Bab 03 : Ghassan Al-zam

17.7K 1.1K 20
                                    

Ghassan Al-zam adalah seorang pengusaha sukses. Dia menjadi seorang pengusaha di usianya yang masih muda. Kedua orang tua sudah lama meninggal karena faktor usia.

Kini dia hanya memiliki adik perempuan yang sudah menikah.

Ghassan Al-zam tidak akan pernah menyangka bahwa dirinya kini sudah menjadi suami orang lain.

Dia memiliki prinsip dalam kehidupan. Jika ada orang yang berani menyentuhnya, dia harus menikahi orang tersebut. Itu sebabnya dia selalu menjaga diri dari ulat bulu yang berusaha menyentuhnya.

Ketika pemuda itu menciumnya, dua bulan yang lalu. Tanpa berpikir panjang dia langsung memutuskan untuk menikahi pemuda tersebut.

Dia merupakan orang yang tidak pernah memandang apa pun. Itu sebabnya dia menikahi pemuda.

Dalam kehidupannya. Dia tidak pernah berpikir untuk menikah. Pria kuno seperti dirinya hanya mementingkan pekerjaan, tidak ada waktu untuk melirik orang lain.

Tetapi kini dia sudah menikah. Dia akan menomor duakan pekerjaan.

Pada malam hari. Ghassan Al-zam beranjak bangun. Kemudian pria itu menatap arloji di tangannya. Waktu baru menunjukkan tujuh malam.

Dia melangkahkan kakinya, keluar dari ruangan kerja.

......

Pada jam tujuh malam, toko kue Bunny's smile tutup. Ketika Alden Godfrey bersama karyawan sedang membereskan sisa pelanggan. Tiba-tiba seorang pria tua datang. Tak lain adalah Ghassan Al-zam.

Pria tua itu berdiri di pintu masuk memerhatikan Alden Godfrey sedang melakukan pekerjaan.

"Bos, suami-mu datang." Keyla Mehdawi tersenyum penuh arti.

Alden Godfrey langsung mengalihkan pandangannya pada pihak lain. Dia terdiam sejenak. Kemudian pemuda itu menghela nafas panjang. Lalu dia melangkahkan kakinya, menghampiri pria tua itu.

Dia berpikir bahwa pihak lain tidak serius menikahi. Itu sebabnya dia tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Tetapi sepertinya pihak lain terlihat serius.

"Toko kue kami akan tutup. Jadi, ada apa tuan Ghassan kemari?" Alden Godfrey bertanya sambil tersenyum manis.

"Menjemput istri-ku." Wajahnya tanpa ekspresi menatap pemuda itu.

Alden Godfrey tertegun. Wajahnya sedikit memerah. Tetapi ekspresi berubah. Dia mendengus pelan dan berkata. "Anda tidak perlu menjemput saya. Rumah saya tidak jauh dari sini, hanya sepuluh menit berjalan kaki."

"Jangan terlalu formal. Panggil namaku. Kita sudah menikah."

Alden Godfrey tertegun. Kemudian dia mengangguk sambil tertawa canggung. Mungkin sebaiknya dia menerima kenyataan bahwa dirinya sudah menikah dengan pria tua di depannya. Tidak ada salahnya, menikah dengan pria tua bukan? Terlebih pihak lain terlihat baik dan bagus.

"Baiklah. Kau ingin menunggu di dalam atau di luar?" Alden Godfrey bertanya biasa.

"Aku akan menunggu-mu di luar."

Alden Godfrey mengangguk. Kemudian pria itu melenggang pergi. Setelah itu, Alden Godfrey melanjutkan kegiatannya.

Lima menit kemudian. Kedua pemuda itu selesai melakukan pekerjaan. Alden Godfrey melambaikan tangannya pada Keyla Mehdawi, begitu pemuda itu pergi.

Lalu Alden Godfrey mengalihkan pandangannya pada pria tua, yang saat ini sedang menyandarkan tubuhnya pada mobil sambil memerhatikan dirinya. Dia tersenyum tipis, dan bergegas menghampiri.

"Mari pulang. Aku sudah selesai."

Ghassan Al-zam mengangguk.

Alden Godfrey mengerutkan alisnya, melihat pihak lain berjalan menuju pintu lain. Bukankah bagian mengemudi di belakangnya?

Satu Kesalahan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang