jatuh cinta"

*^*^*^*^*^*^**^*^*^*^*^*^*^*^*^*^***^*^*^

"Dari mana sampai malem gini?" Tanya Rony yang berada di ruang tamu.

"Kan aku udah bilang dari rumah mama"

"Enggak" ucap Rony menohok "kamu ngga ada di rumah mama. Tadi aku jemput kamu kesana"

"Dari kos temen" pungkas Salma.

"Kenapa ngga jujur?" Tanya Rony "temen siapa? Laki laki yang waktu itu, iya?"

"Kalau iya kenapa?" Bukannya diam Salma malah membantah omongan Rony.

Rony menatap mata Salma penuh dengan amarah "seorang perempuan yang sudah bersuami, haram hukumnya keluyuran dengan laki laki lain. Kamu tau itu kan?"

"Tau, aku tau itu. Tapi, apa bedanya aku sama mas Rony, disini ada aku sebagai istri, nama aku yang kamu sebut dalam ijab qabul. Tapi kamu, kamu masih mengharapkan perempuan lain" ucap Salma dengan suara yang bergetar "aku tahu kita menikah dengan cara yang ga masuk akal, tapi aku ngga pernah ada niatan buat mempermainkan pernikahan. Ingat itu" setelah mengatakan ini, Salma berlalu menuju kamarnya.




23.55

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang