32.

12.6K 614 19
                                    

Saat Salma sudah masuk ke dalam mobil, Rony mulai menjalankan mobilnya, tanpa menoleh lagi pada Salma.

Di perjalanan mereka hanya diam, Salma masih tidak berani membuka omongan jika di jalan seperti ini. Karena Rony masih panas hati dan pikiran.

Rony menjalankan mobilnya sedikit cepat, sesekali membunyikan klakson pada orang orang yang menurutnya menghalangi jalannya.

"M-mas, pelan pelan aja" tutur Salma

~TIN~ bukannya mendengarkan Salma Rony malah memencet bell dengan keras, membuat Salma kaget dan memejamkan matanya.

"Huufttt" Salma membuang nafasnya, lalu kembali diam dan banyak berdoa dalam hatinya.

Salma dan Rony tiba di rumah mereka, Salma turun mobil, dan menunggu Rony yang memasukkan mobilnya di garasi.

Setelah selesai memarkir mobilnya, Rony keluar dan melewati Salma begitu saja, dia berjalan masuk le dalma rumah, lalu naik ke kamar.

Salma mengikuti Rony di belakangnya, setelAh sudah berada di dalam kamar, Salma mendekat pada Rony yang sudah duduk di ranjang.

"Mas, maaf" ucapan Salma sama sekali tidak di gubris oleh Rony, dia membuka jaketnya lalu melemparnya ke ranjang di belakangnya.

"Mas Rony, maafin aku, jangan diam aja mas. Aku takut" ucap Salma sekali lagi, dengan pandangan terus menunduk ke bawah.

"Jangan marah mas" ucap Salma dengan air mata mengalir tanpa suara tangisan.

Rony menghela nafasnya kasar "GIMANA MAU NGGA MARAH" Rony meninggikan suaranya, membuat Salma memjamkan matanya, Salma menangis karena hormonnya sebagai ibu hamil yang tidak stabil.

"Aku cari kamu hampir gila tau nggak? Kamu izinnya jelas nggak? Kamu ngasih tau nggak kemana? Pulang jam berapa?" Tanya Rony pada Salma, salma hanya menggelang dan tetap menundukkan pandangannya di depan Rony "kamu cuma bilang mau keluar sama temen temen kamu aja, ngga bilang kemananya Sal, dari jam 12 siang kamu whatsApp aku, sampai aku pulang habis maghrib kamu belum ada di rumah"

"Aku telfon kamu berkali kali ngga aktif, aku cari kamu kemana mana, kerumah papah kamu, ke rumah orang tua aku, sampai aku tanyain ke Anggis, mereka semua ngga tau kamu dimana" Rony marah dan terus menatap Salma yang ada di depannya.

"Maaf" lirih Salma.

"Aku khawatir sama kamu, pikiran aku ngga tennag, ngga karuan Salma. Kamu itu lagi bawa anak aku di perut kamu, aku cuman takut terjadi apa apa sama kamu. Setakut itu aku Salma"

"Aku ngga marah kamu mau jalan atau main sama teman teman kamu, aku cuma mau kamu ngasih tau yang jelas kemana, dimana, ngga lupa waktu, jangan lama lama karena anak kamu ga juga perlu istirahat lewat ibunya. Tadi kalau ga di bantu paul ngelacak, mungkin sekarang aku udah gila mikirn kamu"

"Maaf mas"

Setelah puas menumpahkan seluruh kemarahannya, tangan Rony terulur, mengangkat dagu Salma agar Salma menatap matanya. Melihat air mata istrinya, sebenarnya Rony tidak sampai hati. Tapi dia sudah terlalu terbawa emosi karena takut istrinya kenapa napa.

Rony mengusap air mata istrinya, lalu dengan lirih bertanya "mau makan apa?"

Dengan cepat Salma menggeleng, dan memeluk Rony dengan kencang "hiks hiks hiks" tangis Salma pecah seketika. Sedari tadi dia hanya diam tidak membantah, karena disini dia memang salah.

"Maaf" ucap dengan lirih "maafin aku hiks"

Rony memejamkan matanya, menetralkan kemarahannya pada Salma, kepalanya dia tatuh diatas kepala Salma, lalu mencium puncak kepela istrinya.

"Ayo makan" ajak Rony pada Salma.

"Hiks hikss maaf"

"Iya udah, brenti nangisnya" ucap Rony sembari mengusap air mata Salma.

"Mau makan apa? Kapan terakhir makan?"

"Tadi sarapan" jawab Salma dengen masih sesenggukan.

"Ini loh yang buat aku marah. Kamu itu lupa sama bayi yang ada di perut kamu, pasti tadi belanja itu muteeeeeeeeeerrr aja terus ngga brenti brenti" Rony masih mengomeli Salma. Sedangkan yang diomeli hanya mengangguk pasrah dalam dekapannya.

"Yaudah ayo ke bawah, kita makan" Rony menarik tangan Salma pelan, diajaknya Salma ke bawah untuk makan.

"Duduk sini" titah Rony pada Salma agar duduk di kursi meja pantry.

"Mau makan apa?" Tanya Rony lembut.

"Terserah hiks hiks ikut mas Rony aja" Rony tersenyum tipis melihat kondisi wajah Salma yang menangis sesenggukan.

"Udah dong nangisnya, jelek banget tau ngga" ejek Rony.

"Hhiiiiiyaaahhh hah ashhh"

"Ssstt udah" Rony mengusap air mata Salma "tunggu bentar, aku bikinin nasi goreng" ucap Rony.

"Hhiiiyahh, tellurnyah d-duah. Di ceplok" request Salma dengan masih menangis.

"Hemshshsh, iyah iyah udah diem"

Kemudian dengan telaten Rony membuat nasi goreng untuk dia dan Salma. Satu piring berdua, Rony menyuapi istrinya, dan sesekali menyuap untuk dirinya sendiri.


16.30

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang