Alden Godfrey tersentak kaget. Dia melirik ke belakang, dan bertanya dengan lembut. "Darimana suami mendapatkan ini?"
Dengan wajah tanpa ekspresi. Ghassan Al-zam menjawab dingin. "Saudara perempuan-ku yang memberikannya. Ini undangan dari wanita gila itu. Perusahaan ayahnya sedang ulang tahun hari ini."
"Apa maksudmu wanita gila itu, wanita yang datang kemari mengaku sebagai calon tunangan-mu?"
Ghassan Al-zam mengangguk pelan. Lalu dia menelusupkan wajahnya pada leher putih pemuda, dan bermain-main di sana.
"Ah." Alden Godfrey mengangguk paham. Kemudian dia meneliti undangan tersebut. Undangan itu dihiasi dengan pita dan pernak-pernik permata kecil. Dia memuji undangan tersebut. "Ini sangat cantik. Suami mengatakan bahwa ini adalah undangan dari wanita gila itu."
"Mn."
Alden Godfrey terdiam sejenak. Kemudian dia menarik sudut bibirnya, dan berkata. "Mari kita pergi bersama."
Ghassan Al-zam langsung mengangkat kepalanya. Dia mengerutkan alisnya dan berkata. "Aku tidak ingin datang. Tetapi jika bunny ingin pergi bersama. Aku akan ikut."
Alden Godfrey tersenyum lembut. Dia mengusap lembut kepalanya. "Kapan acaranya dimulai?"
"Mungkin malam ini."
"Baiklah. Kita pergi jam tujuh malam."
Kemudian Alden Godfrey kembali menaruh undangan tersebut pada tempat sampah. Dia membalikkan badannya. Dia baru menyadari bahwa pria tua itu hanya mengenakan celana tanpa atasan. Terlebih celana itu satu set dengan baju piyama yang dikenakannya.
Wajah Alden Godfrey memerah, melihat bentuk tubuh atletis pria tua itu. Dia kembali mengingat kejadian semalam.
Ghassan Al-zam menarik sudut bibirnya, saat melihat pandangan pemuda pada tubuhnya. Dia kemudian menarik pinggang pemuda agar mendekat. Lalu berbisik pada telinganya dengan suara rendah. "Apa bunny menyukai bentuk tubuhku? Mn."
Kedua tangan Alden Godfrey sudah memegang lengan atas pria tua itu. Dia sedikit mengerang saat pihak lain menjilati dan menggigit pelan telinganya.
Dengan malu pemuda itu mengangguk pelan. "Aku menyukainya, apa suami selalu melakukan olahraga?"
Ghassan Al-zam tertawa rendah. Dia mengangguk dan menatap lembut pemuda. Lalu berkata. "Tidak terlalu. Hanya ketika ada waktu luang, suami akan pergi gym."
Alden Godfrey mengangguk paham. Tiba-tiba dia terkejut saat pihak lain mengangkatnya, dan menundukkan di meja pantry. Lalu pria tua itu mengungkungnya.
"Bunny, morning sex?"
Alden Godfrey tertegun. Dia menatap wajah pihak lain yang terlihat bahagia. Dia ingin menolaknya, karena tubuhnya masih merasa sakit. Tetapi melihat wajah pihak lain yang terlihat begitu bahagia menatapnya. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengangguk pelan.
Ghassan Al-zam tersenyum lebar. Begitu dia akan mencium bibir mungil itu, pemuda menahannya. Dia menaikkan salah satu alisnya.
"Ada apa?"
"Haruskah di sini?"
"Apa bunny tidak suka disini?" Wajah pria tua itu cemberut, dan kepalanya tertunduk.
Alden Godfrey tertegun. Dia buru-buru berkata. "Tidak. Baiklah mari kita lakukan morning sex disini, kemarilah."
Wajah Ghassan Al-zam kembali ceria. Dia langsung mencium bibir mungil pemuda dengan agresif dan dalam. Hingga beberapa saat terdengar suara-suara vulgar di ruangan dapur.
......
Siang hari, di toko Bunny's smile. Alden Godfrey menatap datar seorang pemuda. Dia berkata dingin. "Apa yang kau lakukan disini?"
Alex Turner tertawa rendah, dan berkata. "Aku hanya ingin makan kue disini. Bisakah, bunny menemani-ku?"
Alden Godfrey memutar bola matanya malas. "Tidak. Aku tidak punya banyak waktu. Suamiku sudah menunggu-ku."
Alex Turner tidak menanggapi. Wajahnya terlihat murung. Dia dengan tidak semangat kembali duduk.
Alden Godfrey melihat hal tersebut. Menghela nafas kasar. Dia kemudian memanggil Keyla Mehdawi, dan menyuruhnya untuk segera membawakan kue untuk pemuda itu.
Tanpa mengatakan apapun lagi. Dia langsung bergegas pergi keluar dari tokonya sambil membawa kotak makan siang. Alex Turner menatapnya dengan dingin. Kedua tangannya mengepal.
"Bunny, apa kau berpikir aku akan menyerah padamu? Tidak akan." Alex Turner tertawa dingin. Wajahnya kembali berubah ketika Keyla Mehdawi datang membawa pesanan.
"Terima kasih." Alex Turner tidak peduli bahwa pihak lain tidak menanggapi. Setelah kepergian pihak lain, wajahnya kembali berubah dingin.
Dia menikmati kue-kue tersebut dengan suasana hati yang buruk. Dia datang kemari hanya untuk melihat kelincinya, tetapi pihak lain pergi. Membuatnya menjadi sangat kesal.
Di perusahaan Astra Light. Alden Godfrey mengetuk pintu ruang kerja suaminya. Merasa tidak ada yang menyahut. Dia berinsiatif untuk membuka pintu tersebut, mengerutkan alisnya saat melihat tidak ada pihak lain di dalam.
Dalam benaknya bertanya-tanya. Apa pria tua itu keluar? Atau melakukan meeting? Tanpa berpikir panjang. Dia segera masuk ke dalam, tetapi begitu dia masuk. Tiba-tiba seseorang membalikkan tubuhnya, dan langsung mencium bibirnya dengan agresif tetapi terkesan lembut.
Pada awalnya Alden Godfrey berpikir itu orang lain. Sehingga dia menjadi panik dan ingin mendorongnya dengan kasar, tetapi begitu dia menghirup aroma dari tubuh orang tersebut. Dia kembali tenang, dan mengalungkan lengannya pada leher orang tersebut. Membalas ciumannya.
Keduanya melakukan adegan seperti itu, memakan waktu lima menit. Alden Godfrey menepuk lembut bahu pria tua itu. Merasa pihak lain kekurangan oksigen. Ghassan Al-zam melepaskan ciumannya.
"Apa bunny terkejut?" Bisik Ghassan Al-zam dengan suara dalamnya.
Dengan nafas memburu. Alden Godfrey mengangguk pelan. Dia menepuk pelan dada bidang pria tua itu, sambil berkata dengan wajah cemberut. "Sangat mengagetkan. Jangan seperti itu. Aku berpikir itu orang lain."
Ghassan Al-zam terkekeh pelan. Kedua lengannya masih bertengger di pinggang ramping pemuda. Dia mengecup pelan bibir pemuda, dan berkata. "Tidak ada yang berani masuk kemari. Jika ada orang lain masuk, aku akan membunuhnya. Hanya bunny yang boleh masuk."
Alden Godfrey tersenyum lembut. Dia mengusap lembut kedua pipinya.
"Baiklah. Mari kita makan siang."
Ghassan Al-zam mengangguk pelan. Dengan lembut dia memegang tangan pemuda dan membantunya untuk duduk.
Pada saat Alden Godfrey duduk di sofa dan meletakkan kotak makan siang pada meja. Tiba-tiba dia dikejutkan dengan pihak lain yang langsung mengungkungnya.
Alden Godfrey mengerutkan alisnya, menatap bingung.
"Suami ada apa?"
"Suami ingin memakan bunny setiap hari, bolehkah?" Ghassan Al-zam menatap pemuda dengan pandangan lembut tetapi sedikit intens.
Alden Godfrey tertegun sejenak. Kemudian dia tertawa ringan. Dia langsung mengalungkan lengannya pada leher pihak lain.
"Jika suami ingin seperti itu. Apakah aku berani menolak?"
Wajah Ghassan Al-zam langsung bahagia. Dia melengkungkan bibirnya dengan lebar. Tanpa mengatakan apapun. Dia langsung mencium bibir pemuda dengan dalam.
Tetapi pihak lain langsung mendorongnya pelan. Ghassan Al-zam mengerutkan alisnya, menatap bingung.
"?"
"Kita makan siang terlebih dulu."
Wajah Ghassan Al-zam menjadi suram. Dengan patuh, dia mengambil kotak makan dan membukanya. Sedangkan Alden Godfrey hanya tersenyum tipis melihat hal tersebut.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kesalahan (Tamat)
Roman pour AdolescentsSuatu hari Alden Godfrey menemukan kekasihnya bermain dengan orang lain dibelakang. Dengan perasaan sakit hati, pemuda itu pergi mengunjungi bar. Dia berpikir bahwa mengunjungi bar adalah yang terbaik untuk menenangkan hati dan pikiran. Tetapi siapa...