Bab 32 : Déjà vu

13.4K 688 61
                                    

Sepuluh bulan kemudian.

Setelah kejadian penculikan, Ghassan Al-zam semakin protektif terhadap pemuda. Dia bahkan memberikan sepuluh bodyguard padanya. Dia juga memperketat penjagaan mansion.

Saat ini mereka sudah membeli sebuah mansion megah dan besar.

Di sebuah kamar, suara tangisan bayi laki-laki membangunkan seorang pria tua. Pria itu beranjak bangun dan mendekati keranjang bayi, tetapi pria tua itu hanya menatapnya dengan wajah mengantuk.

Tidak lama kemudian, pintu kamar terbuka, seorang pemuda masuk ke dalam. Dia memutar bola matanya, melihat suaminya itu. Bukannya menenangkan anaknya, pria tua itu hanya memerhatikan tanpa berbuat sesuatu.

Dengan wajah kesal, Alden Godfrey langsung menarik telinganya, membuat pria tua itu tersentak kaget.

"Kenapa hanya diam? Anakmu menangis." Alden Godfrey mengambil bayi tersebut, dan menggendongnya.

Pemuda itu kemudian memberikan botol susu pada bayi tersebut, bayi itu kembali menjadi tenang.

Ghassan Al-zam berkata dengan cemberut, "Aku tidak tahu harus berbuat apa, bunny. Aku juga tidak tahu caranya menggendong bayi dengan benar."

Alden Godfrey memutar bola matanya malas, dia berkata, "Kau bisanya cuma membuatnya saja."

Ghassan Al-zam tertawa rendah, kemudian dia beranjak dan memeluk pemuda dari belakang.

"Kalau begitu, bagaimana kita membuat lagi?"

Alden Godfrey langsung memberikan pandangan dingin pada pria tua itu. Pihak lain langsung menelan ludahnya, dengan terburu-buru dia masuk ke dalam kamar mandi.

"Aku akan pergi mandi."

Alden Godfrey menggelengkan kepalanya, lalu dia menatap anaknya dan tersenyum.

"Sayang, Daddy-mu sungguh konyol."

......

"Apa bunny yakin tidak ingin ikut denganku?" Ghassan Al-zam bertanya sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Tidak. Bukankah suami hanya pergi selama sepuluh hari?"

"Itu benar. Tetapi, di sana aku pasti akan merindukan bunny." Wajah Ghassan Al-zam cemberut.

Pemuda terkekeh geli, dia berkata, "Aku juga pasti akan merindukan suami. Jadi, jangan bermain dengan orang lain saat di sana, mengerti."

"Baiklah. Aku tidak akan."

"Aku akan memberikan tiga permintaan, setelah suami menyelesaikan pekerjaan di sana."

"Benarkah?"

Alden Godfrey mengangguk.

Wajah Ghassan Al-zam menjadi cerah, dia menarik sudut bibirnya. Pikirannya langsung merujuk pada adegan erotis.

Tiga permintaan. Mungkin aku akan meminta menambah lima anak lagi.

Yang kedua, aku akan meminta agar setiap hari bisa berhubungan seks.

Ghassan Al-zam tersenyum mesum saat memikirkan permintaan yang ketiga, bagaimana jika dia meminta istri kecilnya selama satu bulan memakai pakaian kelinci.

Itu terdengar bagus. Membayangkan saja membuatku ingin memakan kelinci itu.

Alden Godfrey mengerutkan alisnya, melihat suaminya tersenyum tidak jelas sambil memandang dirinya dengan tatapan yang menurutnya aneh.

Kemudian dia langsung melempar sendok makan, tepat mengenai keningnya.

"Suami, jangan melamun. Cepat selesaikan makannya, bukankah suami berangkat hari ini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Satu Kesalahan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang