Bab 08 : Kencan pertama

11.6K 795 5
                                    

Pada akhir pekan. Sinar mentari memasuki sela-sela jendela kamar. Terlihat seorang pria yang masih tertidur dengan memakai kaos tanpa lengan.

Tidak lama kemudian. Pintu kamar terbuka. Seorang pemuda masuk ke dalam. Hal pertama yang dilakukan pemuda itu adalah membuka gorden jendela agar sinar mentari bebas memasuki kamar.

Ghassan Al-zam terusik dalam tidurnya, ketika sinar mentari mengenai wajah. Tangan satu pria itu terangkat, mencoba untuk menghalangi sinar mentari dari wajahnya.

Alden Godfrey tersenyum melihat hal tersebut. Kemudian dia mendekati pihak lain. Dia mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur.

Pemuda itu dengan pelan menepuk pipi pihak lain, dan berkata. "Suami, bangun ini sudah siang."

"Mn." Pria itu hanya bergumam. Kemudian dia menarik Alden Godfrey dengan matanya yang masih terpejam, sehingga membuat pemuda jatuh di atas tubuhnya.

Wajah Alden Godfrey memerah saat merasakan tubuh atletis pihak lain. Kemudian dia menatap wajah pihak lain.

Alden Godfrey mengamati wajah tersebut. Dalam hatinya dia berkata, sambil menyentuhnya dengan lembut.

Kenapa dia sangat tampan? Pasti banyak wanita atau pria yang menginginkannya. Aku sangat beruntung menikah dengannya.

"Sudah puas menatap wajahku?" Suara Ghassan Al-zam terdengar dalam dan sedikit serak.

Alden Godfrey tersentak. Kemudian dia tersenyum, dan berkata. "Kau sudah bangun. Cepat bersihkan dirimu. Bukankah kita akan pergi berkencan?"

"Mn."

Ghassan Al-zam membuka matanya perlahan. Kemudian dia tersenyum lembut, menatap pihak lain. Lalu berkata. "Apa kau sudah mandi?"

"Tentu saja, aku sudah mandi. Hari ini aku bersemangat untuk berkencan denganmu." Alden Godfrey tersenyum lebar menampilkan gigi kelinci.

Ghassan Al-zam tertegun. Kedua telinganya memerah. Dia berdehem pelan, dan berkata. "Baiklah, aku akan mandi."

Alden Godfrey mengangguk. Pada saat dia akan beranjak, pihak lain langsung menahannya. Dia langsung menatap bingung.

Lalu bertanya. "Ada apa?"

"Bukankah, di pagi hari seorang istri akan mencium suaminya." Ghassan Al-zam berkata pelan, sambil memalingkan wajahnya. Kedua telinga pria itu sudah memerah.

Alden Godfrey tertegun. Kemudian dia tertawa kecil. Lalu berkata. "Baiklah, dimana aku harus menciumnya?"

Ghassan Al-zam tidak menanggapi. Dia masih memalingkan wajahnya.

Alden Godfrey tersenyum lembut. Dia langsung memegang rahang pihak lain, agar menghadapnya. Setelah itu, pemuda itu dengan lembut mencium kedua pipinya.

"Apa sudah cukup?"

"Mn."

"Baiklah. Sekarang pergi mandi." Alden Godfrey menepuk pelan dada bidang pria itu. Kemudian dia segera beranjak, dan keluar dari kamar.

Ghassan Al-zam tersenyum. Dia memegang kedua pipinya. Setelah itu, dengan terburu-buru dia menyibakkan selimutnya dan langsung berlari menuju kamar mandi.

......

"Kemana kita akan pergi?" Ghassan Al-zam bertanya dengan lembut, sambil melirik pemuda.

Alden Godfrey berpikir sejenak, sambil mengetuk dagunya. Setelah itu, dia berkata. "Mungkin kita bisa pergi ke taman hiburan?"

"Tentu." Ghassan Al-zam kemudian segera menjalankan mobilnya.

Alden Godfrey tersenyum bahagia. Suasana hatinya benar-benar bahagia hari ini. Sebelumnya, ketika dia berkencan dengan mantan kekasihnya. Dia tidak pernah merasakan perasaan bahagia seperti ini. Ini adalah pertama kalinya.

Satu Kesalahan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang