Bab 22 : Hamil?

10K 691 15
                                    

Pada siang hari, sebelum mengantar makan siang pada suaminya. Alden Godfrey berniat untuk mengunjungi toko kuenya yang sudah beberapa hari terakhir ini, tidak dikunjungi.

Dia berpikir bahwa ada banyak pelanggan di tokonya hari ini, itu sebabnya dia masuk melalui pintu belakang. Pada saat Alden Godfrey masuk ke dalam, dia mengerutkan alisnya melihat tidak ada orang lain di dalam toko.

Dimana Keyla Mehdawi? Itu yang ada dalam benaknya. Kemudian dia pergi menuju ruang dapur, tetapi tidak menemukan siapa pun. Dia berpikir mungkin pemuda itu sedang pergi keluar.

Alden Godfrey berjalan menuju ruangan kerjanya, tetapi dia menghentikan langkahnya saat mendengar suara aneh dari ruangan tersebut. Pikirannya langsung negatif, dia langsung membuka pintu tersebut.

Matanya langsung membulat, dan ekspresi wajahnya langsung berubah datar, melihat dua pria tengah asik berciuman. Kedua orang itu tidak lain adalah Keyla Mehdawi dan Chandra Fernando.

Alden Godfrey berdehem keras, membuat kedua orang tersebut terkejut.

Ketika melihat Alden Godfrey, Keyla Mehdawi langsung mendorong tubuh pihak lain. Wajahnya memerah padam karena malu.

"B-bos, kapan kau tiba?" Keyla Mehdawi bertanya dengan gugup sambil mendekati pemuda.

"Baru saja." Kata Alden Godfrey dengan datar. Kemudian dia melirik Chandra Fernando, lalu berkata, "Kapan kau berhubungan dengannya?"

"Baru satu minggu yang lalu."

"Aku tidak menyangka, ternyata toko ini adalah milikmu, Nyonya Al-zam." Chandra Fernando tersenyum menggoda.

Wajah Alden Godfrey sedikit memerah, tetapi dia memutar bola matanya malas dan berkata. "Tuan Chandra, lebih baik anda pergi dari sini. Aku ingin berbicara berdua dengan kekasih Anda."

Chandra Fernando terkekeh. Kemudian dia berkata lembut pada Keyla Mehdawi. "Baiklah, sayangku aku pergi dulu."

Sebelum pria itu pergi, dia menyempatkan untuk mencium pipi Keyla Mehdawi, yang membuat pemuda itu langsung memerah malu.

Alden Godfrey memutar bola matanya. Kemudian dia melangkahkan kakinya menuju kursi kerja dan duduk di sana.

"Kemari." Alden Godfrey menyuruh pemuda itu untuk duduk di depannya.

Keyla Mehdawi dengan kepala tertunduk duduk di kursi tersebut. Dia memainkan jari-jarinya karena gugup, dia berpikir bahwa pemuda itu akan memarahinya.

Alden Godfrey menghela nafas panjang, lalu berkata, "Aku menitipkan tokoku padamu selama aku tidak masuk, tetapi kau memakai ruangan-ku untuk melakukan hal seperti itu."

"A-aku minta maaf. Aku ..." Keyla Mehdawi tidak melanjutkan perkataannya, karena pihak lain langsung memotong.

"Tidak perlu meminta maaf. Sebagai gantinya aku akan memotong gaji-mu. Lain kali jika ingin melakukan hal seperti itu, kau bebas melakukannya di toko. Tetapi jangan di ruangan kerjaku mengerti."

Keyla Mehdawi langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum tipis, lalu berkata sambil mengangguk, "Baik, aku tidak akan mengulanginya. Tak apa-apa kau memotong gaji-ku, yang terpenting tidak mengeluarkan ku dari toko ini."

"Itu tidak mungkin. Kau adalah sahabatku."

Keyla Mehdawi tersenyum lebar, dan mengangguk setuju.

"Jadi, apa kau menyukai pria itu? Dan dimana kalian bertemu?" Alden Godfrey berkata sambil tersenyum penuh arti.

Wajah Keyla Mehdawi memerah, dia berdehem pelan dan menjawab. "Aku berpikir bahwa, aku menyukainya. Dia sangat baik padaku ... "

Kemudian Keyla Mehdawi menceritakan tentang pertemuan keduanya. Pada saat itu, pemuda itu tengah berbelanja di minimarket, saat sedang memilih bahan makanan, tiba-tiba dia dikejutkan oleh seorang pria yang mencium pipinya.

Dia langsung memarahi pria tersebut, dan bertanya alasan kenapa pria itu menciumnya? Pria itu memberikan jawaban yang sangat konyol, bahwa dirinya mirip dengan anak anjing miliknya.

Keyla Mehdawi langsung memukul pria tersebut, dan semakin memarahinya. Dia berpikir bahwa hari berikutnya tidak pernah bertemu dengan pihak lain, tetapi takdir berkata lain. Pria itu bahkan bisa menemukan tempat kerjanya.

Pada awalnya dia merasa sangat kesal karena terganggu, tetapi pria itu ternyata sangat baik dan perhatian padanya, Keyla Mehdawi sangat tersentuh untuk itu. Dan dua hari yang lalu pria itu mengajaknya untuk berkencan, sehingga mereka menjadi sepasang kekasih.

Alden Godfrey langsung tertawa ringan mendengar cerita tersebut, menurutnya pertemuan mereka sangat konyol dan lucu. 

Keyla Mehdawi hanya memutar bola matanya malas, melihat pihak lain.

Alden Godfrey tiba-tiba berhenti tertawa, wajahnya langsung berubah saat dia merasakan mual. Dia langsung beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Keyla Mehdawi mengerutkan alisnya melihat hal tersebut. Lalu dia segera mengikuti pihak lain.

"Alden, ada apa dengan-mu?" Keyla Mehdawi bertanya sambil mendekati pemuda yang sedang memuntahkan isi perutnya.

Setelah memuntahkan cairan, Alden Godfrey menjawab dengan wajah pucat, "Aku tidak tahu. Belakangan ini, aku sering merasakan mual dan pusing."

Keyla Mehdawi terdiam sejenak, lalu dia bertanya dengan hati-hati, "Apa kau sering mual di pagi hari?"

Alden Godfrey mengangguk, "Ya. Ini sangat aneh, terkadang aku mengalami kram perut dan mudah kelelahan. Aku takut memiliki riwayat penyakit."

"Jangan takut, mari kita pergi ke rumah sakit." Keyla Mehdawi mencoba untuk menenangkan pihak lain dengan mengusap lembut punggungnya.

Alden Godfrey terdiam sejenak, haruskah dia pergi ke rumah sakit? Bagaimana jika suaminya mengetahui? Dia tidak ingin pihak lain khawatir padanya.

Setelah lama berpikir, pada akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.

Dia mengangguk pelan pada Keyla Mehdawi. Kemudian keduanya pergi ke rumah sakit menggunakan taksi online, sebelum itu mereka sempat menutup tokonya.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk pergi ke rumah sakit, dalam waktu dua puluh menit mereka sudah tiba. Keduanya segera masuk ke dalam.

Lima belas menit kemudian, Alden Godfrey mematung ditempat, saat dokter yang memeriksa dirinya, mengatakan bahwa dia tengah hamil.

Pada awalnya dia tidak mengerti, saat dia datang dan di periksa oleh Dr. Reno, yang merupakan dokter pribadi keluarga Al-zam. Tiba-tiba pria itu mengucapkan selamat setelah memeriksa dirinya, dan langsung memanggil dokter kandungan.

Baru setelah dokter kandungan datang dan memeriksa dirinya, pihak lain langsung memberitahu bahwa dirinya tengah hamil. Dia sangat terkejut dengan hal tersebut, dan hampir pingsan, beruntung Dr. Reno memegang pinggangnya.

Alden Godfrey tidak percaya untuk sesaat. Tetapi ketika Dr. Reno memberikan testpack padanya untuk memeriksa, apakah dia benar-benar hamil atau tidak? Dia mengalami keraguan sejenak, hatinya berkata bahwa dia benar-benar hamil.

Dan hasilnya dinyatakan bahwa dia positif hamil. Alden Godfrey ingin tertawa atau menangis dengan kejadian ini. Dia masih mematung di tempat melihat hasil testpack tersebut.

"Tuan, jangan merasa aneh. Ini merupakan sebuah keajaiban bahwa anda sebagai laki-laki bisa hamil. Aku berharap Tuan tidak menggugurkan kandungan." Kata Dr. Reno dengan lembut.

Alden Godfrey langsung tersadar, lalu berkata, "Tidak akan. Aku tidak akan melakukan hal keji seperti itu, aku sangat bahagia bahwa tubuhku bisa memiliki anak."

Alden Godfrey kemudian mengusap lembut perutnya, wajahnya yang tadi tidak memiliki ekspresi sekarang telah berubah menjadi ekspresi kebahagiaan.

"Terima kasih, Dr. Reno dan Dr. Chika. Saya permisi pamit keluar." Alden Godfrey tersenyum manis pada mereka.

Tetapi ketika dia hendak keluar, Dr. Chika memanggilnya dan wanita itu memberikan beberapa pencerahan padanya tentang kehamilan.

Bersambung.

Satu Kesalahan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang