79.

10.7K 477 26
                                    

Keesokan harinya, Rony sudah bersiap sangat pagi pagi sekali, dia memakai celana pendek dan kaos milik Paul. Dia turun dari kamar tamu.

"Mau kemana Ron?" Tanya Paul.

"Mas Rony sini sarapan dulu" ucap mbok Karti.

"Nanti aja mbok" jawab Rony dengan sopan dan senyum tipis.

"Loh mbok masak banyak loh ini, karena tau, mas ganteng lagi ada disini. Hayuk makan"

"Maaf mbok, tapi saya buru buru, nanti saya makan yah"

"Ron, lu belum makan apa apa dari kemarin. Mending sarapan dulu sini" sahut Paul.

"Nanti aja" jawab Rony sembari meninggalkan Paul dan mbok Karti.

Paul berdiri, mengambil kunci motor lalu mengejar Rony.

"RONY" teriakan Paul membuat Rony berhenti "lu pakai mobil gua" lanjutnnya.

"Terus kerja lu gimana?"

"Gua bisa ke restaurant pake motor" jawab Paul.

Rony menatap Paul sejenak, lalu menggelengkan kepalanya "gua jalan kaki aja"

"Ron, rumah Salma itu jauh. Lu jalan kaki yang ada lu pingsan. Lu tuh belum makan sama sekali dari kemarin" omel Paul, sedangkan Rony hanya menatapnya datar.

"Mending sekarang sarapan dulu, terus pergi bawa mobil"

"Gua bawa motor lu aja" ucap Rony, dia masuk kedalam rumah Paul, lalu mengambil kunci motor.

"Gua pinjem motor lu ya" setelah mengatakan ini, Rony pergi ke rumah Salma menggunakan motor Paul.

Sesampainya di rumah Salma, seperti biasa yang di lakukan oleh Rony, dia memanggil dan terus mengetuk pintu rumah Salma.

Hingga waktu terus berjalan, jam pun berganti, berjam jam Rony menunggu di depan rumah, namun sama sekali tidak ada satupun orang yang keluar atau datang.

Rony duduk di kursi teras dengan lemas dan pucat, dia menunggu Salma dengan setia disana. Matanya tidak pernah terpejam, meski sesekali datang rasa ngantuk sekalipun.

"Saalll" lirih Rony.

"Aku disini, kalian dimana?" Lanjut Rony.

Hampir seharian Rony menunggu, tak kunjung mendapatkan apa yang dia tunggu. Akhirnya Paul datang menghampiri Rony di rumah Salma.

"Astaga Ron, lu tuh lucet banget asli. Ayo pulang" ajak Paul.

"Lu aja, gua nunggu Salma"

"Salma ngga ada Ron"

"Dia bawa Ken sama Kai kemana Powl?"

"Gua ngga tau, makanya lu jangan gini, jangan hukum diri lu sendiri, biar lu bisa cari istri dan anak lu" tutur Paul "ayo pulang Ron"

"Gua masih mau disini"

"Ini udah mau maghrib bodoh"

"Tau"

Karena kesal mendapat jawaban dari Rony, dengan cepat dia menarik lengan Rony, lalu membawanya naik ke mobil.

Sesampainya di rumah Paul, Rony ambruk di kursi ruang tamu. Paul berjalan ke belakang, lalu kembali dengan membawa segelas air.

"Monyet, lu tuh belum dapet maaf dari Salma. Jangan mati dulu, pake segala ga makan ga minum. Ayo buka mulut, minum ini" Paul memaksa Rony untuk meminum air yang di bawanya.

"Mboook?" Panggil Paul sedikit teriak.

"Mbooooookkk" Dengan tergupuh gupuh mbok karti menghampiri Paul.

"Iya ada apa mas?"

"Mbok, saya minta tolong yah, ambilin makan buat bedebah ini"

"YaAllah pucat sekali masss, sebentar yaa mbok ambilkan"

"Iya mbok, terimakasih"

Setelah mengambilkan makanan, mbok karti duduk di dekat Rony, dengan siap dia menyuapi Rony dengan pelan.

"Jangan sampai tidak makan mas, semua masalah pasti ada penyelesaiannya" tutur mbok Karti "meskipun dengan penyelesaian yang pahit sekalipun" lanjutnya.

"Tapi saya tidak mau bercerai mbok" jawab Rony lemas sembari mengyunyah makanannya.

"Perbaiki diri mas, lalu perjuangkan lagi, semoga kamu kembali memenangkan hatinya"

"Dengerin tuh" sahut Paul yang juga mendengarkan ucapan mbok Karti sembari memainkan ponsel di tangannya.

"Kemarin kemarin buntu telinganya dia mbok"

"Wes ndak popo le, jadikan semua pelajaran, doa dari mbok, semoga semuanya selesai dengan baik" ucap mbok Karti sembari mnegusap kepala Rony.


21.06

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang