39.

11.5K 486 7
                                    

Satu bulan berlalu, Salma dan teman temannya sessng menunggu pengumuman kelompok kkn di kampusnya. Sembari menunggu mereka semua makan jajan di kantin.

"Masih belum keluar pengumannya yah?" Tanya Salma pada teman temannya.

"Sabar dulu Sal" jawab Nabila.

"Udah kepo banget aku, aku satu kelompok sama siapa aja, terus dimana"

~ting~ satu pesan dari whatsApp.

"Ini gaes pengumumannya" Syarla memberitahu teman temannnya.

"Iya"

"Hah, aku sama Salma" ucap Nabila.

"Iya Nab, ada Diman, Aldo, Natasya, Fikri. Satu kelompok sebelas orang yah" sahut Salma.

"Woi gua sama Syarla beda beda kelompoknya"!ucap Novia.

"Iya, kesel banget anjir" jawab Syarla.

"Ini satu prodi aja yah? Cuman beda kelas? Kirain satu angkatan gitu jadi satu" Ucap Salma.

"Iya, biar enak ya kan banyak orang" sahut Novia.

"Yaudah lah gaes, kita ngga sekelompok" pungkas Syarla.

Setelah melihat hasil pengumuman, mereka semua memutuskan ke kelas lebih awal, karena sebentar lagi masih ada satu mata kuliah.

Salma terlihat bosan di dalam kelas, dia mencoba menggerakkan badannya, perutnya yang besar, sedikit susah bergerak karena terkena meja yang menyatu dengan kursi.

~kreek~
~brak~

"Itu kenapa ya berisik sekali?" Suara bu Retno membuat semua orang menatap Salma.

"Hehe maaf bu, perut saya nyangkut di meja" jawab Salma dengan tampang polosnya.

"Kamu bisa minta kursi tanpa meja di pak Agus dek, biar perutmu tidak tertekan, jadi kamu lebih nyaman saat belajar" tutur bu Retno.

"Iya bu, nanti saya konfirmasi ke pak Agus"

Bu Retno kembali menjelaskan kembali pelajaran sampai tutas, dan mereka semua mengakhiri jam kuliahnya.

"Nop, pinggang gua kenceng banget" adu Salma pada Novia ketika mereka keluar dari kelas.

"Ayo duduk sana" tunjuk Novia pada kursi di lorong kampus.

"Ngga mau, maunya rebahan" jawab Salma dengan manja.

"Ayo ke kos kalau gitu" sahut Syarla.

"Tapi gua udah males banget buat jalan😕, capek"

"Pak Agus" Nabila memanggil pak Agus dengan sedikit keras, lalu menghampirinya.

"Ada apa mbak?" Tanya pak Agus.

"Pak Agus mau ngapain?"

"Habis angkat bahan lab yang datang mbak"

"Berarti ini trolinya udah ngga di pakai kan pak?"

"Iyah, kenapa?"

"Saya pinjam yah, buat ngangkut teman saya yang lagi hamil tuh ke kosan. Deket sini kok koskya, kasian, jalannya udah engap pak" ucap Nabila sembari menunjuk Salma.

"Waduh mbaknya ada ada saja"

"Ayolah pak plissss"

"Yaudah, nanti kembalikan ke sini lagi yah"

"Siap pak"

Nabila membawa troli pada teman temannya, ini bukan troli keranjang, ini troli yang biasa di pakai buat mengangkat barang berat.

"Buat apa Nab?" Tanya Novia.

"Buat dorong Salma" jawab Nabila polos.

"Hah?" Kaget Salma dan yang lain

"Gua duduk di situ? Kaya sampah?" Tanya Salma.

"Iya, kita yang doronh biar kamu ngga capek Sal" jawab Nabila.

"Aku jadi sampah?" Salma menunjuk dirinya sendiri.

"Nabila emang pinter, yok Sal naik, lu tuh bukan sampah, tapi barang berat" celetuk Syarla.

"Kata siapa berat, mas Rony aja sanggup angkat gua" sarkas Salma.

"Ya itukan suami elu, kalau aku yang angkat dirimu, keburu ceprot tuh perut" kata Novia "udah buruan duduk"

Dengan pasrah Salma duduk di troli, dan di dorong oleh teman temannya. Mereka melajukan trolinya, dengan di selingi canda tawa.


09.08

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang