Bab 05 : Tinggal bersama

14.7K 1K 14
                                    

Pada malam hari. Ketika Ghassan Al-zam masuk ke dalam toko bunny's smile. Matanya menggelap begitu melihat pemuda tersenyum manis pada pelanggan. Suasana hatinya tidak nyaman saat melihat hal tersebut.

Kemudian dia mendekati pihak lain. Dia berdiri di belakangnya. Lalu berkata dingin. "Apa sangat menyenangkan tersenyum pada orang lain?"

Alden Godfrey tersentak kaget, mendengar suara tersebut. Dia kemudian membalikkan badan. Wajahnya langsung terkejut, begitu melihat pria tua berdiri tepat di belakangnya.

Alden Godfrey tersenyum lebar. Kemudian dia bertanya. "Kapan kau datang?"

"Baru saja." Ghassan Al-zam menjawab dengan dingin.

Alden Godfrey tidak menyadari bahwa wajah pihak lain terlihat tidak baik. Kemudian pemuda itu berkata. "Hari ini sedang banyak pelanggan. Aku harus melayani beberapa pelanggan. Apa kau bisa menungguku sebentar?"

"Aku akan menunggu."

"Baiklah. Ikut denganku."

Alden Godfrey membawa pria tua ke ruangan kerjanya. Kemudian dia menyuruh pihak lain untuk duduk di sofa lembut.

"Kau bisa menungguku di sini." Kata Alden Godfrey biasa.

Ghassan Al-zam hanya mengangguk. Alden Godfrey mengerutkan alisnya, menatap bingung. Dia baru menyadari bahwa wajah pihak lain terlihat tidak begitu baik.

Kemudian dia mendekati pria tua, dan duduk di sampingnya. Lalu bertanya dengan lembut.

"Apa kau baik-baik saja?"

Ghassan Al-zam mendengus. Tanpa melirik pihak lain. Dia menjawab dengan dingin. "Menurutmu. Apa seorang suami akan baik-baik saja, ketika melihat istrinya tersenyum pada orang lain?"

Alden Godfrey tertegun. Dia terdiam sejenak. Jadi, wajah pihak lain tidak terlihat baik. Karena pria tua itu sedang minum cuka? Dia langsung tertawa kecil. Menurutnya itu hal lucu.

Ghassan Al-zam langsung menatap pemuda, ketika mendengar suara tawa kecil darinya. Dia mengerutkan alis menatap aneh.

Tubuh dia menjadi kaku, saat pihak lain tiba-tiba mencium pipinya.

Alden Godfrey bertanya lembut. "Bagaimana, apa sudah jauh lebih baik?"

Ghassan Al-zam mengangguk dengan kaku. Alden Godfrey tersenyum tipis, kemudian dia beranjak sambil berkata.

"Aku keluar. Jika terjadi sesuatu, beritahu aku."

Ghassan Al-zam tidak menanggapi. Dia masih mematung. Tangan pria tua itu memegang pipinya. Lalu dia tersenyum sangat tipis.

Ketika dia tersadar pihak lain sudah tidak ada. Wajahnya kembali suram. Dia hanya bisa menunggu pemuda itu.

......

Pada jam delapan malam. Ketika Alden Godfrey memasuki rumah Ghassan Al-zam yang merupakan sebuah penthouse. Dia terperangah melihat tempat tersebut.

Sangat mewah dan elegant. Pandangan pemuda itu berbinar, dengan mulutnya yang menganga. Pemuda itu mengamati sekitar.

Dalam hatinya berkata.

Pasti barang-barang disini sangat mahal. Aku tidak boleh sembarangan menyentuhnya.

Di belakang pemuda itu. Ghassan Al-zam tersenyum sangat tipis memerhatikan. Dengan kedua tangan pria tua itu di masukkan ke dalam saku celana.

Kemudian dia berkata dengan suara dalam. Wajahnya kembali tanpa ekspresi. "Kau bisa meletakkan barang-barang-mu di kamarku."

Alden Godfrey langsung tersadar. Dia membalikkan badannya, dan menatap pihak lain. Kemudian membalas sambil tersenyum lebar.

"Barang-barang-ku tidak terlalu banyak. Jadi, apa disini ada lemari kecil?"

Satu Kesalahan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang