4.

14.8K 643 18
                                    

Pernikahan mereka kemarin dilaksankan di hari sabtu, setelah seharian di rumah orang tua Rony, Salma terus memaksa untuk ikut pulang bersama mamanya. Karena terus menerus mendengar perdebatan Salma dengan mama papa nya , akhirnya Rony mengizinkan dia untuk pulang kerumahnya, dan keesokan harinya, Rony akan datang menjemputnya.

~toktoktok~

"Dek, suamimu sudah datang temui dia dulu" ucap mama Salma dari luar pintu.

"Ngga bisa mah, aku lagi selesain jurnal buat praktikum besok"

"Temui dulu dek, ngga baik seperti itu"

"Ck, iya iyah" dengan kesal Salma memakai jilbabnya, lalu membuka pintunya.

"Dia di bawahh" ucap mama Ita dengan singkat.

"Iya" jawab Salma dengan wajah dongkol, dai turun ke bawah untuk menemui Rony.

Rony sedang berbicara dengan papa mertuanya, dengan sesekali di selingi tawa, tiba tiba mereka berdua diam ketika Salma datang.

"Kenapa diam?" Ucap Salma.

"Yang sopan dek" tutur papa Salma.

Salma melirik Rony yang menatapnya, lalu menyadongkan tangannya pada Rony.

"Apa?" Tanya Rony, dengan gagap dan bingung tangan Rony mencari cari sakunya "dompet aku ketinggalan di mobil" lanjut Rony.

"Isshhh siapa sih yang minta uang, aku mau Salim mas, masa iya gara gara kemarin aku jabat, udah jadi mentri keuangan beneran"

"Hahaha adeek adek" papa Salma geleng geleng.

Dengan kesal Rony memberikan tangannya pada Salma, lalu Salma menciumnya bolak balik. Meskipun begitu, sebenarnya Salma tau adan dan etika pada suami.

"Untuk hari ini, kalian nginep disini dulu aja yah, ini kan sudah malam, besok juga Salma ada kuliah, setelah kuliah kamu boleh bawa dia" ucap papa Demis.

"Iya pah" jawab Rony sopan.

Salma tidak ingin mendengar percakapan yang lebih, dia kembali naik ke atas untuk melanjutkan tugasnya.

Setelah setengah jam berbicara banyak hal dengan papa mertuanya, akhirnya Rony naik ke atas dan mengetuk pintu kamar Salma.

Ketukan pertama tidak ada jawaban, ketukan ke dua masih juga tidak ada jawaban, sampai ketukan ke empat barulah pintunya terbuka.

~cklek~

"Aaaaaaaaaaaa" Salma berteriak setelah sedikit membuka pintunya.

"Ngapain sih?" Tanya Salma dengan kesal di balik pintu.

Bukannya menjawab, Rony malah mendorong pintu yang belum menutup sempurna itu. Salma menahannya dengan sekuat tenaga dari dalam.

"Aaaaaa mamaaaaaaa" teriak Salma.

Mendengar teriakan Salma, Rony menghentikan dorongannya. Bukan karena apa apa, dia hanya takut di tuduh mencabuli anak orang.

~tok~

"Bukain"

"Iya bentar" jawab Salma dengan kesal, dia meraih jilbab yang ada di meja belajarnya, lalu membukakan pintu untuk Rony.

Setelah pintu di buka, Rony menatap Salma datar, lalu nyelonong masuk ke dalam kamar Salma.

"Eehh eehhhh waduh waduhh maen masuk masuk aja sih, ini kan ranah perempuan" ucap Salma sembari menarik jaket belakang Rony.

"Apaansih" ucap Rony.

"Mas Rony yang apa apaan, main masuk aja, ini kan kamar Salma" jawab Salma dengan lantang.

"Terus kenapa kalau ini kamar kamu?"

"Ya ini adalah privasi saya, ngga boleh ada yang masuk kecuali saya" jawab Salma "ehh mama boleh" Salma tampak berpikir lagi "mm papa ku juga boleh"

Rony masih diam mendengar pembicaraan Salma "aku mau tidur Sal, capek" Rony kembali melangkahkan kakinya.

"STOPPPPPP"

"Bisa ngga sih gausah teriak teriak, nanti di denger mama papa gimana coba" kesal Rony.

"Beneran mas Rony tidur disini?" Tanya Salma dengan ragu.

"Aku siapin kamar tamu aja yah, aku gantiin sepreinya, aku kasih wangi wangian, aku kasih-"

"Coba cari, dosanya pisah ranjang sama suami" ucap Rony singkat, lalu merebahkan tubuhnya di kasur Salma.

Salma tidak lagi mendebat suaminya, dengan kesal dia duduk di kursi meja belajar.

Rony melirik laptop yang menyaala di sebelahnya, di layarnya sedang memutar film korea "bilangnya bikin jurnal, taunya maraton"

"Emang bikin jurnal kok, noh lihat buku di sebelahnya" ucap Salma sembari menunjukkan tumpukan buku di sebelah laptopnya.

Rony bangkit dari tidurnya, duduk, dan melepaskan jaketnya. Setelah jaketnya terlepas, Rony membuangnya ke bawah.

"Seenaknya yah" Salma bangkit dari kursi lalu mengambil jaket milik Rony yang ada di karpet bawah.

"Jangan di buang sembarangan dong mas, nanti banyak nyamuk gimana?" Kesal Salma sembari menggantung jaket suaminya, lalu kembali duduk di kursi meja belajar.

Rony tidak menggubris omongan Salma, dia mengangkat satu tangannya, dia gunakan untuk menutup matanya.

"Dih, siapa yang punya kamar, siapa yang nguasain" gumam Salma.

Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, Salma ketiduran di meja belajar. Rony terbangun dari tidurnya, niat hati mengerjai Salma malah dia tidru beneran.

Rony memindahkan buku buku dan Laptop Salma, setelah sebelahnya kosong, Rony kembali rebahan lalu melempar Salma dengan dompetnya.

~bugh~

Lemparan tepat mengenai kepala Salma diatas meja "ahh" Salma membuka matanya, melihat kotak hitam di sebelahnya, lalu menoleh pada suaminya dengan cepat.

Mata Salma memerah, nafasnya terburu buru, seperti banteng yang hendak menyeruduk orang.

"Udah nggausah gitu, jelek. Buruan tidur sini" ucap Rony.

"Gamau"

"Mau jalan sendiri, atau aku seret? Buruan besok kuliah"

"Ishh, nyebelin banget sih"

Dengan langkah kesal Salma naik ke atas kasurnya, lalu miring memunggungi Rony.

"Ngga baik tidur memunggungi suami" celetuk Rony.

Salma menghela nafasnya dengan kasar, lalu merubah tidurnya menjadi telentang. Setelah banyaknya drama, akhirnya mereka tertidru juga.


20.05

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang