Lima hari kemudian, di sebuah ruangan dengan cahaya yang remang-remang, suara tembakan terdengar menggema bersamaan dengan suara teriakan kesakitan.
"Dimana bos-mu?" Ghassan Al-zam bertanya dengan dingin pada seorang pria yang sudah tidak berdaya.
Pria itu hanya tertawa rendah, walaupun dirinya kesakitan karena bagian kakinya ditembak oleh pihak lain, dia masih tetap tidak akan memberitahu tentang keberadaan bosnya.
"Asisten San, lebih kau beritahu keberadaannya. Jika tidak, kau akan tahu akibatnya." Asisten Yu berkata dengan wajah tanpa ekspresi, dia merupakan asisten pribadi sekaligus tangan kanan Ghassan Al-zam.
"Siapa kau?! Mencoba mengancam-ku huh?!" Asisten San menarik sudut bibirnya.
Setelah kata-kata itu keluar sebuah tendangan keras pada kepalanya, membuat pria itu tersungkur dan meringis.
Asisten Yu mendekati pria itu dan berjongkok, "Apa kau yakin tidak akan memberitahu dimana bos-mu sekarang?"
Pria itu hanya tertawa rendah dua kali, dan menatap rendah Asisten Yu.
"Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?" Asisten Yu menunjukkan sebuah foto, dimana foto tersebut menampilkan seorang gadis cantik yang tengah memetik bunga.
Mata Asisten San membulat, dia sedikit terkejut, bagaimana bisa mereka mengetahui tentang kekasihnya. Wajah pria itu berubah, dan berkata dingin, "Jangan sentuh dia."
"Jika kau tidak ingin kami melakukan sesuatu yang buruk padanya, beritahu dimana bos-mu membawa Nyonya Alden."
Asisten San terdiam sejenak, untuk beberapa saat dia ragu memberitahunya. Setelah lama berpikir, pada akhirnya dia terpaksa harus memberitahu, walaupun dia seratus persen yakin tidak akan bisa keluar dari sini dengan selamat.
Karena dia tahu bahwa mafia Costa Nostra tidak mengenal kata ampun.
"Berjanjilah, kalian tidak akan menyentuh dia."
Asisten Yu hanya mengangkat bahunya acuh.
"Dia berada di ... "
Wajah Ghassan Al-zam berubah, dia berkata dengan dingin, "Bunuh dia."
Setelah mendapatkan apa yang diinginkan dari pihak lain, Ghassan Al-zam melenggang pergi diikuti oleh beberapa anak buahnya.
Asisten Yu mengangguk, kemudian dia menatap datar pihak lain, "Terima kasih, semoga kau tenang di alam sana."
Tepat setelah kata-kata itu keluar, dia mengeluarkan senjata api dan menembak kepala pria itu hingga hancur. Kemudian Asisten Yu berkata pada yang lain, "Bersihkan mayatnya."
......
Pada sore hari, Alden Godfrey berjalan ke sana kemari di dalam kamar, dia tengah memikirkan cara untuk melarikan diri dari sini.
Dalam lima hari, dia sudah berusaha untuk mencoba melarikan diri, tetapi pada akhirnya dia berhasil tertangkap yang menyebabkan kedua kaki dan tangannya di rantai.
Tiba-tiba langkahnya terhenti saat mengingat sesuatu yang membuat ekspresi wajah pemuda itu berubah hijau. Kemarin malam, dia berhasil keluar dari kamar, pada awalnya dia berniat akan melarikan diri melalui pintu belakang mansion, tetapi langkahnya terhenti saat dia melewati ruang dapur.
Dia mendengar suara vulgar dari ruangan tersebut, dengan rasa penasaran dia mencoba mengintip. Wajahnya langsung terkejut saat melihat dua orang pria tengah melakukan hubungan seks, yang membuat dia terkejut adalah dua pria itu tidak lain mantan kekasihnya dan dokter Lux.
Alden Godfrey mendengus dingin, dia beruntung berpisah dengan pria itu. Dia menduga bahwa ketika mereka masih belum menjadi sepasang kekasih, pria itu pasti sudah berhubungan seks dengan orang lain selain Roxie Rochester, teman dekat pihak lain.
Karena rasa penasaran tersebut, pada akhirnya dia berhasil tertangkap dan kembali dikurung.
Mengingat kejadian itu, dia menjadi waspada terhadap dokter Lux.
Kemudian dia mengambil ponsel miliknya yang berada dibawah bantal, beruntung benda itu tidak diketahui oleh Alex Turner.
"Sialan! Bagaimana aku bisa lupa bahwa besok adalah hari ulang tahun Suamiku." Alden Godfrey berkata dengan wajah kesal.
Dia kemudian mengetuk dagunya beberapa kali sambil memikirkan cara untuk melarikan diri dari sini.
Lima menit kemudian, dia menarik sudut bibirnya ketika sudah mendapatkan ide untuk melarikan diri. Dia memutuskan untuk beraksi pada malam hari.
Alden Godfrey melirik pada kamera pengintai di sudut ruangan, kemudian dia menyeringai dan memberikan jari tengah.
"F*CK YOU!"
Di sisi lain, Alex Turner terkekeh pelan melihat hal tersebut, "Bunny kau sangat lucu, Aku tidak sabar ingin menikah denganmu."
Kemudian dia beranjak bangun, dan keluar dari ruangan kerja. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk. Ketika dia membuka pesan tersebut, wajahnya berubah dingin.
Pesan tersebut mengatakan bahwa asisten pribadinya telah tertangkap oleh Ghassan Al-zam.
"Aku tidak menyangka pria tua itu masih hidup, seharusnya ku ledakkan saja mobilnya." Alex Turner mendengus marah.
......
Pada jam sembilan malam, pintu kamar terbuka, seorang pelayan masuk dengan membawa beberapa makanan ringan. Melihat itu, Alden Godfrey dengan semangat beranjak bangun.
Dia kemudian mengambil makanan tersebut, ketika pelayan itu akan kembali keluar dari kamar. Dia segera menghentikannya.
"Tunggu."
"Iya, Tuan? Apa anda perlu sesuatu?" Pelayan itu tersenyum tipis.
"Tidak. Aku ingin bertanya, biasanya apa yang dilakukan Tuan-mu?"
"Tuan Alex?"
Alden Godfrey memutar bola matanya malas, lalu mengangguk.
"Pada jam seperti ini Tuan Alex biasanya akan mengawasi anda melalui kamera. Tetapi, karena terjadi sesuatu, Tuan Alex sekarang sedang keluar."
"Ah, begitu." Alden Godfrey mengangguk paham.
Dia menarik sudut bibirnya, inilah saatnya untuk melarikan diri dari sini.
"Bisakah kau membantuku melepaskan rantai ini, aku ingin pergi ke kamar mandi." Alden Godfrey beranjak bangun.
"Baik Tuan." Pelayan itu kemudian mengeluarkan sebuah kunci, dia mendekati pemuda dan segera melepaskan rantai tersebut, yang terhubung dengan tempat tidurnya.
Karena rantai tersebut tidak mencapai kamar mandi. Jadi, pelayan itu harus melepaskan rantainya saat pihak lain ingin pergi ke kamar mandi.
Kemudian Alden Godfrey pergi ke kamar mandi, diikuti oleh pelayan tersebut. Pelayan itu hanya menunggu di depan pintu kamar mandi.
Dua menit kemudian, tiba-tiba dia mendengar suara teriakan dari dalam. Dengan wajah panik, pelayan itu langsung membuka pintu kamar mandi.
"Tuan ada apa? Kenapa anda berteriak?" Tanya pelayan itu.
Dengan wajah ketakutan, Alden Godfrey langsung mendekati pelayan itu dan berdiri di belakangnya. Kemudian dia menunjuk water closet.
"Disana ada tikus!"
"Benarkah? Bagaimana bisa ada tikus disini." Kata pelayan itu dengan wajah kebingungan.
Dengan penasaran, pelayan itu mendekati water closet. Dia mengerutkan alisnya saat melihat tidak ada apa pun di dalam sana.
"Tuan, tidak ada tikus di ... " Kata-katanya terhenti saat pelayan itu merasakan sebuah pukulan keras pada kepalanya hingga berdarah dan membuatnya jatuh tidak sadarkan diri.
Alden Godfrey menarik sudut bibirnya dan berkata, "Maaf, aku terpaksa harus melakukan seperti ini padamu untuk menyelamatkan diri."
Setelah mengatakan itu, dia melempar alat pembersih water closet. Kemudian dia segera keluar dari kamar mandi, sebelum keluar dari kamar. Dia merusak kamera pengintai terlebih dulu.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kesalahan (Tamat)
Ficção AdolescenteSuatu hari Alden Godfrey menemukan kekasihnya bermain dengan orang lain dibelakang. Dengan perasaan sakit hati, pemuda itu pergi mengunjungi bar. Dia berpikir bahwa mengunjungi bar adalah yang terbaik untuk menenangkan hati dan pikiran. Tetapi siapa...