15.

18K 650 63
                                    

Salma menghempaskan tangan Rony yang ada diatas perutnya dengan kasar, dia mencoba bangkit dari kasur "aahhkkk sssttt" menaharan perih yang dia rasa.

Salma mengambil kemeja Rony di lantai, dan memakainya, lalu berjalan tertatih menuju kamar mandi. Salma berdiri d depan cermin, melihat keadaannya yang sangat acak acakan. Rambut terurai, serta leher yang penuh dengan kemerah merehan.

"Hiks hikss aaaaaaaaarrghhhhh" Salma menangis dengan keras, menangkup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Rony bangsaaattt"

Salma terus menangis di dalam kamar mandi sampai dia merasa lelah. Salma membasuh wajahnya dengan air, lalu keluar dari kamar mandi.

Salma mengambil rok dan jilbab di dalam lemarinya, lalu mengambil tasnya, dan berjalan keluar dari rumah.

"Nop, jemput gua sekarang, gua udah sharelock" sura Salma bergetar, dia menelfon Novia hany minta di jemput.

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Novia tiba di tempat yang Salma kirimkan. Novia turun dari motor lalu menghampiri sahabatnya.

"Salma" panggil Novia dengan panik.

"Kau kenapa? Kenapa? Hah?" Salma memeluk Novia dengan erat.

"Ayo ke kosku dulu yah" Novia membawa Salma ke kos kosannya, Novia sedikit kebingungan melihat cara jalan Salma, saat ditas motor, Salma terus menangis, dan Novia tidak ada bertanya apapun.

"Ayo Sal" ajak Novia ketika mereka sudah sampai di halaman kos.

Novia membuka pintu, lalu menguncinya kembali.

"Kau kenapa Sal?" Tanya Novia.

Salma tidak menjawab pertanyaan dari Novia, dengan cepat dia membuka jilbabnya "hah😧, ya Tuhan? K-kamu udahh?" Tanya Novia karena melihat bercak merah di leher Salma.

"Iyaa Nopp henghhss hikss dia udah ambil haknya atas gua, dia paksa gua Nopi. Gua takut Nop, gua takut hamil" Salma mulai menjelaskan pada Novia dengan menangis "gua benci sama dia Nop, GUA BENCI"

Novia meraih Salma ke dalam dekapannya, air mata ikut keluar ketika melihat Salma menjadi seperti ini. Dia tidak pernah menyangka, jika Salma akan mendapatkan takdir hidup seperti ini.

Novia mencium kepala Salma "kenapa bisa terjadi Sal?"

"Karena tadi dia lihat gua ke kampus sama Diman, dia marah. Dia nanya gua dari mana, gua jawab dari kos" Salma menjeda bicaranya "pikiran dia mulai konyol, nuduh gua yang enggak enggak sama Diman, karena kesel gua iyakan semua tuduhan dia, dia marah, dia marah dan langsung nyerang gua Nop"

"Astagaa Salma" Novia mengusap air matanya, lalu menghela nafasnya. Novia tidak sepenuhnya menyalahkan Rony, karena Salma juga salah, bukannya mendinginkan, malah membuatnya semakin panas.

"Kau sudah mandi?" Tanya Novia, meskipun dia non muslim, tapi dia tau soal wajib mandi setelah jimak.

Salma menggelangkan keplanya, matanya sudah sangat berat akibat banyaknya menangis "kau mandi dulu yah. Habis itu tenangkan pikiranmua"

Novia mengambilkan Salma handuk "itu kemeja suamimu yang kau pakai?" Lagi lagi Salma hanya mengangguk sebagai jawaban.

*^*^**^*^*^***^*^*^**^*^*^*^*^*^*^*^*^**

Rony terbangun dari tidurnya, melihat jam menunjukkan pukul 8 malam, melihat ke samping sudah tidak ada Salma disana.

Rony bangkit dari tidurnya, duduk dan mengusap wajahnya dengan kasar. Dia benar benar bodoh dan gegabah. Melihat noda bekas darah yang ada di spreinya, membuat dia menyesal telah memaksa Salma.

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang