Alden Godfrey terdiam ketika dia sudah selesai membaca sebuah buku diary milik Alex Turner, ternyata sudah sejak lama pemuda itu menyukainya.
Dan itu dikatakan bahwa pihak lain menyukai dirinya saat masih kecil. Dia mengerutkan wajahnya, kebingungan. Apa itu artinya mereka sudah bertemu sebelumnya? Bukankah dia dan Alex Turner baru bertemu saat sekolah menengah pertama?
Memikirkan hal tersebut, membuatnya sedikit pusing. Mungkinkah yang dikatakan pemuda itu benar, karena dia memiliki ingatan buruk itu sebabnya dia tidak mengingatnya.
Jika itu benar, pantas saja pemuda itu terobsesi pada dirinya. Alden Godfrey menghela nafas berat, kemudian dia keluar dari ruangan tersebut.
Dia kembali mengamati ruangan bawah tanah itu, terkadang pemuda itu akan menyentuh senjata. Tiba-tiba pandangannya tidak sengaja menangkap sebuah tirai berwarna hitam. Dia mendekati tirai tersebut.
Dengan penasaran dia membuka tirai tersebut, wajahnya langsung terkejut melihat sebuah sangkar besi dibaliknya, yang membuatnya semakin terkejut adalah terdapat seorang pemuda yang berada di dalam sangkar besi tersebut.
Penampilan pemuda itu sangat menyedihkan, tubuh yang kurus kering, kulitnya berwarna pucat, dan terdapat beberapa luka lebam pada tubuhnya.
Dia mendekat, kemudian mengetuk pelan sangkar tersebut agar pihak lain terbangun.
Pemuda itu mulai terbangun, wajahnya sedikit linglung sejenak. Saat tatapan matanya bertemu dengan Alden Godfrey, mata pemuda membulat begitu pun dengan Alden Godfrey.
"Roxie?" Alden Godfrey mendekati sangkar tersebut. "Apa yang terjadi dengan-mu?"
Dia tidak menyangka bahwa pemuda itu adalah Roxie Rochester, teman kecil Alex Turner. Dia tidak mengerti kenapa Alex Turner mengurung pemuda itu?
Alden Godfrey merasa kasihan dengan penampilan pemuda itu sekarang, sangat menyedihkan. Berbeda saat pertama kali dia bertemu dengan pemuda itu, cukup tampan dan manis, kulit bersih dan tubuhnya sedikit berisi, tetapi sekarang ...
Entah apa yang dilakukan Alex Turner pada pemuda itu?
Roxie Rochester tidak menanggapi pertanyaan tersebut, dia berkata dengan lemah, "A-alden maafkan aku. Sejujurnya aku tidak berniat menghancurkan hubungan mu dengan Alex. Sebelum kalian menjadi sepasang kekasih, aku dan Alex sering melakukan hubungan seks, tetapi atas paksaan pemuda itu."
Roxie Rochester menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian kembali melanjutkan perkataannya, "Kau adalah cinta pertamanya, dia selalu menceritakan tentangmu padaku. Mungkin kau tidak ingat, bahwa kalian pernah bertemu saat masih kecil. Dia seorang hypersex, itu sebabnya pemuda itu selalu meminta padaku."
"Jika aku menolak, dia mengancam-ku akan menghancurkan keluargaku, dia tahu bahwa keluargaku bergantung padanya. Setelah kalian menjadi sepasang kekasih, dia tidak pernah meminta melakukan hal seperti itu lagi, aku merasa lega walaupun hatiku sangat sakit, karena orang yang aku suka menyukai orang lain."
Roxie Rochester merubah posisi duduknya, menyandarkan tubuhnya pada sangkar besi, lalu kembali berkata, "Hingga suatu hari, dia tiba-tiba meminta ingin melakukan seks padaku, aku menolaknya dengan keras karena memikirkan perasaanmu. Tetapi dia kembali mengancam-ku, pada akhirnya aku tidak bisa menolak. Dan pada akhirnya hubungan kalian berdua hancur."
"Pemuda itu selalu menyalahkan-ku, itu sebabnya aku dikurung di sini, terkadang dia akan memukuliku ketika suasana hatinya tidak begitu baik, yang membuat aku kecewa padanya adalah aku dijadikan budak seks oleh para anak buahnya atas perintahnya. Itu yang membuatku menjadi membenci manusia gila seperti dia. Maafkan aku, Alden."
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kesalahan (Tamat)
Teen FictionSuatu hari Alden Godfrey menemukan kekasihnya bermain dengan orang lain dibelakang. Dengan perasaan sakit hati, pemuda itu pergi mengunjungi bar. Dia berpikir bahwa mengunjungi bar adalah yang terbaik untuk menenangkan hati dan pikiran. Tetapi siapa...