33.

13.1K 601 15
                                    

Dua minggu berlalu, ujian akhir semester baru saja selesai di laksanakan. Saat ini Salma dan teman temannya sedang duduk di kursi taman di bawah pohon besar halaman kampusnya.

"Sal perut kamu udah kelihatan yah" celetuk Nabila dengan memandangi perut Salma.

Salma menundukkan pandangannya, tangan terangkat mengelus perutnya dengan lembut "iya haha, kadang gua suka ngakak sendiri gitu pas ngaca. Ngga nyangka banget, ada makhluk hidup di dalam sini" jawab Salma.

"Udah berapa bulan Sal?" Tanya Syarla.

"Hmh?" Salma menatap Syarla sekejap, lalu kembali menatap perutnya "empat bulan"

"Lima bulan lagi gelar dia udah beda gaes, dia bakal jadi mama" sahut Novia.

"Heh tapi ini besar banget loh, bukan kaya orang hamil biasanya" celeuk Nabila.

"Mereka ada dua Nab" jawab Salma dengan senyum penuh aarti.

"Hah" Ketiganya terkejut "seirus?" Tanya Nabila.

"Iyah, waktu pertama kali usg dulu, dokterny bilang yang kaya biji kacang itu adalah janinnya. Dan itu ada dua. Berarti mereka kembar dong" jelas Salma.

"Aaaaaaahhhh, ngga sabar banget leihat mereka" teriak Syarla sembari memeluk Salma.

"Sal, selamat yaahh. Semoga menjadi ibu yang bahagia" doa tulus dari Nabila dan diaminkan oleh mereka semua.

"Makasih yah gaes" ucap Salma pada teman temannya.

"Heh tapi jadikan kita healingnya?" Tanya Novia.

"Jadi doooooong" jawab Salma.

"Berangkatnya kapan?" Tanya Syarla.

"Besok sore kalian ke rumah ku ya, nanti temen temen mas Rony juga disana" ucap Salma.

"Oke siappp" jawab mereka serempak.

~tintin~

Mobil Rony tiba di dekat mereka, Rony membuka kaca mobilnya, dan memanggil istrinya.

"Sal" Salma menolehkan pandangannya pada suaminya.

"Udah di jemput, gua pulang dulu ya gaes. Babay" pamit Salma pada teman temannnya, lalu berjalan menghampiri Rony.

"Iya Sal, hati hati" jawab Nabila.

"Dia hebat banget yah, bisa mgejalanin rumah tangga yang diawali tanpa cinta" celetuk Syarla.

"Salma bukan tipe perempuan yang susah. Dia mudah menempatkan dirinya di manapun, hatinya terlalu mudah bergerak untuk menolong orang lain, tanpa melihat dirinya sendiri. Gua yakin, dia bisa seenjoy ini karena Rony adalah orang yang baik buat dia" sahut Novia.

"Aamiin, semoga yah" ucap Nabila tulus.

*^*^*^*^*^*^*^*^^*^^**^*^*^*^*^^*^*^*^*

"Mas mampir supermarket ya" pinta Salma.

"Udah habis bahan bahan dapur nya?" Tanya Rony sembari menggaruk sekitar mulutnya.

"Iya, ada beberapa sabun sabunan yang juga mau habis" jawab Salma.

"Oke siaapp"

Rony membelokkan mobilnya setelah sampai di minimarket dekat rumahnya, dia turun dari mobil lebih dulu dan membukakan pintu untuk Salma.

"Huuffttt" Salma menghela nafasnya sembari mengelus perut buncitnya.

"Udah makin engap ya sayang?" Tanya Rony.

"Iyah, makin bikin lelah saat jalan" jawab Salma jujur.

"Sabar ya, maafin mereka kalau mereka nakal. Maafin aku juga kalau aku kurang mengerti" ucap Rony.

Salma tersenyum lalu mengusap pipi suaminya "iya mas, udah ayo masuk"

Salma dan Rony bergandengan tangan, masuk kedalam minimarket untuk belanja, Rony mendorong troli dan Salma mengait lengannya. Dan Sesekali salma mengusap perutnya.

"Mas Rony nanti mau makan malam apa?" Tanya Salma saat mereka memilih daging dan perikanan.

"Apa yah?" Rony tampak berpikir "yang gampang ajalah sayang" jawab Rony.

"Iya apa?"

"Cumi cumi ajalah" pungkas Rony.

"Diapain cuminya sayang?" Pertanyaan Salma membuat Rony tersenyum lebar, ini adalah pertama kalinya dia di panggil sayang oleh Salma.

"Kenapa?" Tanya Salma heran.

"Kamu itu udah bikin jantung aku mau keluar dari tempatnya tau nggak"

"Alai banget sii bapak bapakk" ejek Salma.

"Yeee biarin, rasanya tuh mau melayang gituh. Dipanggil istri sayang ituh" jelas Rony.

"Sayang malam ini mau?" Goda Salma.

"Mau" jawab Rony polos, mata sedikit melotot dan mulut ternganga "mau mau mau, mau banget sayang"

"Berchyandyaaaaaa hahahhaha" Salma tertawa puas melihat wajah suaminya.

"Apaansih, udah terlanjur yaa. Pokoknya harus jadi"

"Dih apaan? Orang aku bercanda"

"Dosa loh ya, habis bikin suaminya terbang melayang, terus di hempaskan begitu saja"

"Hahhahaha, udah ayo ah bayar, biar cepet pulang" Salma menarik tangan Rony ke kasir.

*^*^*^*^*^^^^^*^*^*^*^^*^*^*^*^*^*^*^*^

Salma dan Rony duduk di depan televisi, mereka berdua makan satu piring dan Salma menyuapi Rony. Setelah beberapa suapan dan tinggal sedikit Salma baru bisa merasakan masakannya.

"Keasinan ngga sih mas?" Tanya Salma.

"Engga sih, pas kok sayang"

"Keasinan dikit" ucap Salma saat mencicipi makanannya lagi.

"Ngga papa, yang penting kamu ngga ada niat nikah lagi lah"

"Yeee mana ada, ini aja buntutnya udah mau dua" jawab Salma.

"Jhehaha, kok bisa ya mereja jadi dua"

"Mas Rony nembaknya kekencengan"

"Hah apa?" Rony kaget mendengar jawaban istrinya.

"Hengghhhh haha ngga tauuuuu" Salma bangkit dari duduknya, lalu berlari ke belakang mencuci piringnya.

Rony mengikuti Salma, dia mengambil minuman dingin di kulkas, lalu mendekati istrinya.

"Nih minum" Rony memberikan satu gelas air dingin pada Salma. Salma meremanya setelah menaruh piring yang sudah di cucinya.

"Makasih mas" jawab Salma, kemudian dia duduk di kursi pantry untuk minum.

"Ah alhamdulillah" gumam Salma setelah tegukan terakhir.

"Jadi yah" ucap Rony pada Salma dengan menaik turunkan alisnya.

"Jadi apa?" Tanya Salma dengan senyum ketakutan.

Rony jongkok di depan Salma "tawaran yang tadi" jawab Rony sembari menaik turunkan alisnya.

"Yang mana? Lupa"

"Aiisshhhh kamu yah, udah ayo ke kamar" dengan cepat Rony mengangkat tubuh Salma ala bridalstyle dan membawanya ke kamar.

"Aaaaaa mas Rony" pekik Salma "mas aku berat mas, nanti jatuh" ucap Salma.

"Kata siapa berat? Kalau cuma gendong kalian bertiga mah aku siap" jawab Rony tenang.



18.16

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang